Dalam dunia jurnalistik, doorstop interview adalah wawancara spontan tanpa janji temu. Ini biasanya dilakukan di luar ruang publik seperti rumah atau tempat kerja narasumber.
Di Indonesia, istilah ini dikenal dengan doorstop, sementara di beberapa negara lain, seperti yang dijelaskan oleh BBC Academy, istilahnya adalah doorstepping.
Meskipun efektif untuk mendapatkan informasi cepat, doorstop memerlukan pendekatan yang hati-hati dan profesional.
Menjaga etika dalam doorstop sangat penting agar tidak merusak hubungan dengan narasumber dan citra jurnalis. Etika yang tepat memastikan wawancara tetap berjalan profesional dan saling menghargai.
RadVoice Indonesia akan membahas panduan etika dalam doorstop yang praktis untuk membantu jurnalis menjalankan tugasnya.
Do’s: Etika dalam Doorstop yang Harus Diperhatikan
Melakukan wawancara doorstop membutuhkan sikap yang tepat agar tetap profesional meskipun dalam situasi yang mendesak.
Etika dalam doorstop bukan hanya soal cara bertanya, tetapi juga bagaimana jurnalis memperlakukan narasumber.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan agar etika dalam doorstop tetap terjaga.
Perhatikan Situasi dan Kondisi Narasumber
Jangan memaksakan wawancara apabila narasumber terlihat sedang terburu-buru atau tidak dalam suasana hati yang baik.
Etika dalam doorstop mengharuskan jurnalis untuk membaca situasi dan memastikan bahwa narasumber dalam kondisi yang memungkinkan untuk memberikan komentar.

Baca juga: 3+ Tips Sukses Wawancara Doorstop, Wartawan Wajib Tahu!
Sapa dan Perkenalkan Diri dengan Sopan
Mulailah dengan menyapa narasumber dan memperkenalkan diri secara singkat. Sebutkan nama dan media Anda.
Ini memberikan kesan profesional dan menghormati narasumber.
Ajukan Pertanyaan yang Fokus dan Relevan
Karena waktu yang terbatas, pastikan pertanyaan yang diajukan langsung ke intinya dan sesuai dengan konteks.
Hindari pertanyaan yang terlalu luas atau membutuhkan penjelasan panjang, sehingga narasumber bisa memberikan jawaban yang lebih jelas dan tepat sasaran.
Jaga Nada Bicara dan Bahasa Tubuh
Sikap tubuh yang terbuka dan bahasa yang santun sangat memengaruhi kesan pertama.
Jaga jarak fisik yang sopan dan hindari penggunaan bahasa yang dapat dianggap menyudutkan narasumber.

Terima Jawaban dengan Sopan
Jika narasumber memberikan jawaban singkat atau memilih untuk tidak memberikan komentar, hargai keputusan tersebut dengan sikap profesional.
Ini akan menciptakan kesan saling menghormati dan menjaga hubungan yang baik untuk kesempatan berikutnya.
Baca juga: 3+ Tips Wawancara Narasumber dari Glandy Burnama
Don’ts: Etika yang Harus Dihindari dalam Doorstop
Meskipun doorstop menawarkan kesempatan untuk mendapatkan informasi cepat, ada beberapa hal yang harus dihindari agar wawancara tetap profesional dan etis.
Memahami batasan-batasan ini penting untuk menjaga citra baik sebagai jurnalis dan membangun hubungan yang positif dengan narasumber.
Terus Mendesak jika Narasumber Menolak
Jika narasumber memilih untuk tidak berkomentar atau mengakhiri wawancara, hindari untuk terus mendesaknya.
Menghormati keputusan narasumber untuk tidak memberikan keterangan menunjukkan sikap profesional dan menjaga hubungan baik di masa depan.

Menggunakan Pertanyaan Provokatif
Hindari mengajukan pertanyaan yang bernuansa provokatif.
Meskipun tujuannya untuk menggali informasi lebih dalam, sikap ini bisa dianggap tidak etis dan merugikan kedua belah pihak. Pastikan pertanyaan tetap objektif dan sesuai dengan konteks.
Mengganggu Narasumber di Waktu yang Tidak Tepat
Etika dalam doorstop juga berarti menghormati waktu narasumber.
Menghampiri mereka di saat yang tidak tepat, misalnya saat sedang terburu-buru atau dalam situasi pribadi, bisa menciptakan ketidaknyamanan.
Pilih waktu yang tepat dan sesuaikan pendekatan dengan situasi.
Menggunakan Tekanan Fisik atau Bahasa Tubuh yang Agresif
Penting untuk menjaga sikap tubuh yang terbuka dan tidak agresif saat melakukan doorstop.
Hindari berdiri terlalu dekat dengan narasumber atau menggunakan bahasa tubuh yang menekan.
Hal ini bisa membuat narasumber merasa tidak nyaman dan kurang terbuka untuk memberikan informasi.

Baca juga: 5 Tips Wawancara Narasumber untuk Artikel Profil, Wajib Diperhatikan!
Mencatat atau Merekam Tanpa Persetujuan
Sebelum memulai wawancara atau rekaman, selalu pastikan untuk meminta izin terlebih dahulu.
Mencatat atau merekam tanpa persetujuan bisa menimbulkan ketidakpercayaan dan berpotensi merusak hubungan dengan narasumber.
Kesimpulan
Doorstop adalah wawancara spontan tanpa janji temu yang dilakukan di luar ruang publik, seperti rumah atau tempat kerja narasumber.
Etika dalam doorstop memegang peranan penting dalam menjaga profesionalisme dan hubungan baik dengan narasumber.
Jurnalis perlu memperhatikan situasi narasumber, seperti kondisi emosi, serta mengajukan pertanyaan yang fokus dan relevan.
Menghargai keputusan narasumber untuk tidak berkomentar juga merupakan bagian dari etika yang harus diterapkan.
Menghindari pertanyaan provokatif, mengganggu waktu yang tidak tepat, serta menjaga sikap tubuh yang sopan memastikan wawancara tetap berjalan lancar dan produktif.