Dalam dunia jurnalistik ada berbagai macam pendekatan untuk mendapatkan kutipan atau jawaban tambahan dari seorang narasumber. Ada yang direncanakan dengan matang, ada juga yang dilakukan secara spontan dan langsung atau disebut dengan istilah doorstop interview atau door-stepping.
Teknik ini menggunakan pendekatan secara spontan kepada narasumber yang sedang berpindah tempat, misalnya saat keluar gedung atau berada di pintu masuk/keluar acara, tanpa pemberitahuan sebelumnya. Metode ini menuntut respons cepat dari narasumber dan ketajaman pertanyaan dari wartawan agar mendapatkan pernyataan langsung yang relevan dan menarik media.
Walaupun terkesan agresif, doorstop interview menjadi strategi yang banyak digunakan dalam dunia pers karena memiliki potensi untuk memperoleh kutipan eksklusif secara cepat.
Namun, teknik ini juga menyimpan tantangan etis dan praktis, terutama dalam menjaga hak dan privasi narasumber, serta memastikan tanggapan yang spontan tetap kredibel. Di artikel ini, RadVoice Indonesia akan membahas definisi, tujuan, kelebihan dan kekurangan, serta tips praktis dalam melakukan doorstop interview.
Pengertian Doorstop Interview

Dilansir dari Stories, doorstop interview adalah wawancara secara spontan dan informal, yang dilakukan ketika narasumber sedang berjalan keluar dari tempat acara atau di sekitar pintu masuk atau keluar gedung.
Dalam literatur jurnalistik internasional, doorstop atau doorstepping merujuk pada usaha memperoleh wawancara atau rekaman langsung tanpa pengaturan sebelumnya, dengan harapan bisa mendapatkan jawaban narasumber secara spontan.
Media Helping Media menggambarkan pendekatan ini berada di garis tipis antara sesuatu yang lumrah dalam dunia jurnalistik namun juga berpotensi melanggar privasi. Penggunaan istilah “doorstop interview” juga sering menyiratkan ekspektasi bahwa sebagian jawaban akan digunakan sebagai kutipan singkat (soundbite) dalam liputan berita.
Baca juga: Panduan Etika dalam Doorstop untuk Jurnalis
Tujuan dan Fungsi Doorstop Interview

Menurut Stories, doorstop interview berfungsi sebagai alat komunikasi yang menyerap momen cepat dan fleksibel dalam hubungan media. Pada wartawan dan narasumber, doorstop interview memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda.
Untuk Wartawan / Media
- Mendapatkan Pernyataan Cepat
Doorstop interview memungkinkan wartawan untuk memperoleh tanggapan langsung tanpa menunggu jadwal wawancara formal. Ini berguna ketika isu berkembang cepat dan wartawan membutuhkan konfirmasi segera dari narasumber. - Mengejar Narasumber Sulit Dijangkau
Bila narasumber enggan diwawancarai atau sulit dihubungi, teknik doorstop bisa menjadi kesempatan untuk mendapatkan respons. - Efek Visual dan Dramatis
Bagi media TV atau media yang mengedepankan konten visual, perekaman spontan di tempat publik menciptakan kesan “diambil dari lapangan secara nyata,” yang bisa menarik perhatian pemirsa.
Untuk PR/Narasumber
- Menunjukkan Keterbukaan
Bila narasumber atau institusi bersedia menjawab doorstop dari media, mereka bisa memperlihatkan citra terbuka kepada publik, bahwa tak ada yang disembunyikan dari isu yang berkembang. - Kontrol Citra Publik
Dalam beberapa kasus, pihak PR akan mengatur kata kunci tertentu, agar narasumber siap menjawab, sehingga meskipun spontan, jawaban tetap terarah. - Memanfaatkan Momentum
Ketika isu atau peristiwa tengah hangat, doorstop interview memungkinkan institusi ikut merespons dengan cepat, sebelum narasumber dikritik karena diam.
Baca juga: 4 Tips Sukses Wawancara Doorstop, Wartawan Wajib Tahu!
Kapan dan Di Mana Doorstop Interview Dilakukan?

