Pernah mendengar siaran pers atau press release? Di dunia komunikasi korporat dan relasi media, siaran pers adalah hal yang lazim Anda temukan. Anda dapat berbagi nilai atau value perusahaan dan brand melalui siaran pers. Meski demikian, konten press release semestinya informatif, bernilai berita, dan memiliki bahasa yang enak dibaca.
Siaran pers menjadi salah satu cara untuk mengenalkan brand Anda ke masyarakat dan media. Karena itu, press release memegang peranan penting karena sebagai jembatan vital terhadap strategi komunikasi perusahaan.
Press release juga menjadi kunci untuk publikasi ke masyarakat. Menulis siaran pers membutuhkan kemampuan komunikasi tertulis yang mumpuni agar pesan yang ingin Anda sampaikan menjadi lebih efektif dan tidak bertele-tele.
Sayangnya, masih sering ditemukan kesalahan saat menulis siaran pers. Ini berdampak pada value gagal tersampaikan. Setidaknya ada tiga kesalahan menulis siaran pers yang perlu Anda ketahui.
Kesalahan saat Menulis Siaran Pers
Dirangkum dari berbagai sumber, setidaknya terdapat tiga kesalahan umum ketika seseorang menulis siaran pers. Salah satu yang paling kentara terlihat adalah headline atau judul berita yang bertele-tele. Untuk lebih lengkapnya, mari simak pembahasan di poin berikutnya.
1. Headline Bertele-tele
Judul atau headline siaran pers adalah satu hal yang pertama kali dibaca jurnalis. Karena itu, pastikan judul tersebut singkat, padat, dan dapat merepresentasikan isi press release yang Anda kirim. Bila perlu, buatlah headline yang dapat menggerakkan jurnalis agar mereka merasa nyaman membacanya.
Menurut laman Content Collision, dalam sehari saja, seorang jurnalis dan media menerima puluhan hingga ratusan press release. Anda bisa membayangkan bagaimana jurnalis dan media tetap fokus dan catch-up terhadap konten press release yang Anda kirim.
Makin singkat dan padat headline press release Anda, makin mudah pula jurnalis dan masyarakat mengenal brand Anda. Pemberitaan brand Anda di liputan media makin meningkatkan brand awareness yang merupakan salah satu fungsi dari media relations.
2. Konten Tidak Bernilai Berita
Secara prinsip, konten press release harus bernilai berita dan dapat mewakili brand atau perusahaan Anda. Namun, kesalahan yang sering terjadi adalah konten bersifat terlalu promosional, informasi kurang lengkap, ditulis dengan sudut pandang orang pertama, bahkan terlalu banyak menggunakan kutipan dari tokoh internal perusahaan.
Perlu Anda ketahui, press release sejatinya bukanlah kanal untuk berpromosi atau beriklan. Siaran pers adalah satu komunikasi tertulis yang bersifat faktual dan objektif. Meski pada praktiknya juga bertujuan untuk mempromosikan brand atau perusahaan.
Anda tetap dapat mengemas bagaimana press release informatif namun juga mampu diselipkan informasi promosional secara halus dengan menggunakan teknik soft-selling content.
Agar menulis siaran pers lebih mudah dan jelas, Anda dapat bertanya “siapa yang peduli dengan press release ini?”. Sehingga Anda dapat memposisikan diri dengan sudut pandang jurnalis dan media.
Bagaimana jika Anda terlalu banyak menampilkan informasi pada rilis tersebut? Perlu Anda ingat, jurnalis lebih menyukai konten press release yang singkat, padat, dan langsung pada intinya. Anda tidak perlu menambahkan jargon-jargon atau basa-basi.
Kesalahan berikutnya yang sering dilakukan adalah abai terhadap kata kunci. Mari simak pembahasan berikutnya.
3. Mengabaikan Kata Kunci
Dirangkum dari laman Forbes, kesalahan umum menulis press release adalah abai terhadap kata kunci. Namun, kata kunci yang seperti apa?
Di tengah cepatnya arus publikasi berita, tim relasi media Anda mungkin saja mengabaikan kata kunci yang ingin ditargetkan. Meskipun tim Anda masih sempat membuat judul siaran pers menarik dan dapat diklik, tetapi ingatlah bahwa Anda juga perlu menyelaraskan kebiasaan audiens dalam mencari informasi.
“… remember to align with your audience’s search habits to ensure the right people receive the message to make the most impact.”
— Sarah Bird dari Moz dalam artikel Forbes “14 Big Mistakes To Avoid When Creating A Press Release.”
Kata kunci inilah yang dapat meningkatkan customer baru, menguatkan posisi brand pada pencarian search engine, bahkan nantinya akan menjadi kanal mempromosikan produk secara tidak langsung (soft promotion).
Jadi, saat menulis press release, penting juga bagi Anda untuk mengetahui teknik menulis SEO karena ada cukup banyak manfaat SEO untuk brand dan perusahaan Anda.
Kesimpulan
Secara umum, terdapat tiga kesalahan yang sering dilakukan seseorang ketika menulis siaran pers, di antaranya:
- Headline atau judul panjang dan bertele-tele
- Konten tidak bernilai berita dan cenderung promosional
- Abai terhadap kata kunci dan kebiasaan audiens dalam mencari informasi
Itulah penjelasan mengenai kesalahan-kesalahan umum ketika menulis siaran pers. Semoga informasi tersebut membuat Anda semakin teliti ketika menulis press release. Semangat!