Hilmansyah, general manager Mercure Garut City Center, kini mengemban tanggung jawab baru untuk merancang strategi media yang memperkenalkan perpaduan antara pengaruh global brand Mercure dan kebudayaan Garut, Jawa Barat.
Baginya, media tetap menawarkan jangkauan dan dampak yang tidak dimiliki media sosial dalam memupuk keunikan hotel internasional pertama Garut di benak publik.
Hilmansyah telah bekerja di Accor, perusahaan Prancis yang turut menaungi Mercure Garut City Center, selama lebih dari satu dekade. Ia sempat bertugas di Bogor, Jakarta, Pontianak, Lampung, dan lainnya sebelum menempati posisinya yang sekarang.
Apa yang Mendasari Strategi Media Mercure Garut City Center?
Accor mengundang RadVoice Indonesia untuk bermalam di Mercure Garut City Center sehari sebelum hotel bintang empat ini resmi dibuka untuk umum pada 16 Januari 2025.
RadVoice berkesempatan mewawancarai Hilmansyah terkait beberapa inspirasi yang turut mendasari strategi media dan sosialisasi Mercure Garut City Center di bawah kepemimpinannya. Berikut selengkapnya.
Berkolaborasi dengan Masyarakat Setempat
“Kita berkolaborasi dengan UMKM di sini. Kami mau meningkatkan produk-produk lokal yang bisa diangkat.
“Cara berjualan UMKM itu perlu kita bantu karena mereka masih mempunyai sistem tradisional. Saat ini, mereka mungkin mengikuti prinsip 10 tahun atau 20 tahun yang lalu. Mereka berjualan harus mendapatkan revenue pada saat itu juga.
“Tapi saat ini, marketing berbeda. Mereka tidak mendapatkan revenue hari ini, tapi in the future. Sama dengan kami mengundang media. Bukan hari ini saya dapat revenue, tapi in the future.
Baca juga: 3 Cara Mengirimkan Media Invitation, Praktisi PR Wajib Tahu!
“UMKM terbiasa diundang ke acara-acara. Yang mereka pikir: hari ini dia pameran, hari itu dia dapat uang banyak. Saya berpesan ke UMKM: tidak seperti itu, kita lihat masa depan.
“Karena kita tahu power media sekarang, buruk atau baiknya dengan media. Relasi hubungan dengan media itu tergantung dari kita untuk menyikapinya secara positif.”
Sadari Keunggulan Lokal
“Saya menginginkan Mercure Garut ini bisa diterima oleh semua kalangan dari Jakarta, luar Garut, maupun Garut.
“Kita mempunyai 160 kamar yang terdiri dari enam tipe yang view-nya memang cantik. Ada pool, view ada segala mountain. Kita berada di antara bukit. Di lobby itu, kita punya topografi Garut di background. Itu karena kita locally inspired.
“Tidak semua dekorasi kita dari Eropa, tapi semua menunjukkan lokal Garut karena Mercure di setiap ibu kota atau kabupaten Itu berbeda. Mereka mempunyai locally inspired apa yang diangkat dari kota tersebut.
“Kita angkat apa yang menjadi ciri khas Garut itu sendiri, contoh di kamar itu kita selalu siapkan dodol dan burayot. Itu khas Garut yang harus kita angkat.”
Sedang merencanakan komunikasi ke media? RadVoice siap menjadi mitra Anda.
Pahami Kebutuhan Konsumen
“Karena experience kita di international hospitality, produk dan layanan kita harus bagus. Kita harus melihat needs-nya. Apa, sih, yang dibutuhkan oleh konsumen kita?
“Jadi, tidak setiap konsumen itu berada di level yang sama. Setiap orang datang ke hotel itu punya bad mood, afraid mood, dan happy mood.
“Bagaimana supaya yang afraid mood dan bad mood itu menjadi happy mood? Nah, itulah yang kita pesankan ke tim kami untuk mengikuti brand standard kita. Kita bisa berinovasi, bisa berkreativitas.”
Kesimpulan
Mengusung semangat locally inspired, Mercure memadukan nilai-nilai Garut dengan sisi global Accor.
Hilmansyah, GM Mercure Garut City Center, mengatakan bahwa berkolaborasi dengan para pelaku UMKM lokal penting dilakukan demi mengangkat kekhasan suatu daerah.
Selain itu, setiap organisasi yang mengembangkan hubungan dengan media perlu mengingat bahwa hasilnya bukan untuk penjualan sekarang, namun di masa depan.
Mengaitkan berbagai keunggulan Mercure dengan menjawab kebutuhan pelanggan turut mendasari strategi media yang dapat menekankan keunikan brand.
Wawancara dengan Hilmansyah dilakukan pada Rabu, 15 Januari 2025. Wawancara ini telah diedit agar lebih ringkas.
