Era digitalisasi saat ini sudah semakin berkembang, terutama dengan kehadiran artificial intelligence (AI) yang dalam beberapa tahun terakhir memberikan dampak cukup signifikan di berbagai bidang.
Anda bisa menemukan berbagai konten yang dibuat dengan menggunakan kecanggihan AI termasuk gambar visual, suara, hingga tulisan.
Meski dianggap sebagai salah satu kemajuan di bidang teknologi, tetapi kehadiran AI juga memiliki sisi kontroversial.
Dalam dunia komunikasi, para penulis kini dihadapkan pada tantangan berupa ‘persaingan’ dengan konten tulisan yang dihasilkan oleh AI.
Keaslian tulisan sering dipertanyakan, apakah merupakan hasil buah pikir penulisnya atau dibuat dengan menggunakan teknologi AI?
Tapi Anda tetap bisa mendeteksi tulisan yang dibuat dengan menggunakan AI. Ada beberapa tips dan tools gratis yang membantu Anda dalam mengecek keaslian tulisan. Simak ulasannya yang dirangkum RadVoice Indonesia berikut ini.
Baca juga: 7 Tips Membuat Konten dari Trending Topic agar Tetap Autentik
Apa Itu Tulisan AI?

Dilansir LearnG2, tulisan AI adalah konten berupa teks yang dihasilkan oleh chatbot tools AI seperti ChatGPT, Claude, atau Gemini. Biasanya tulisan dihasilkan secara anonim atau dibuat tanpa adanya campur tangan manusia, baik ide, pengembangan argumen, atau gaya unik penulis.
Meskipun sangat membantu dalam produktivitas dan efisiensi, penggunaan AI dalam tulisan juga menimbulkan tantangan terkait orisinalitas, etika konten, dan kualitas. Bahkan di dunia jurnalistik, penggunaan AI saat ini sudah cukup berkembang.
Kehadiran AI di dunia komunikasi dan jurnalistik memang tak lepas dari perkembangan era digital. Dengan kemudahan akses internet, konten tulisan AI bisa didapati pada postingan blog, esai, deskripsi produk, salinan SEO, dan bahkan balasan layanan pelanggan.
“Sekarang AI dipakai di seluruh tahapan produk jurnalistik, dari setiap tahapan produksi sampai distribusi produk jurnalistik,” kata Nenden Sekar Arum, direktur eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), dalam wawancaranya bersama RadVoice.
Dikutip dari Tempo, sejak diluncurkan pada 2022, ChatGPT sebagai salah satu tools AI yang bisa memproduksi konten tulisan, dipandang sebagai alat yang mempermudah pekerjaan manusia dalam berbagai bidang.
Namun, di sisi lain, banyak juga yang merasa khawatir dengan potensi teknologi ini yang dapat menggantikan pekerjaan manusia, khususnya dalam hal pembuatan konten atau tulisan.
Baca juga: 10 Cara Membuat Judul Artikel yang Menarik, Lengkap dengan Contohnya
Contoh Tulisan yang Dibuat AI vs Manusia

Berikut adalah contoh dan perbandingan antara tulisan yang dibuat AI dan manusia.
Tulisan dibuat AI:
Penting untuk dipahami bahwa produktivitas tidak hanya bergantung pada waktu kerja yang panjang, tetapi juga pada kemampuan seseorang mengelola energi dan fokus. Dengan menerapkan strategi yang tepat, seperti menetapkan prioritas dan menjaga keseimbangan hidup, setiap individu dapat mencapai kinerja maksimal secara berkelanjutan.
Ciri khasnya:
- Bahasa sangat rapi dan formal.
- Tidak ada opini atau pengalaman pribadi.
- Kalimatnya panjang, terstruktur sempurna, dan terasa “netral”.
- Tidak ada emosi atau narasi alami, hanya penyampaian konsep umum.
- Cocok sebagai contoh tulisan hasil AI karena terasa “generik” dan halus.
Tulisan dibuat manusia:
Pengalaman menyaksikan konser Blackpink yang begitu fenomenal menjadi sebuah motivasi bagi saya untuk bekerja lebih giat dan lebih fokus. Memiliki hobi ternyata bisa meningkatkan produktivitas saya dalam bekerja.
Ciri khasnya:
- Ada unsur berupa pengalaman pribadi
- Gaya bahasa lebih cair dan bercerita, tidak kaku.
- Mengandung refleksi dan pengalaman nyata.
- Ada dinamika emosi dan perubahan sudut pandang.
- Tidak semua kalimat “sempurna”, tapi tetap terasa orisinil.
8 Cara Mendeteksi Tulisan AI

