Virliya Putricantika Berbagi Pandangan Masa Depan Media Lokal di Tengah Tren Platform Digital  

masa depan media lokal

Masa depan media lokal kerap dipertanyakan di tengah banjir informasi yang datang dari berbagai sumber, baik itu dari linimasa media sosial maupun dari pemberitaan media besar.

Namun, di tengah banyaknya arus informasi tersebut, media lokal ternyata masih punya tempat tersendiri di masyarakat, terutama karena kedekatannya dengan isu-isu yang terjadi di sekitar mereka.

Pertanyaannya adalah, apakah mereka masih bisa bertahan? Atau justru pelan-pelan menghilang?

RadVoice Indonesia telah mewawancarai Virliya Putricantika, multimedia manager BandungBergerak.id, media lokal berbasis di Bandung yang dikenal dengan liputan penuh data serta reportase mendalam. 

Sebagai pengelola multimedia di BandungBergerak, Virliya juga aktif sebagai jurnalis foto. Ia berkontribusi sebagai jurnalis foto bagi Project Multatuli selama hampir dua tahun terakhir. 

Ia juga tengah menyiapkan konten yang akan ditayangkan di channel YouTube BandungBergerak berupa podcast bersama komunitas dan obrolan di balik meja redaksi. 

Berikut perbincangan bersama Virliya mengenai masa depan media lokal di tengah gempuran platform digital. 

masa depan media lokal
Virliya (tengah) juga aktif sebagai jurnalis foto bagi Project Multatuli. (Foto oleh Virliya Putricantika)

Bagaimana Masa Depan Media Lokal?

Virliya meyakini masa depan media lokal bukan sekadar bertahan, tapi juga bagaimana bisa tumbuh bersama dan menjadi suara di tengah dominasi platform besar. 

Menurutnya, kekuatan utama dari media lokal adalah kepercayaan dari publik, setidaknya dari yang mengenal BandungBergerak. 

“Karena kami memulai media ini dari satu komunitas ke komunitas dan tidak bisa dilepaskan juga hubungan baik dengan jejaring yang sama-sama bergerak di Bandung Raya,” ucap Virliya. 

Ia menilai, informasi yang ada selama ini justru bukan berasal dari jurnalis tapi dari keterlibatan publik atau komunitas yang paling memahami persoalan yang terjadi. 

“Media lokal menjadi medium untuk mempublikasikan cerita itu ke audiens yang lebih luas,” katanya. 

Namun ia tak memungkiri bahwa cara orang mengonsumsi berita kini pun berubah. 

masa depan media lokal
Ilustrasi. Informasi yang muncul di media lokal banyak berasal dari keterlibatan publik atau komunitas yang paling memahami persoalan yang terjadi. (Foto oleh Freepik)

Tak hanya mengandalkan media cetak atau situs berita, banyak orang kini lebih sering mendapatkan informasi dari media sosial atau aplikasi pesan instan.

Virliya dan redaksi BandungBergerak pun menyadari itu dan berupaya tetap beradaptasi. 

“Kami juga melakukan pendekatan lain untuk memenuhi kebutuhan audiens, salah satunya melalui media sosial. Selain Instagram, X, dan TikTok, kami juga mengunggah obrolan redaksi dalam penyiapan liputan di kanal YouTube kami,” jelasnya.

Menjaga Kualitas Jurnalisme Media Lokal

Virliya mengakui bahwa jurnalisme hari ini memang jauh lebih tergesa dibandingkan sebelumnya. 

Jurnalis dituntut serba cepat, mulai dari mengumpulkan informasi, menulis berita, hingga mempublikasikannya ke berbagai platform digital.

Bahkan tak jarang media juga harus mengorbankan kedalaman dan verifikasi demi kecepatan tayang di tengah kompetisi.

“Untuk menyajikan kualitas bermutu, kami tetap melakukan kerja kaki untuk melakukan verifikasi, mendengarkan mereka (warga) yang merasakan langsung dan dilengkapi riset,” jelasnya.

Hal ini terlihat dari sejumlah artikel yang dipublikasikan BandungBergerak. Selain fokus pada topik-topik terkait pendidikan, keberagaman, dan lingkungan hidup, kanal mereka juga menyediakan tulisan untuk liputan khusus.

Liputan khusus ini merupakan reportase panjang dan mendalam yang menjadi hasil kolaborasi dengan pihak lain tentang berbagai isu. Salah satunya berupa Ujian Berbhineka bagi Jemaat Santa Odilia.

BandungBergerak juga memiliki kanal berupa Narasi dan Kolom yang menyediakan ruang untuk masyarakat umum menulis tentang berbagai topik di situsnya.  

Menjangkau Isu yang Luput dari Media Besar

Virliya meyakini bahwa masa depan media lokal tetap mungkin diperjuangkan karena keberadaannya masih dibutuhkan untuk mengangkat isu-isu yang dekat dengan kehidupan warga, terutama yang sering terabaikan oleh media besar.

“BandungBergerak mengisi kekosongan yang belum diisi dari kawan-kawan media mainstream lainnya,” tuturnya. 

masa depan media lokal
Menurut Virliya, masa depan media lokal tetap mungkin diperjuangkan karena masih dibutuhkan untuk mengangkat isu-isu yang dekat dengan kehidupan warga. (Foto oleh Virliya Putricantika)

Selain berjejaring dengan kawan-kawan komunitas, BandungBergerak juga berjejaring dengan kelompok yang termarginalkan serta memberi ruang bagi publik yang terpinggirkan.

Mereka bukan hanya menjadi sumber pemberitaan, tapi juga dilibatkan melalui peliputan, diskusi, hingga kolaborasi konten maupun tulisan. 

Pendekatan ini tentu bukan hanya strategi editorial, tapi juga menjadi refleksi untuk masa depan media lokal. 

Di tengah persaingan dengan berbagai platform digital, hubungan dengan komunitas menjadi kekuatan bagi media lokal agar tetap relevan. 

Kesimpulan

Di tengah gempuran platform digital, media lokal seperti BandungBergerak membuktikan masih pentingnya peran mereka dalam penyampaian informasi. 

Keberpihakan pada isu-isu komunitas, kedekatan dengan publik yang termarjinalkan, serta komitmen pada jurnalisme yang mendalam menjadi kekuatan utama.

Virliya Putricantika menekankan masa depan media lokal bukan sekadar soal bertahan, tapi juga tentang bagaimana terus tumbuh bersama komunitasnya. 

Wawancara dengan Virliya Putricantikan dilakukan pada Jumat, 11 Juli 2025. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas. 

Let's Amplify Your Voice Together

Tell us about your project, and we will get back to you within one business day.

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?