Peran PR atau public relations semakin dibutuhkan di dunia media digital. Selain bersinggungan dengan media sosial, Anda pun juga perlu menjadi relevan dengan audiens.
Karena itu, peran PR untuk perusahaan atau brand Anda adalah memahami betul bagaimana mendistribusikan pesan dan nilai (value) ke ruang publik dengan pendekatan yang tepat.
RadVoice Indonesia merangkum tiga peran PR agar bertahan dan taktis saat menghadapi informasi yang serba cepat. Apa saja perannya?
Peran PR di Dunia Media Digital
Public relations memang menjadi tombak penting untuk segala industri dan kebutuhan. Meski begitu, tidak sedikit pula praktisi PR yang lupa menerapkan tiga hal berikut yang membuat mereka bertahan di tengah krisis atau pandemi.
Dirangkum dari laman PRIndonesia, terdapat tiga hal yang perlu dilakukan agar bisnis public relations tetap bertahan di segala kondisi, yakni sebagai berikut.
1. Manfaatkan Momentum
Peran PR yang pertama agar tetap bertahan di segala kondisi adalah pandai memanfaatkan momentum. Menurut Director H+K Strategies Indonesia, Harry Deje, dalam liputan PRIndonesia, menyatakan bahwa memanfaatkan momentum atau riding the momentum penting. Tujuannya supaya praktisi PR lebih peka dan sensitif terhadap suatu informasi atau isu.
Di sinilah peran PR besar dalam memanfaatkan momentumnya. Karena durasi sebuah tren atau momentum sangat pendek, praktisi PR haruslah bertindak cepat. Jika berhasil, maka agensi PR dapat menciptakan sebuah tren atau menjadi trendsetter.
2. Filter Informasi Kredibel dan Palsu
Poin kedua agar PR tetap terpercaya adalah jeli memfilter informasi kredibel dan yang palsu. Menurut PR.co, agensi public relations dapat membangun kepercayaan sebagai aset yang berharga dalam menjalankan bisnis media dan komunikasi.
Di samping itu, praktisi PR harus terus membangun kemampuan analitikal dan bijak saat meresponnya. Peran PR sangat krusial karena menjadi pemberi informasi, pengubah sikap dan tingkah laku publik, serta pengintegrasi, penengah sekaligus jembatan antara pihak perusahaan atau lembaga dan masyarakat.
Hasilnya, kerja-kerja PR tetap relevan dan dapat membangun koneksi organik dengan audiens. Hal ini berhubungan dengan poin berikutnya, yakni peran PR yang harus selalu menjadi relevan.
3. Relevan
Poin ketiga agar PR tahan banting di tengah arus informasi yang cepat adalah menjadi selalu relevan. Menurut Institute for PR, profesi PR menjadi semakin kompleks, menuntut, dan strategis sehingga praktisi PR harus bertindak secara berani, kreatif, serta agresif.
Karenanya, peran PR harus selalu relevan dibutuhkan agar membangun hubungan dengan audiens. Di dua poin sebelumnya, relevan menjadi salah satu output setelah praktisi PR cekatan memanfaatkan momentum serta mampu menganalisis kredibilitas informasi sesuai target audiens.
Terlebih lagi, PR berperan dalam memonitor kompetitor sekaligus menangani reputasi banyak menggunakan media digital. Menurut Forbes, kemampuan soal keterhubungan, fleksibilitas, dan agility atau kelincahan akan membuat agensi PR menonjol.
Jika Anda adalah pemilik agensi PR, tetap lakukan peran-peran PR supaya tetap relevan, rangkul tim Anda, dan fokus pada tujuan. Mengutip pernyataan Duree Ross, be available 24/7 karena public relations tidak pernah berhenti. Selalu waspada dan bersiaplah.
Kesimpulan
Bertahan di media digital membutuhkan waktu dan strategi yang tepat. Peran PR masih dibutuhkan di berbagai industri dan siap sedia membantu kelola reputasi dan menaikkan visibilitas Anda di masyarakat.
Meski begitu, terdapat tiga peran PR yang penting untuk diperhatikan agar tetap bertahan, yakni:
- Cekatan dan pandai memanfaatkan momentum
- Jeli memfilter informasi kredibel dan palsu
- Berani, tepat guna, dan kreatif agar tetap relevan
Semoga dengan tiga wawasan di atas dapat membantu Anda untuk memahami peran PR dan agensi public relations untuk perusahaan atau brand Anda. Tetap semangat!