Mengapa Nada Bicara dalam Komunikasi Interpersonal Lebih Penting dari Isi Pesan

komunikasi interpersonal

Nada bicara dalam komunikasi interpersonal seringkali memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan konteks pesan itu sendiri.

Pernahkah Anda merasa tersinggung bukan karena isi kalimat seseorang, tapi lebih karena cara mereka mengatakannya?

Atau merasa nyaman mendengar nasihat seseorang meskipun sebenarnya kalimatnya tegas ataupun sederhana sekali, namun mengena karena nadanya hangat dan penuh empati?

Dalam komunikasi interpersonal, cara kita menyampaikan sesuatu seringkali jauh lebih berdampak daripada apa yang kita sampaikan.

Inilah kekuatan dari nada bicara. Elemen ini kerap dianggap sepele, padahal berperan krusial dalam membentuk persepsi, membangun koneksi, dan memengaruhi emosi lawan bicara.

Mengapa Nada Bicara dalam Komunikasi Interpersonal Lebih Penting dari Isi Pesan
Dalam komunikasi interpersonal, nada dan intonasi dalam penyampaian pesan menjadi penting. (Foto oleh Frolopiaton palm/freepik.com)

RadVoice Indonesia akan mengulas bagaimana sebenarnya nada bicara dalam komunikasi interpersonal lebih penting dari kata-kata yang disampaikan.

Baca juga: Corcomm Bank Mandiri Sheila Siregar Ceritakan Perubahan Gaya Komunikasi dari Profesi Jurnalis ke Korporat

Apa Itu Nada Bicara?

Nada bicara (tone of voice) dalam konteks komunikasi interpersonal merujuk pada intonasi, ritme, volume, dan tekanan suara saat seseorang berbicara.

Nada ini mencerminkan sikap emosional pembicara, apakah mereka terdengar marah, ramah, percaya diri, sinis, ragu, atau tulus.

Satu kalimat yang sama bisa terdengar sangat berbeda tergantung pada nada bicaranya. Misalnya:

Kamu sudah selesai?

Kalimat ini bisa terdengar penuh perhatian, netral, atau bahkan menghakimi, semuanya tergantung bagaimana itu diucapkan. Menurut penelitian klasik Albert Mehrabian, komunikasi manusia terdiri dari:

  • 7% dari kata-kata yang diucapkan
  • 38% dari nada suara
  • 55% dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh

Meski studi ini sering disalahartikan karena hanya berlaku dalam konteks menyampaikan perasaan atau sikap, tetap ada pelajaran penting di sini, yaitu komunikasi tidak bisa dinilai dari kata-kata saja.

3 Peran Krusial Nada Bicara dalam Komunikasi Interpersonal

Terutama dalam konteks interpersonal, nada bicara bisa memperkuat makna atau bahkan membalikkannya.

Ada beberapa alasan mengapa nada bicara begitu berpengaruh:

1. Membawa Emosi dan Intensi

Nada bicara adalah pembawa emosi utama dalam komunikasi lisan. Ia memberi konteks emosional terhadap kata-kata. Dua kata yang sama bisa membawa makna yang sepenuhnya berbeda jika nadanya berubah

Contoh: “Saya paham.

  • Bila disampaikan dengan nada tenang, maka menunjukkan empati
  • Bila disampaikan dengan nada cepat dan datar, berpotensi menjadi terdengar sarkastik
  • Lain hal bila disampaikan dengan nada tinggi dan cepat, maka mungkin menjadi terdengar defensif

2. Membangun atau Merusak Kepercayaan

Nada bicara juga memengaruhi keaslian dan kepercayaan dalam percakapan.

Mengapa Nada Bicara dalam Komunikasi Interpersonal Lebih Penting dari Isi Pesan
Nada bicara dalam komunikasi interpersonal memengaruhi kepercayaan lawan bicara. (Foto oleh serhii_bobyk/freepik.com)

Nada yang terlalu datar bisa terdengar robotik, sementara yang agresif dapat mengintimidasi lawan bicara kita.