Kecanggihan AI dalam memproduksi konten tulisan masih bisa kita deteksi dengan melakukan beberapa langkah, seperti dilansir dari berbagai sumber berikut ini:
1. Periksa Pola Bahasa dan Gaya Penulisan
Dikutip dari East Central Edu, tulisan AI sering menampilkan gaya yang sangat konsisten, pilihan kata yang agak baku, dan jarang muncul “kesalahan manusiawi”, misalnya typo atau penggunaan tanda baca yang kurang tepat.
Menurut East Central Edu, jika seseorang yang biasanya kesulitan dalam menulis, misalnya saat menggunakan grammar dan pengejaan, tiba-tiba tulisannya menjadi sangat sempurna, itu bisa jadi sebuah tanda mereka menggunakan AI.
Dalam banyak kasus, tanpa prompt khusus, konten yang dihasilkan AI terasa ‘kering’ dan sangat datar. Konten tersebut tidak selalu memiliki tone atau gaya penulisan yang jelas. Ini karena AI biasanya memberikan respons otomatis ketika ditanya, misalnya “tulis paragraf tentang manfaat AI bagi pekerja pengetahuan.”
Baca juga: Apa yang Harus Disertakan dalam Blog Bisnis di Era Digital?
2. Analisis Konsistensi Fakta dan Informasi
Tulisan AI kadang menyampaikan fakta yang keliru atau referensi yang tidak tepat karena menggeneralisasi informasi.
Dikutip dari LearnG2 sumber referensi yang digunakan AI terkadang tidak bisa diakses dan mengambil dari pembahasan topik yang sudah tidak relevan.
Cek apakah referensi atau kutipan yang digunakan valid dan bisa diverifikasi. Tulisan manusia cenderung menyertakan insight berdasarkan pengalaman atau riset khusus.
3. Periksa Struktur dan Logika Tulisan
AI sering membuat paragraf yang sangat “rapi” dengan setiap paragraf punya kalimat pembuka, pengembangan, kesimpulan yang dibuat secara sangat sistematis.
Manusia sering memiliki alur yang cenderung lebih organik dengan anekdot atau pengalaman pribadi.
Jika tulisan tampak terlalu “terstruktur sempurna” bisa jadi tulisan itu dibuat oleh AI.
4. Deteksi Pola Repetitif dan Frasa Umum AI

