Bayangkan Anda membaca website berita daerah yang awalnya fokus membagikan informasi lokal dan mendapat banyak pembaca, lalu tiba-tiba terdapat artikel dengan judul dan gambar yang memuat konten vulgar.
Alih-alih semakin populer, peringkat SEO (Search Engine Optimization) dan ranking website justru turun karena Google menilai kontennya melanggar kebijakan.
Konten eksplisit memang bisa memancing klik dalam waktu singkat, tapi ternyata berisiko dalam jangka panjang.
Mesin pencari bisa menurunkan peringkat situs bahkan mengurangi visibilitasnya.
Lalu bagaimana cara mengelola konten eksplisit agar hasilnya tetap optimal? RadVoice Indonesia akan membahas lebih lanjut sebagai berikut.
Dampak Konten Eksplisit pada SEO dan Ranking Website
Konten eksplisit berdampak cukup signifikan pada SEO dan ranking website karena mesin pencari seperti Google, Bing, maupun platform lain memiliki kebijakan ketat terhadap konten sensitif.
Konten jenis ini mengacu pada materi yang menampilkan subjek atau gambar yang tidak cocok untuk semua orang. Mulai dari penggunaan bahasa yang terlalu vulgar atau terang-terangan, konten seksual, maupun kekerasan gambar seperti gore maupun cedera.
Baca juga: Mengenal Konten Eksplisit yang Gamblang dan Terang-terangan

Berikut sejumlah dampak yang ditimbulkan dari konten tersebut.
Penurunan Peringkat Secara Drastis
Konten eksplisit sering dianggap melanggar kebijakan konten dari mesin pencari. Akibatnya, website bisa mengalami penurunan peringkat.
Terlebih, Google telah memperbarui sistem peringkat yang lebih baik yakni dengan hanya memunculkan informasi berkualitas tinggi di hasil pencarian teratas.
Mengutip cmlabs, konten-konten tersebut tidak akan lagi muncul di pencarian teratas sembari Google menghapusnya. Google akan tetap menampilkan konten berkualitas tinggi non-eksplisit, seperti artikel berita yang relevan jika memang tersedia.
Aspek E-E-A-T Menurun
E-E-A-T (Experience, Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness) menjadi salah satu bagian penting dalam optimasi website.
Whello menjelaskan, Google juga menempatkan aspek ini sebagai salah satu prioritas dalam memperbarui algoritma mesin pencari.
Secara umum, expertise pada E-E-A-T artinya seberapa ahli Anda dalam menguasai topik yang dibahas. Kemudian experience merujuk apakah konten yang dibahas dibuat oleh seseorang yang benar-benar memiliki pengalaman di dunia nyata.
Selanjutnya, untuk authoritativeness adalah konten dan website Anda memiliki validitas terkait reputasi maupun sumber yang dikutip. Misalnya terkait dengan jumlah konten yang dibuat maupun profil pembuatnya.
Kemudian yang terakhir adalah trustworthiness yakni konten mencantumkan informasi penanggung jawab konten, menambahkan informasi kontak, dan menyertakan referensi dari sumber tepercaya.
Baca juga: Optimalkan Konten dengan Google E-E-A-T, Super Mudah!