Seseorang bisa menyampaikan kalimat positif seperti “Saya mendukungmu”. Tapi jika diucapkan dengan nada ragu atau acuh, maknanya jadi hilang.

3. Menstimulasi Respons Emosional Otomatis

Otak manusia bereaksi terhadap nada bicara secara insting. Sistem bagian otak yang mengatur emosi akan menilai apakah suara yang kita dengar aman, mengancam, atau menarik.

Inilah sebabnya kita bisa merasa nyaman dengan seseorang hanya karena suaranya, atau merasa tertekan walau isi pembicaraannya netral.

Baca juga: Empati dalam Komunikasi Krisis: Pelajaran dari Blunder Menteri Jepang

Perbedaan Nada Bicara dalam Komunikasi Interpersonal

Dalam Wawancara atau Negosiasi

Pada saat mewawancari seseorang, nada bicara yang terlalu agresif bisa merusak kesan awal. Sebaliknya, nada yang hangat dan percaya diri menciptakan ruang diskusi yang aman dan produktif.

Mengapa Nada Bicara dalam Komunikasi Interpersonal Lebih Penting dari Isi Pesan
Nada bicara dalam komunikasi interpersonal, seperti yang ditunjukkan Najwa Shihab, mampu menyampaikan pertanyaan kritis tanpa menyinggung. (Foto oleh Freepik)

Salah satu yang bisa kita lihat bagaimana host Najwa Shihab, yang dalam beberapa sesi wawancara di Youtube, menggunakan nada bicara yang tenang, tegas, tapi tidak menyerang.

Najwa sering mengajukan pertanyaan kritis, namun tidak memancing emosi lawan bicara. Ini membuat narasumber merasa dihargai meskipun sedang ditekan dengan pertanyaan sulit.

Dalam Komunikasi Tim dan Kepemimpinan

Pemimpin yang mampu mengatur nada bicara dapat memengaruhi motivasi dan kepercayaan tim.

Kalimat yang sama, jika disampaikan dengan empati, bisa menjadi dukungan moral. Tapi dengan nada yang salah, bisa terdengar sebagai teguran atau kritik.

Sebagai contoh, Kak Seto dalam beberapa klip viral, menjelaskan kepada para orang tua muda terkait metode pendekatan dan membersamai anak yang harus disampaikan dengan nada lembut.

Sebab, menurutnya, anak-anak merespons orang tua lebih baik, ketika nada bicara disampaikan penuh empati daripada kata-kata menenangkan yang diucapkan dengan suara keras atau terburu-buru.

Dalam Presentasi atau Pitching

Seorang presenter yang menguasai nada bicara akan terdengar lebih meyakinkan.

Ia tahu kapan harus naikkan volume untuk memberi penekanan, kapan harus melambat untuk membangun tensi, dan kapan memberi jeda agar audiens bisa mencerna pesan.

Hal ini umum kita lihat pada berbagai program hiburan gosip di televisi.

Pada saat informasi yang disampaikan berupa kebahagiaan, nada yang disampaikan pun menggebu-gebu.

Sebaliknya intonasi yang lebih lambat dengan volume suara yang turun akan keluar di saat menyampaikan empati atas kabar duka.

Kesimpulan

Nada bicara dalam komunikasi interpersonal adalah cerminan otentik dari niat dan emosi kita. Kata-kata yang mau disampaikan bisa dipilih, disaring dan dimanipulasi.

Tetapi nada akan sulit untuk disembunyikan. Itulah mengapa ia begitu kuat dan begitu memengaruhi kualitas hubungan, baik di dunia profesional maupun personal.

Jika Anda ingin menjadi komunikator yang efektif, jangan hanya fokus pada apa yang Anda katakan, tetapi perhatikan juga bagaimana nada dan intonasi saat mengatakannya.

Pada akhirnya, orang mungkin lupa kata-katamu, tapi mereka akan mengingat rasa yang sampai saat pesan itu mereka terima.

Let's Amplify Your Voice Together

Tell us about your project, and we will get back to you within one business day.

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?