Menurut Captechu Edu, terkadang, AI menghasilkan kalimat-kalimat yang tidak masuk akal atau ganjil saat dibaca. Ini bisa menjadi salah satu indikator teks yang dihasilkan AI.
Banyak hasil prompt AI memberikan respons dalam bentuk daftar atau bullet points, yang terkadang terasa repetitif.
Model AI cenderung mengulangi frase misalnya “Secara keseluruhan”, “Dengan demikian”, “Penting untuk diketahui bahwa” atau “Pada akhirnya”.
Laman dari Surfer SEO mencatat bahwa penggunaan frasa yang terlalu “generik” atau pengulangan topik/subtopik yang sama bisa jadi indikasi penggunaan AI.
5. Gunakan Tools atau Software Deteksi AI
Selain mengecek secara manual, Anda bisa menggunakan beberapa tools gratis dapat membantu mendeteksi konten yang kemungkinan dihasilkan oleh AI, misalnya GPTZero, Originality.ai, OpenAI AI Text Classifier, atau Copyleaks AI Detector.
Namun, perlu diingat bahwa tools dan software pendeteksi ini tidak 100% akurat. Hasil deteksi bisa dianggap sebagai indikasi bukan bukti mutlak.
6. Perhatikan Kreativitas dan Sentuhan Personal
Hal lain yang bisa diperhatikan dalam mendeteksi tulisan AI adalah dengan melihat kreativitas dan sentuhan personal dalam tulisan yang dibuat. Manusia sering memberikan pengalaman, opini, cerita pribadi, humor, atau kekhasan gaya yang unik saat menulis storytelling.
Jika tulisan terasa generik, kurang personal, atau kurang ada cerita spesifik, bisa menjadi sebuah indikator konten buatan AI.
7. Analisis Panjang dan Kompleksitas Kalimat
AI bisa menghasilkan kalimat panjang dengan banyak klausa, namun terkadang logika di antara klausa tersebut terasa kurang manusiawi dan terlalu sempurna.
Menurut Captechu Edu, AI sering menggunakan kata kunci dan jargon yang berlebihan, karena teknologi AI berusaha mengisi kekosongan pengetahuannya dengan kosakata generik.
Hal ini umum terjadi dalam teks marketing dan konteks yang lebih luas dan kompleks.
Perhatikan tata bahasa yang terlalu sempurna, karena bahkan penulis terbaik pun dapat membuat kesalahan atau sengaja tidak menggunakan aturan tata bahasa tertentu untuk menekankan suatu gagasan.
8. Bandingkan dengan Tulisan Lain dari Sumber yang Sama
Jika seorang penulis sudah membuat banyak karya, Anda bisa melakukan perbandingan antar tulisan yang dibuat. Apakah gaya, panjang kalimat, pemilihan kata, dan strukturnya sangat berbeda?
Perubahan drastis dari sumber yang sama bisa menjadi sebuah tanda bahwa tulisan baru mungkin menggunakan AI atau ghostwriter.
Baca juga: Ancaman bagi PR di Era Deepfake AI
Tools Gratis untuk Mendeteksi Tulisan AI

Dengan popularitas AI yang semakin meningkat, banyak orang kini menggunakan tools pendeteksi konten AI untuk memverifikasi apakah suatu konten atau tugas tertulis merupakan hasil karya AI atau buatan manusia.
Namun, tools ini masih memiliki kekurangan salah satunya soal akurasi hasil deteksi. Meskipun terdapat perdebatan mengenai keakuratannya, tools untuk mendeteksi AI tetap banyak digunakan.
Berikut adalah lima tools pendeteksi konten AI yang bisa menjadi pilihan Anda.
1. GPTZero
GPTZero adalah pendeteksi AI yang menghitung dan menampilkan probabilitas bahwa input teks dihasilkan oleh AI.
Anda dapat memasukkan hingga 50.000 karakter secara gratis di platform berbasis web ini. Beberapa fitur tambahan yang ditawarkan alat ini adalah unggahan multi-file, ekstensi Chrome, integrasi dengan Google Docs, dan saran untuk peningkatan konten.
2. Originality.AI (free trial)
Originality.AI dirancang untuk tetap bisa bekerja dengan maksimal meskipun digunakan oleh banyak orang atau untuk memeriksa banyak tulisan sekaligus.
Aplikasi ini menggabungkan deteksi AI dan pemindaian plagiarisme dalam satu alur kerja, membuat tools ini ideal untuk meninjau konten blog dalam jumlah besar, hasil kerja klien, atau artikel yang dibuat ghostwriter.
3. OpenAI AI Text Classifier