Meski E-E-A-T bukan faktor utama penentu ranking, tetapi aspek ini bisa menjadi tolok ukur bagaimana Anda menghasilkan konten yang berkualitas jika ingin mendapat peringkat tinggi.
Kualitas dan relevansi konten tetap menjadi faktor utama ranking karena konten eksplisit yang tidak sesuai konteks akan dianggap kurang bernilai bagi pengguna.
CTR Rendah
Click-through rate atau persentase orang yang mengklik hasil pencarian rendah. Hal ini biasanya terjadi jika halaman berisi konten eksplisit muncul untuk pencarian umum.
Misalnya dalam artikel ‘tips kesehatan’ muncul konten tersebut yang tak relevan, pengguna akan melewati karena tidak sesuai dengan yang mereka cari.
CTR yang rendah ini menunjukkan bahwa halaman kurang menarik atau tidak relevan. Dampaknya ranking website perlahan turun dan tergantikan dengan kompetitor yang memiliki CTR lebih tinggi.
Dampak pada Seluruh Isi Website
Satu halaman yang memuat konten eksplisit bisa menurunkan kepercayaan secara keseluruhan.
Mesin pencari bisa menilai website Anda berisiko sehingga halaman yang tidak memuat konten eksplisit pun terdampak.
Peringkat artikel dalam sebuah website misalnya, bisa ikut anjlok karena dianggap tidak ramah pengguna.
Cara Mengelola Konten Eksplisit agar SEO Tetap Optimal
Untuk menghindari dampak-dampak tersebut, berikut sejumlah cara untuk mengelola konten eksplisit agar SEO tetap optimal.
Gunakan Tag dan Kategori Khusus
Anda dapat menambahkan meta tag atau kategori khusus untuk menandai konten tersebut.
Menurut cmlabs, meta tag adalah deskripsi konten yang muncul pada hasil pencarian. Letaknya ada di header website dan berbentuk HTML.
Menggunakan meta tag yang tepat dapat menjadi salah satu strategi SEO agar website Anda tetap muncul di halaman pertama pencarian.
Selain itu, Google dan mesin pencari lainnya bisa mengklasifikasikan konten Anda sehingga tidak merugikan halaman lain yang bersifat umum. Misalnya, menggunakan ‘rating’ atau ‘adult-only’.
Gunakan Age Verification dan Fitur SafeSearch
Anda dapat menambahkan halaman age verification untuk memfilter audiens dan memanfaatkan fitur SafeSearch untuk menyaring hasil penelusuran dari konten-konten eksplisit.

Ketika SafeSearch aktif, hasil pencarian akan difilter dan hanya menampilkan konten yang dianggap aman dan sesuai untuk semua pengguna.
Google akan lebih menghargai website yang memiliki batas usia secara jelas, sehingga tidak dianggap menargetkan audiens umum.
Sesuaikan dengan Konteks
Konten eksplisit bisa diterima mesin pencari jika sesuai topik, misalnya artikel terkait isu kesehatan, psikologi, atau seni.
Hindari judul-judul yang bombastis atau clickbait, dan pastikan judul yang Anda buat sesuai dengan isi artikel.
Baca juga: 5 Tips Membuat Judul Artikel Menarik untuk Pembaca
Asisten editor tvOnenews.com Inas Widyanuratikah menilai, judul artikel sebaiknya memancing rasa penasaran tanpa menyesatkan.
Ia menekankan bahwa pembaca akan kecewa ketika menemukan isi artikel tidak relevan dengan judul.
Apabila pembaca langsung keluar setelah klik, itu dapat menurunkan kualitas website di mata Google.
Misalnya, artikel yang berjudul ‘Cara Aman Menggunakan Alat Kontrasepsi: Panduan dari Dokter’. Meski membahas hal sensitif yang berkaitan dengan seksualitas, artikel ini tetap edukatif dan relevan dengan audiens yang membutuhkan info kesehatan.
Perhatikan User Experience
Anda dapat menggunakan navigasi yang jelas dalam website untuk memisahkan konten eksplisit dari konten umum.
Untuk memudahkan pengguna yang mengunjungi website, Anda juga dapat menambahkan peringatan atau label agar pengguna tahu konten apa yang akan dibuka.
Langkah-langkah tersebut akan membantu pengalaman pengguna menjadi lebih mudah sehingga meningkatkan kepercayaan, baik untuk mesin pencari maupun pengguna itu sendiri.
Ingin memastikan konten sensitif di website Anda tetap optimal di mesin pencari? Yuk, tulis artikel dengan strategi SEO yang tepat bersama RadVoice Indonesia.