Doorstop interview memang dilakukan secara spontan. Akan tetapi, wartawan tetap harus memperhatikan etika ketika akan melakukannya. Lalu, kapan dan di mana doorstop bisa dilakukan? Berikut ringkasannya.
Waktu
- Di luar sesi acara formal: Misalnya ketika narasumber akan keluar ruangan konferensi, ruang sidang, kantor pemerintahan.
- Saat mobilitas publik: Ketika politisi atau pejabat melakukan pergerakan di ruang publik (bandara, halaman gedung, area parkir).
- Di luar jam kerja atau saat tak terduga: Wartawan bisa mendatangi kediaman narasumber jika ada isu kuat yang relevan. Namun, tindakan ini sangat sensitif dari sisi etika dan privasi.
Lokasi
- Pintu masuk/keluar gedung
- Tengah area acara (lobby, koridor, halaman luar gedung)
- Di luar rumah atau tempat tinggal pribadi (meskipun ini sering menjadi area abu-abu karena adanya potensi pelanggaran privasi)
- Tempat transisi publik, misalnya di awal acara ketika narasumber berjalan ke mobil atau tempat pertemuan berikutnya.
Meski bisa dilakukan di beberapa tempat dan waktu, Media Coach memperingatkan risiko jika melakukan doorstop interview di lingkungan pribadi misalnya di rumah kediaman narasumber. Anda harus sangat berhati-hati karena dapat menimbulkan kesan mengejar-ngejar orang di rumah mereka sendiri. Hal ini tentunya dapat memunculkan citra intimidatif atau invasif.
Wartawan juga harus mempertimbangkan etika dan batas privasi, meskipun tekanan redaksi mendesak seringkali mendorong praktik agresif.
Dengan demikian, lokasi dan waktu ideal untuk doorstop interview sebaiknya berada di ruang publik atau area acara, bukan di lingkungan rumah tangga, kecuali pertimbangan etika sangat matang.
Kelebihan dan Kekurangan Doorstop Interview

Sebelum memahami kelebihan dan kekurangannya, penting untuk diingat bahwa doorstop interview adalah metode yang sangat bergantung pada konteks dan kesiapan kedua pihak, jurnalis dan narasumber.
Teknik ini bisa menjadi alat yang ampuh untuk memperoleh informasi cepat dan aktual, tetapi juga bisa menimbulkan risiko jika tidak dilakukan secara etis dan profesional.
Berikut adalah berbagai kelebihan dan kekurangan doorstop interview yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk menggunakannya dalam strategi komunikasi atau peliputan berita.
Kelebihan
- Respon Cepat dan Aktual
Karena doorstop dilakukan secara spontan, media bisa menyajikan tanggapan terkini yang sangat relevan dengan isu berjalan. - Kesempatan Mendapat Jawaban dari Narasumber
Jika narasumber sulit dijangkau melalui kanal resmi, doorstop bisa menjadi jalan alternatif. - Menunjukkan Citra yang Transparan dan Terbuka
Bagi institusi, kesiapan narasumber menjawab di momen spontan bisa mencitrakan transparansi dan keterbukaan kepada publik dalam menanggapi sebuah isu. - Momentum Media dan Eksposur Tinggi
Wawancara narasumber secara spontan memiliki daya tarik visual, dapat memperkuat konten liputan, juga memperlihatkan fakta di lapangan.
Kekurangan
- Kurangnya Persiapan
Narasumber dan wartawan mungkin memiliki sedikit waktu untuk melakukan riset mendalam, sehingga jawaban bisa kurang matang atau “gagal” secara komunikatif. Stories menyebut bahwa sedikitnya persiapan adalah kekurangan utama teknik doorstop interview. - Kerentanan Terhadap Kesalahan Pernyataan
Dalam tekanan waktu, narasumber bisa mengeluarkan kata-kata yang salah atau disalahartikan oleh media, yang berpotensi merusak citra narasumber atau institusi. - Potensi Pelanggaran Privasi dan Etika
Pendekatan mendadak di tempat pribadi bisa dianggap sebagai pelanggaran privasi atau bahkan intimidasi. - Respons Defensif atau Menghindar
Narasumber mungkin menolak menjawab atau memberikan jawaban singkat seperti, “no comment”, yang bisa membuat liputan kurang substansial. - Dampak Negatif Jika Tidak Ditangani Baik
Tanpa penyampaian yang tepat, doorstop interview bisa berubah menjadi blunder. - Pengeditan Media Bisa Memutar Makna
Karena media memilih potongan kutipan (soundbite), jawaban bisa menjadi tidak lengkap sehingga makna terseret ke dalam konteks yang tidak diinginkan.
Baca juga: Panduan Persiapan Sesi Doorstop: 7 Checklist Penting untuk PR
Tips Melakukan Doorstop Interview

