Kemajuan teknologi saat ini sangat membantu pekerjaan manusia, salah satunya dalam melakukan terjemahan. Namun, hasilnya masih kalah dibandingkan terjemahan manusia.
Sebut saja mesin atau AI seperti Google Translate, Grammarly, dan DeepL yang dapat menerjemahkan langsung tulisan yang Anda minta.
Biarpun begitu, tentu hasilnya akan berbeda dari terjemahan yang dikerjakan manusia.
Kira-kira, apa yang membuat terjemahan manusia lebih baik dibandingkan mesin?
Kali ini, RadVoice Indonesia akan memberikan tiga alasan mengapa terjemahan manusia lebih baik jika dibandingkan dengan terjemahan mesin. Simak jawabannya di bawah ini.
Alasan Terjemahan Manusia Lebih Baik Dibandingkan Terjemahan Mesin
Penggunaan mesin atau AI di dunia terjemahan memang cukup sering dilakukan.
Namun, jika dibandingkan dengan terjemahan hasil pikir langsung manusia, jawabannya adalah terjemahan manusia bisa lebih baik dan bahkan lebih menarik untuk dibaca.
Berikut tiga alasan kuat yang bisa membuat Anda berpikir untuk menerjemahkan sendiri.
1. Akurat dan Dapat Menangkap Konteks Secara Menyeluruh
Alasan pertama adalah karena manusia memiliki akal dan pengalaman yang luas jika dibandingkan dengan mesin.
Manusia dapat memilih kata apa yang cocok dengan konteks yang sedang dibahas.
Saat mesin tidak bisa menentukan konteks, ia melakukan translasi dengan cara per kata.
Hal ini kerap ditemukan saat Anda melakukan terjemahan dengan bahasa Inggris sehari-hari atau akademik ke Bahasa Indonesia.
Contohnya seperti penggunaan kata “dating”. Dalam konteks sosial, dating dapat berarti “berkencan”.
Namun, dalam konteks ilmiah, kata ini dapat berarti “penanggalan”.
Sedangkan, manusia memiliki pengalaman dan kemampuan yang beragam.
Anda dapat membaca artikel tersebut berkali-kali untuk menentukan konteks secara keseluruhan agar mendapatkan hasil terjemahan yang akurat.
2. Pemilihan Kata yang Kreatif
Terjemahan yang dilakukan oleh manusia lebih kreatif dibandingkan hasil terjemahan mesin.
Hal ini didasari pada akal manusia yang dapat memilih kata-kata yang menarik, ekspresif, hingga merangkum frasa menjadi satu kata sederhana.
Contohnya seperti menerjemahkan kata “senang”. Mesin cenderung akan menerjemahkannya menjadi “happy” atau “glad”.
Namun, ada banyak kata yang bisa menggantikan kata tersebut seperti menggunakan kata “satisfied” dan sebagainya.
Selain itu, menurut writers-online.co.uk, menggunakan kata kiasan atau metafora dapat membuat tulisan Anda jauh lebih menarik dan diingat oleh pembaca.
Hal ini hanya bisa dilakukan oleh kekreatifan manusia saja.
3. Terjemahan Mesin Dapat Terdeteksi Sebagai Duplikasi
Alasan terakhir adalah jika Anda menggunakan terjemahan mesin pada artikel Anda, Google akan mendeteksinya sebagai konten duplikat.
Tapi, hal ini tidak berlaku jika Anda melakukan terjemahan sendiri.
Hal itu bisa terjadi apabila terjemahan mesin akan mentranslasikan artikel Anda dengan jumlah kata yang banyak.
Akibatnya, mesin akan melakukan translasi bukan secara keseluruhan, melainkan kata per kata atau kalimat per kalimat.
Jika kedua artikel tersebut dibandingkan, Google akan mendeteksi kalau artikel Anda adalah duplikat.
Tentu hal ini tidak bagus karena ini merupakan salah satu pelanggaran di dunia content writer.
Jika Anda melakukan terjemahan sendiri, memanfaatkan pengalaman, dan kreativitas penggunaan kata, Google tidak akan mendeteksinya sebagai konten duplikat.
Justru, Google akan menganggapnya sebagai artikel baru.
Hal yang memalukan juga hadir dari bagaimana cara mesin mentranslasikan artikel Anda.
Coba bayangkan jika artikel Anda ditranslasikan dengan per kata atau per kalimat dan kemudian dibaca oleh para pembaca, Anda akan dianggap tidak kompeten dan tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik.
Kesimpulan
Terdapat tiga alasan kuat mengapa terjemahan manusia lebih baik daripada terjemahan mesin.
- Akurat dan dapat menangkap konteks secara menyeluruh
- Pemilihan kata yang kreatif
- Terjemahan mesin dapat terdeteksi sebagai duplikasi dan memalukan kalau ketahuan
Jadi, masihkan Anda ingin menggunakan mesin untuk menerjemahkan artikel Anda?