Melihat Program Makan Bergizi Gratis di Finlandia dari Kacamata Jurnalis Harian Kompas

Di balik piring makanan di kantin sekolah Helsinki, Finlandia, terdapat cerita komitmen negara menghadirkan Makan Bergizi Gratis untuk setiap anak.

Menariknya, ide liputan ini muncul dari jurnalis bernama Denty Piawai Nastitie saat menerima undangan dari Kedutaan Besar Finlandia dalam program Digitalization and Future Skills.

Denty berprofesi sebagai jurnalis Harian Kompas dengan fokus isu politik dan pemerintahan. Ia sudah menjalani karir ini selama 10 tahun.

“Waktu itu aku terpikirkan untuk meliput program Makan Bergizi Gratis karena setahu aku, Finlandia adalah negara pertama yang menerapkannya setelah perang dunia kedua tahun 1943,” kata Denty.

Denty juga mengusulkan ide liputan, termasuk pilihan sekolah dan narasumber agar bisa melihat langsung bagaimana program itu berjalan.

“Dari Kedutaan Besar Finlandia, aku dihubungkan dengan konselor Finnish National Agency for Education yang juga membantu aku selama liputan seperti menghubungi guru,” imbuhnya.

Melalui perjalanan liputan ini, Denty bisa memahami lebih jauh bagaimana program Makan Bergizi Gratis tidak hanya berjalan ideal, namun juga berkesinambungan dalam jangka panjang.

Makan Bergizi Gratis Lebih dari Sekadar Mengisi Perut

Makan Bergizi Gratis
Makan siang bergizi gratis di Sekolah Puistola, Helsinki, Finlandia. (Foto oleh Denty Piawai Nastitie/Kompas)

Di Finlandia, Makan Bergizi Gratis di sekolah bukan sekadar soal kenyang. Ada berbagai nilai etika dan pendidikan karakter yang ditanamkan sejak dini.

“Kalau di Indonesia kan langsung dibagikan satu kotak satu anak. Kalau di Finlandia programnya buffet, jadi anak-anak mengantre untuk mengambil makan sendiri dan menuang makanan di atas piring mereka,” kata Denty saat mengunjungi kegiatan di Sekolah Puistola.

Kebiasaan sederhana ini mengajarkan anak-anak untuk memilih makanan sesuai keinginan sekaligus bertanggung jawab atas pilihan mereka. 

Guru tidak boleh mengomentari jumlah makanan yang diambil murid.

“Yang mau diajarkan adalah kebebasan anak-anak menentukan apa yang masuk ke dalam tubuh mereka,” jelasnya.

Meski bebas memilih, anak-anak tetap terlihat mengonsumsi sayur. Bahkan, sekolah juga memperkenalkan menu non-Barat seperti makanan Korea atau Karibia. 

Tujuannya agar memperluas wawasan sekaligus mengenalkan keberagaman budaya sejak dini.

“Mereka juga belajar tentang iklim dan lingkungan karena pada hari-hari tertentu juga ada makanan khusus vegan,” ungkap Denty.

Nilai lain datang dari kebiasaan membereskan peralatan makan sendiri. Setelah selesai makan, murid wajib menumpuk piring, sendok, garpu, hingga merapikan meja.

“Dari satu kegiatan makan, banyak sekali pelajaran yang mereka dapat,” kata Denty.

Baca Juga: Prinsip Jurnalistik Wartawan Kompas Frenky Wijaya

Privasi Anak-anak Menjadi Tantangan

Makan Bergizi Gratis
Para pelajar menikmati makan siang gratis di Sekolah Puistola, Helsinki, Finlandia. (Foto oleh Denty Piawai Nastitie/Kompas)

Bagi Denty, pengalaman meliput di Finlandia datang dengan tantangan tersendiri: aturan privasi yang begitu ketat, terutama terkait anak-anak.

“Walaupun di sekolah aku ketemu banyak anak, aku nggak bisa sembarangan mewawancarai mereka. Untuk wawancara anak-anak harus ada izin dari orang tua,” ujar Denty.

Alhasil, Denty hanya bisa berbincang dengan dua anak, setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan resmi dari orang tua mereka.

Bukan hanya soal wawancara, aturan ketat juga berlaku saat mengambil gambar. Wajah anak-anak tak boleh terekam sembarangan, bahkan ketika mereka sedang bermain atau berkumpul bersama.

“Bahkan walaupun mereka lagi ramai-ramai, aku nggak boleh motret,” ujar Denty.

Baca Juga: Jurnalis Kompas Ikhsan Mahar Membuat Artikel Olahraga

Perbandingan Implementasi dengan Indonesia

Makan Bergizi Gratis
Para pelajar di Sekolah Puistola, Finlandia, membuang sampah dan mengembalikan alat makan ke tempatnya. (Foto oleh Denty Piawai Nastitie/Kompas)

Menurut Denty, program Makan Bergizi Gratis sudah menjadi bagian identitas bangsa Finlandia.

Karena itu, siapapun pemimpin negara atau daerahnya, program Makan Bergizi Gratis tetap berjalan konsisten dengan dukungan penuh masyarakat.

“Mereka ada lembaga khusus yang mengurus kebijakan pendidikan. Kebijakan itu tidak mudah berubah karena situasi politik,” terangnya.

“Sangat penting ya di Indonesia. Ketika kita punya satu program, terutama terkait pendidikan untuk program itu tidak mudah berubah, karena yang merasakan dampaknya itu adalah anak-anak,” tentangnya.

Denty berharap program Makan Bergizi Gratis di Indonesia dipikirkan dengan matang, mulai dari pelaksanaan di setiap daerah hingga keterlibatan masyarakat.

Kesimpulan

Cerita Denty meliput program Makan Bergizi Gratis di Finlandia membuka wawasan tentang sejauh mana negara menyiapkan nutrisi bagi murid-murid di sekolah.

Dalam sepiring makanan, ada berbagai nilai etika dan pendidikan karakter yang ditanamkan.

Contohnya membereskan peralatan makan sendiri, mengantre untuk mengambil makanan hingga menentukan makanan apa yang mau dikonsumsi.

Let's Amplify Your Voice Together

Tell us about your project, and we will get back to you within one business day.

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?