Berikut beberapa tips melakukan wawancara dan strategi agar doorstop interview lebih efektif dan tetap etis dilansir dari berbagai sumber:
1. Siapkan Riset Cepat dan Sasaran Pertanyaan
Sebelum Anda melakukan doorstop interview, lakukan riset cepat tentang siapa narasumbernya, posisi mereka, serta isu yang sedang hangat. Meskipun waktunya pendek, mengetahui konteks isu akan memperbesar peluang mendapatkan jawaban yang relevan. Hal ini penting agar Anda tidak tampak hanya “mengejar jawaban” dari narasumber tanpa relevansi.
2. Hormati Privasi dan Hak Menolak Narasumber
Dalam doorstop interview, narasumber sering berada di luar setting wawancara formal. Kondisi ini seringkali membuat situasi lebih sensitif terutama soal privasi dan tekanan saat wawancara.
Media Helping Media menyebutkan bahwa doorstop bisa dilakukan jika Anda tidak mendapatkan jawaban dari kanal resmi. Namun perlu diingat, narasumber tetap punya hak untuk menolak memberikan jawaban.
Sebagai jurnalis Anda perlu tetap memberi ruang bagi narasumber untuk menolak atau meminta waktu, serta tidak melakukan tindakan yang terasa mengintimidasi.
3. Ajukan Pertanyaan Singkat, Jelas dan Relevan
Karena setting doorstop biasanya terbatas (waktu, tempat, dan kondisi), ajukan pertanyaan yang langsung ke inti isu, dalam bentuk yang mudah dimengerti, dan hindari pertanyaan panjang yang membuat narasumber menghindar.
Misalnya: “Bisakah Anda jelaskan ke publik kenapa keputusan itu diambil hari ini?” Dengan demikian Anda memaksimalkan peluang mendapatkan kutipan langsung.
4. Jaga Sikap dan Bahasa Tubuh Profesional
Walaupun wawancara dilakukan secara spontan, sikap Anda tetap mencerminkan profesi jurnalis. Jaga nada suara, kontak mata, dan hindari gestur yang terlalu agresif atau mengejar.
The Media Coach memperingatkan bahwa “doorstepping” yang dilakukan dengan nada mengejek atau memperolok narasumber bisa berbalik menjadi blunder.
Sikap profesional akan menciptakan suasana yang lebih kondusif dan memungkinkan jawaban yang lebih terbuka dari narasumber.
5. Verifikasi Jawaban dan Penutup
Setelah narasumber memberi tanggapan, pastikan Anda mendengar dengan baik dan bila perlu ulangi atau ringkas poin pentingnya, untuk memastikan Anda tidak salah kutip. Kemudian, tutup wawancara dengan ucapan terima kasih atau tawarkan kepada narasumber untuk klarifikasi ulang jika diperlukan.
Verifikasi ini penting karena dalam liputan cepat risiko kesalahan kutipan semakin tinggi. Akurasi tetap harus dijaga walaupun metode cepat digunakan.
Penutupan yang sopan juga membantu menjaga hubungan jangka panjang dengan narasumber dan memberi kesan profesional.
Dengan menerapkan tips tersebut, doorstop interview bisa dilakukan secara lebih terkontrol dan bertanggung jawab.
Kesimpulan

Doorstop interview adalah teknik wawancara spontan yang digunakan wartawan untuk menghadang narasumber di pintu atau saat berpindah lokasi, dengan tujuan memperoleh respons langsung dan relevan.
Teknik ini menawarkan kecepatan dan akses, terutama ketika narasumber sulit dijangkau atau isu berkembang cepat. Namun, teknik ini mengandung risiko etis dan praktis, seperti kurangnya persiapan, potensi pelanggaran privasi, dan kemungkinan mendapatkan jawaban defensif.
Jika ingin menggunakan doorstop interview, penting untuk memahami batasannya, mempersiapkan pesan kunci, menjaga etika dan memperhatikan situasi. Dengan persiapan mental dan strategi komunikasi yang tepat, teknik ini bisa menjadi alat efektif untuk menjaga relevansi media dan citra institusional.
Apabila Anda membutuhkan konsultasi dengan keahlian strategi konten dan rilis berita untuk meningkatkan citra brand perusahaan, tim RadVoice siap membantu Anda!
