Wawancara doorstop menjadi satu hal yang pasti dilakukan oleh para wartawan ketika ingin menggali informasi dari seorang narasumber.
Biasanya, para wartawan akan menghadang seorang narasumber setelah mengisi sebuah acara atau keluar dari tempat kerjanya.
Jika isu yang diangkat bersifat negatif, narasumber mungkin tidak akan menjawab pertanyaan Anda secara gamblang.
Namun, ada beberapa tips yang dapat dilakukan sehingga wawancara berjalan dengan mulus.
Nah, jika ingin wawancara doorstop berhasil, sebaiknya ikuti tipsnya dari RadVoice Indonesia berikut ini.
Baca juga: 7 Tips Wawancara Narasumber yang Sulit dan Tertutup
Definisi Wawancara Doorstop

Mengutip Definitions.net, doorstop adalah interview atau wawancara informal yang bersifat spontan kepada politisi atau figur publik.
Wawancara doorstop akan dilakukan di depan pintu atau saat narasumber sedang keluar dari sebuah gedung atau tempat acara.
Interview sejenis ini dilakukan para wartawan ketika mereka kesulitan membuat janji untuk bertemu langsung dan meminta komentar terkait informasi lanjutan maupun klarifikasi isu yang mungkin bersifat negatif.
Meski spontan, wawancara doorstop tetap memerlukan etika dan persiapan dasar agar hasilnya efektif dan tidak memunculkan kesan negatif dari pihak narasumber.
Baca juga: 5 Tips Wawancara Narasumber untuk Artikel Profil, Wajib Diperhatikan!
Tips Dalam Wawancara Doorstop
Berikut ini tips yang dapat dicoba wartawan jika ingin sukses melakukan wawancara doorstop.
1. Minta Izin

Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang wartawan ketika ingin wawancara doorstop adalah meminta izin.
Jangan pernah langsung menghadang narasumber tanpa meminta izin terlebih dahulu ketika akan melakukan doorstop media.
Kesopanan bisa menjadi sebuah nilai tambah di depan seorang narasumber ketika Anda ingin mendapatkan informasi atau klarifikasi.
Anda dapat meminta izin kepada asisten narasumber ketika akan menghadangnya saat keluar dari kantornya.
Jika Anda ingin menghadang narasumber setelah mengisi sebuah acara, sebaiknya berkoordinasi dengan panitia atau penanggung jawab acara terlebih dahulu.
Cara ini penting untuk dilakukan sehingga wawancara akan berjalan dengan baik dan diberikan ruangan khusus agar lebih nyaman.
2. Lakukan dengan Tenang
Wawancara doorstop sebaiknya dilakukan dengan tenang dan tidak terburu-buru. Pastikan Anda sudah mengatur napas ketika akan melemparkan pertanyaan kepada narasumber.
Dalam artikel Jeremy Skidmore, seorang mantan jurnalis yang kini berkecimpung di bidang Media Training, Presentation Training, Corporate Videos, dan Public Relations, dijelaskan bahwa wawancara dengan intonasi penekanan akan meninggalkan kesan buruk di depan narasumber.
Pastikan Anda selalu mengontrol intonasi bicara ketika melontarkan pertanyaan kepada narasumber, meskipun Anda belum mendapatkan jawaban yang diinginkan atau sekadar “no comment”.
Jangan ragu untuk terus memberikan pertanyaan dengan intonasi santai ketika melakukan wawancara tersebut.
Usahakan posisi Anda nyaman dan jangan berdiri terlalu dekat atau menghalangi jalan narasumber agar kesan Anda profesional, bukan mengejar.
3. Ajukan Pertanyaan yang Relevan

Setelah mendapatkan izin, ajukan pertanyaan yang relevan dengan isu atau konteks acara. Hindari pertanyaan yang terlalu luas atau keluar dari konteks, karena berisiko membuat narasumber enggan memberikan tanggapan.
Mulailah dengan pertanyaan ringan atau pembuka yang menunjukkan bahwa Anda memahami situasi narasumber, kemudian naik ke pertanyaan inti.
Pastikan pertanyaan Anda spesifik dan singkat karena waktu narasumber terbatas dalam wawancara doorstop.
4. Ulangi Jawaban
Ketika melakukan doorstop interview, jangan ragu untuk mengulang jawaban dari narasumber sebagai penekanan.
Cara ini akan membuat Anda lebih mudah mendapatkan jawaban dari narasumber sesuai dengan isu yang sedang ramai dibicarakan.
Biasanya, jawaban yang diulang akan membuat seorang narasumber lebih mempertegas penjelasannya terkait dengan pertanyaan yang Anda berikan.
Namun, Anda tetap harus mengatur intonasi berbicara ketika mengulang jawaban dari narasumber.
Jika tidak ingin terlalu formal, Anda juga dapat memberikan senyuman ketika mempertegas jawaban dari narasumber, lho.
5. Tutup dengan Sopan
Perlu diingat, tidak semua doorstop interview akan memberikan hasil maksimal atau mendapatkan jawaban yang diinginkan.
Sifatnya yang spontan sering kali membuat narasumber enggan menjawab pertanyaan dari wartawan. Bahkan ketika awak media sudah ada di depannya.
Beberapa narasumber mungkin akan berjalan dengan cepat menuju kendaraan atau ruangan lain ketika dihadang oleh wartawan.

Jika hal ini terjadi, Anda tetap harus menjaga emosi dan memberikan salam penutup dengan sopan kepada narasumber.
Pastikan Anda tidak memberikan kesan buruk di depan narasumber. Dengan begitu, ke depannya mereka tidak ragu melakukan wawancara eksklusif dengan Anda.
Anda juga dapat memberikan ucapan terima kasih atau sekadar melambaikan tangan kepada narasumber ketika sudah selesai melakukan wawancara.
Kesimpulan
Wawancara doorstop bisa jadi alat yang sangat efektif bagi wartawan atau pewawancara di lapangan, yang membutuhkan respons cepat dan eksklusif dari narasumber yang sulit dijangkau.
Namun, seperti metode jurnalistik lainnya, kunci keberhasilan terletak pada etika, persiapan, dan kemampuan berkomunikasi secara spontan tapi profesional.
Dengan menerapkan tips wawancara doorstop di atas, mulai dari meminta izin, mengajukan pertanyaan relevan, bertindak tenang, mengulang jawaban, hingga menutup dengan sopan, Anda meningkatkan peluang mendapatkan jawaban yang lebih baik dan menjaga hubungan baik dengan narasumber.
Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu Anda dalam praktik wawancara doorstop yang lebih efektif dan etis.
RadVoice siap membantu Anda menyusun strategi komunikasi dan pendekatan wawancara yang lebih efektif, empatik, dan menghasilkan cerita yang menjangkau audiens.
