Di setiap postingan Instagram, LinkedIn, ataupun blog, ada sebuah proses yang jarang terlihat audiens: kolaborasi lintas divisi.
Bagi Ray Sita, content writer di startup PrivyID, kolaborasi di balik sebuah konten dimulai dengan menggali dokumentasi produk dan mencoba langsung fitur baru agar setiap narasi akurat.
PrivyID sendiri adalah penyedia tanda tangan elektronik tersertifikasi dan solusi identitas digital. Karena produknya cukup kompleks dan menyangkut aspek legal, kontennya pun menuntut sinergi erat dari berbagai divisi.
Ray biasa berdiskusi dengan Product Marketing Manager untuk meluruskan detail teknis, berkonsultasi dengan tim legal agar kutipan Undang‑Undang relevan, dan menyelaraskan referensi visual bersama desainer. Hingga akhirnya, muncul sebuah konten yang bisa dinikmati audiens.
Ray menceritakan proses kolaborasi lintas divisi di PrivyID lebih detail kepada RadVoice Indonesia, terutama dalam konteks pembuatan sebuah konten.
Peran Content Writer dalam Proses Kolaborasi Lintas Divisi
Sebagai content writer di PrivyID, Ray tidak hanya menulis caption atau artikel lalu selesai.
Tugasnya cukup luas, mulai dari membuat konten edukasi yang menjelaskan hal teknis secara ringan, hingga konten marketing yang fokus pada conversion.
Untuk edukasi dan branding, Ray mengisi berbagai channel: carousel informatif di Instagram, artikel newsletter di LinkedIn, email drip campaign, hingga script untuk reels yang lebih visual dan santai.
Di sisi lain, ada juga konten yang tujuannya lebih ‘jualan’. “Misalnya, copy untuk landing page, testimoni klien, dan konten campaign yang sifatnya mendorong aksi langsung dari audiens,” ujar Ray.

Dari tim desain hingga legal, Ray selalu melibatkan berbagai divisi untuk memastikan konten PrivyID maksimal.
Ia kerap berbagi moodboard atau brief “clean, minimalis, tapi engaging” dengan desainer, lalu menyesuaikan tren dan jadwal posting bersama tim social media dan digital agar narasi brand tetap konsisten.
Saat konten menyentuh fitur produk, Ray memulai dengan membaca dokumentasi internal. Apabila ada yang ‘abu‑abu’, ia langsung bertanya ke Product Marketing Manager.
“Pertanyaannya langsung to the point, ‘flow ini berlaku untuk semua user, atau hanya yang baru daftar?” ucapnya.
Sementara itu, untuk kutipan Undang‑Undang, ia juga berdiskusi santai dengan tim legal agar referensi hukum valid tanpa membuat tulisan terasa kaku.

Dari sinilah peran content writer jadi menarik. Ray bukan sekadar “tukang menulis”, tapi jadi penghubung antara berbagai tim untuk bikin konten yang tak cuma rapi, tapi juga relevan, engaging, dan tepat sasaran.
Baca Juga: 3+ Taktik Meningkatkan Brand Exposure, Kolaborasi dan Manfaatkan Media Sosial
Tantangan dalam Kolaborasi Lintas Divisi dan Solusinya
Ray mengakui, bekerja di startup itu membutuhkan kecepatan. Tapi, koordinasi masih menjadi sebuah tantangan, terlebih mengingat tim PrivyID tersebar di Jakarta dan Yogyakarta.

Ada beberapa hal yang biasa dilakukan Ray untuk menghadapi tantangan tersebut:
Sinkronisasi waktu
Ray menghindari permintaan mendadak untuk meeting. Ia kerap mengirim beberapa opsi waktu sekaligus, agar meeting bisa cepat dijadwalkan.
Gunakan chat dan email
Untuk hal kecil, ia memilih berkomunikasi melalui chat atau email. “Jadi progress tetap jalan tanpa harus selalu nunggu meeting,” ucapnya.
Proaktif, bukan reaktif
Daripada menunggu jadwal available dari tim lain, Ray aktif menghubungi mereka terlebih dahulu.
Ray mencari tahu prioritas tim, mengusulkan waktu yang realistis untuk berdiskusi hingga mengirim ringkasan poin penting. Ini dilakukan agar proses kerja dapat lebih efisien dan efektif.
Baca Juga: Dari Meme hingga Bahasa Gaul, Bagaimana Strategi Hyperlocal PR Netflix Bekerja?
3 Insight Penting dalam Kolaborasi Lintas Divisi
Dari pengalamannya melakukan kolaborasi lintas divisi, Ray menarik tiga pelajaran penting yang terus ia pegang hingga hari ini:
Komunikasi terbuka
Memberikan feedback yang jujur dan to the point membantu mempercepat proses iterasi. Hal ini mengurangi potensi revisi besar di tahap akhir.
Relasi antar tim itu penting
Bukan hanya soal skill, kenyamanan antar tim juga berperan besar. Saat hubungan baik terjaga, ide lebih mudah mengalir dan konten terasa lebih hidup dan relevan.

Rasa penasaran dan resiliensi
Ray percaya dua hal ini wajib dimiliki content writer di dunia teknologi:
- Be curious: Karena hal bisa berubah cepat, rasa ingin tahu membuat kita terus belajar.
- Adaptif: Prioritas konten dan format bisa berubah kapan saja, jadi fleksibilitas adalah kunci.
Baca Juga: 3 Alasan Pentingnya Soft Skill untuk Employer Branding dari Corcomm Manager LinkAja Rahma Soediro
Kesimpulan
Kolaborasi lintas divisi menjadi kunci Ray Sita saat membuat konten PrivyID. Mulai dari memahami produk, berdiskusi dengan PMM, hingga menyinkronkan visual dan regulasi, setiap langkah melibatkan sinergi tim.
Tantangan seperti sinkronisasi waktu dan komunikasi diatasi dengan proaktif, opsi jadwal fleksibel, serta penggunaan chat/email.
Dari pengalaman Ray, komunikasi terbuka, hubungan baik antar tim, serta rasa penasaran dan fleksibilitas adalah fondasi untuk menghasilkan konten yang akurat, relevan, dan berdampak. Pendekatan ini membuat konten Ray tidak hanya ‘ditulis’, tetapi benar‑benar ‘dibangun’ bersama.
Wawancara dengan Ray Sita dilakukan pada Selasa, 17 Juni 2025. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.