Dikutip dari laman blog Agus Hermanto, seorang profesional dalam software engineer, OpenAI AI Text Classifier, dapat menilai teks berdasarkan seberapa besar kemungkinannya untuk dihasilkan oleh AI dengan menggunakan indikator berupa very unlikely, unlikely, atau unclear.
OpenAI menekankan bahwa detektor ini dimaksudkan adalah untuk mendorong percakapan tentang perbedaan antara konten yang ditulis oleh manusia dan konten yang dibuat oleh AI, dan bukan untuk memberikan jawaban yang pasti.
Tools ini bisa bekerja secara maksimal jika kita memasukkan minimal 1000 karakter, namun tidak dapat bekerja dengan baik pada tulisan yang dihasilkan oleh anak-anak atau tulisan bukan dalam bahasa Inggris.
OpenAI AI Text Classifier juga memberikan klaim bahwa bisa terjadi kesalahan dalam memberikan label pada teks yang dihasilkan manusia atau AI.
4. Copyleaks AI Detector
AI Copyleaks membantu Anda menemukan konten yang ditulis AI dengan akurasi lebih dari 99%, bahkan ketika konten tersebut dicampur dengan tulisan manusia.
Detektor AI ini membantu Anda untuk mendeteksi konten AI pada postingan blog, esai, resume, hingga caption media sosial Anda.
Copyleaks juga bisa mendeteksi lebih dari 30 bahasa yang didukung dan deteksi untuk ChatGPT, Gemini, Claude, dan lainnya.
Baca juga: Menyaring Banjir Informasi di Era Citizen Journalism
Tips Agar Tulisan Tetap Terlihat Manusiawi

Membuat konten yang dihasilkan oleh AI bukan berarti Anda harus meninggalkan tools ini sepenuhnya.
Sebaliknya, Anda bisa meningkatkan apa yang dihasilkan oleh AI dengan elemen-elemen tambahan yang lebih ‘manusiawi’.
Menurut Mailchimp, meskipun alat AI juga menyediakan tools untuk membuat konten terasa humanis atau ‘lebih manusiawi’, Anda harus ingat bahwa tools ini tetaplah AI dan seringkali memiliki masalah dengan tone dan gaya bahasa yang digunakan.
Periksa dan Revisi Gaya Bahasa
Setelah menulis (atau menggunakan AI untuk membuat draft), baca ulang dan ubah kalimat agar memiliki sentuhan personal. Misalnya jika Anda menulis blog tentang pengalaman atau opini untuk media, Anda bisa menggunakan “saya merasa”, “menurut pengalaman saya”, atau “ketika saya menghadapi…”.
Hindari frasa baku yang terlalu sering digunakan misalnya: “Dengan demikian”, “Secara ringkas”, kecuali relevan dan jangan lupa untuk memvariasikan gaya dan panjang kalimat.
Tambahkan Opini, Pengalaman, atau Cerita Pribadi
Ceritakan satu atau dua contoh nyata yang relevan dengan konten yang Anda buat. Misalnya pengalaman Anda menyelesaikan proyek, kesulitan yang dihadapi, atau pelajaran yang diambil dari situasi tertentu.
Dengan menambahkan elemen seperti itu, tulisan akan terasa lebih otentik, humanis, dan tidak terkesan dibuat oleh mesin.
Kesimpulan

Mendeteksi tulisan yang dibuat oleh AI kini menjadi keterampilan penting di era digital, terutama bagi penulis, editor, dosen, dan pemilik bisnis konten. Dengan memahami cara mendeteksi konten AI dan memanfaatkan tools pendeteksi, Anda dapat menilai keaslian suatu tulisan dengan lebih objektif.
Sentuhan manusia berupa opini, pengalaman, dan emosi adalah hal yang membuat tulisan terasa hidup dan dekat dengan pembaca. Maka, manfaatkan AI untuk menulis artikel, bukan sebagai pengganti kreativitas dan pemikiran manusia.
Apabila Anda membutuhkan konsultasi mengenai strategi konten dan rilis berita tanpa AI untuk meningkatkan citra brand perusahaan, tim RadVoice siap membantu Anda!
