Pentingnya Kemampuan Menulis di Era ‘Talent War’ Menurut Corporate Communication Manager LinkAja Rahma Soediro

talent war dan kemampuan menulis

Fenomena “talent war” menghantui tidak hanya fresh graduate, tetapi juga kelompok pekerja berpengalaman imbas maraknya fenomena PHK.

Talent war” merupakan kompetisi dalam menarik dan mempertahankan bakat terkait keahlian di bidang tertentu

Kemampuan menulis bisa menjadi salah satu kiat untuk memenangkan persaingan memperoleh pekerjaan tersebut.

Rahma Soediro, Corporate Communication Manager LinkAja, membenarkan tentang pesatnya perubahan industri.

Menulis, menurutnya, menjadi dasar awal untuk melihat cara dan kedalaman berpikir calon pekerja.

Profesi Rahma yang berawal dari content writer dan public relations (PR) membuat keahlian menulis menjadi kompetensi dasar yang wajib dimiliki.

Rahma Soediro berbagi pengalaman pentingnya menulis di era “talent war”. (Semua foto oleh Rahma Soediro)

Kemampuan Menulis Buka Peluang Memenangkan ‘Talent War

Rahma Soediro berbagi pengalaman dan pandangannya dengan RadVoice Indonesia mengenai alasan pentingnya kemampuan menulis bagi calon pekerja untuk lebih berpeluang diterima. Berikut selengkapnya.

Menulis Mencerminkan Cara Berpikir

Menurut Rahma, kemampuan menulis memberikan gambaran bagi para perekrut dalam menilai struktur berpikir dan cara calon pekerja menyampaikan gagasan, kronologis, sampai kesimpulannya.

“Apalagi kalau yang bidang yang mereka sasar itu public dan media relations, corporate communications. Buat saya, menulis itu mencerminkan cara berpikir. Kemampuan menulis menjadi pembeda utama ketika banyak kandidat memiliki kualifikasi dengan teknis yang mirip,” kata Rahma.

Meski kini keberadaan chatbot AI seperti ChatGPT membantu pekerjaan termasuk menulis, tapi tetap manusia yang memasukkan perintah atau prompt-nya.

Untuk itu, kemampuan menulis bisa menunjukkan kedalaman analisis seseorang.

“Jadi, seperti sejauh mana calon pekerja bisa menganalisa secara in-depth terhadap suatu isu,” terang Rahma.

Menampilkan Citra Perusahaan

Sebagai praktisi PR, kemampuan menulis pada talent menjadi keahlian pertama yang dicari untuk mengisi posisi di departemen corporate manager dan media relations.

Alasannya, pekerjaan di area ini merupakan wajah dari citra perusahaan.

Rekruter akan melihat sejauh mana calon pekerja bisa menuangkan cara berpikir untuk mengkonstruksi visi misi perusahaan melalui tulisan.

“Sebenarnya, PR bukan men-showcase diri sendiri, tapi lebih kepada perusahaan. Maka bagaimana caranya kita melakukan corporate branding. Nah, asalnya itu sebenarnya dari narasi, yang diawali dari menulis,” kata Rahma.

Menunjang Personal Branding

Bentuk tulisan yang dipublikasikan di Medium, Linkedin, dan media sosial menjadi platform yang paling efektif untuk menunjang personal branding calon karyawan.

Untuk itu, Rahma menyarankan bagi talent agar berlatih menulis melalui platform tersebut.

Rahma (paling kanan) mendampingi CEO LinkAja Yogi Rizkian Bahar di kantor CNBC Indonesia.

Kesalahan Umum Penulisan oleh Kandidat

Rahma menjelaskan beberapa kesalahan umum penulisan yang sering dilakukan calon pekerja.

Mungkin bagi sebagian orang kesalahan tersebut kecil, tapi bisa memengaruhi nilai dari calon pekerja di mata rekruter.

Typo atau Salah Ketik

Rahma menyebut typo atau salah ketik sebagai pertimbangan dasar dalam menilai tulisan calon pekerja.

Typo dan kesalahan tata bahasa paling tidak bisa saya tolerir. Menurut saya, itu sangat basic dalam menulis,” kata Rahma.

Struktur Gagasan

Rahma berpendapat, teknis menulis yang tidak terlalu rapi bukan masalah besar selama tulisannya mengalir dan memiliki kebaruan informasi.

“Tinggal kita bina dari sisi kerapiannya,” jelas Rahma.

Sebaliknya, bila dari sisi kerapian gagasan menulis dan berpikir tidak menunjang, serta tidak menguasai struktur penulisan, lamaran tersebut dipastikan akan dilewatkan dan berlanjut ke kandidat lain.

Pemilihan Kata atau Diksi

Kesalahan berikutnya yang kerap dilakukan oleh calon karyawan: pemilihan kata dan kalimat.

Mereka tidak memposisikan diri saat menulis esai untuk lamaran kerja, terlalu kaku, atau terlalu santai.

“Terlalu kaku juga tidak baik karena kesannya sangat berjarak. Sebaliknya, kalau terlalu santai jadinya tidak profesional. Ini sering terjadi pada contoh tulisan terkait produk yang diminta, pada syarat perekrutan,” ujar Rahma.

Alangkah baiknya, lanjut Rahma, talent paham untuk menempatkan diri sebelum menulis.

Dengan demikian, tata bahasa dan pemilihan kata disesuaikan dengan sasarannya, konsumen atau korporat, termasuk untuk surat lamaran kerja.

Penggunaan Jargon

Rahma menekankan, penggunaan jargon tidak terlalu penting karena terkadang tidak memiliki nilai tambah dalam suatu informasi.

Sayangnya, masih banyak talent mencantumkan hal itu di dalam curriculum vitae. Ini tidak ada korelasi dengan kebutuhan syarat kerja.

Akan lebih baik, kata Rahma, apabila calon karyawan menuliskan pengalaman kerja atau berorganisasi mereka.

Keterangan ini akan memberi nilai tambah, terutama bila berdampak pada prestasi tertentu, seperti berhasil meningkatkan media awareness.

“Sehingga kami tahu share of voice-nya gimana. Dia juga paham ada impact-nya di pengalaman kerja. Bahkan sekarang kita sudah tidak bermain hashtag (untuk branding),” jelas Rahma.

Rahma bersama mantan Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita (paling kanan).

Kesimpulan

Kemampuan menulis bisa menjadi pembeda dan menonjolkan seorang kandidat di antara pesaingnya, terutama dalam era talent war.

Menurut Rahma Soediro, menulis menunjukkan cara berpikir seseorang.

Dari tulisan, dapat dilihat potensi calon karyawan untuk mengisi posisi yang dilamar dalam perekrutan kerja.

Dalam kemampuan menulis, teknis tulisan dari talent masih bisa dilatih. Namun bila calon karyawan tidak terlihat minatnya maka akan akan sulit untuk menarasikan sebuah gagasan.

Wawancara dengan Rahma Soediro dilakukan pada Jumat, 30 Mei 2025. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.

Let's Amplify Your Voice Together

Tell us about your project, and we will get back to you within one business day.

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?