Meliput kunjungan presiden ke luar negeri adalah pengalaman yang luar biasa bagi seorang jurnalis. Tidak terkecuali bagi Alfania Risky Octavia, jurnalis Kompas TV, yang akrab disapa Alfa.
Selain menjadi kesempatan untuk menjadi saksi momen bersejarah, perjalanan ini juga penuh dengan tantangan yang harus dihadapi. Mulai dari jarak yang sangat jauh, durasi perjalanan yang melelahkan, hingga protokol keamanan yang sangat ketat, harus dilalui Alfa.
Dalam artikel ini, Alfa berbagi pengalaman pribadi kepada RadVoice Indonesia saat meliput kunjungan Presiden Indonesia Prabowo Subianto ke Amerika Serikat.
Pengalaman ini memberinya kesempatan untuk berada di tengah peristiwa penting dan menyaksikan langsung dinamika liputan internasional.
Tantangan dan Pengalaman Saat Meliput Kunjungan Presiden
Bagaimana pengalaman Anda saat meliput kunjungan presiden ke luar negeri?
“Meliput kunjungan presiden ke luar negeri adalah pengalaman luar biasa yang saya anggap sebagai ‘naik haji’nya wartawan.”
“Salah satu momen paling berkesan adalah ketika saya berkesempatan masuk ke Ruang Oval di Gedung Putih, tempat Presiden Indonesia Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joe Biden.”
“Saat berada di dalam ruangan yang sering muncul di film-film tersebut, saya merasa seperti sedang bermimpi.”
“Saya juga sangat kagum dengan cara kerja wartawan istana di Amerika Serikat. Salah satu hal yang menarik perhatian saya adalah bagaimana boom mic dapat ditempatkan tepat di atas kepala Presiden Biden.”
“Jika hal tersebut terjadi di Indonesia, saya yakin Paspampres sudah menariknya karena alasan keamanan.”
“Hal ini menunjukkan perbedaan sistem pengamanan antara Secret Service di Amerika Serikat dan Paspampres (re: Pasukan Pengamanan Presiden) di Indonesia.”
Apa tantangan terbesar yang Anda hadapi selama liputan ini?
“Salah satu tantangan terbesar yang saya hadapi selama meliput kunjungan Presiden ke luar negeri adalah harus bekerja secara mandiri.”
“Saya tidak hanya bertindak sebagai reporter, tetapi juga sebagai juru kamera.”
“Tantangan semakin besar ketika saya sedang bersiap untuk siaran langsung, tetapi di saat yang sama Presiden Prabowo melakukan doorstop interview.”
“Saya harus dengan cepat mengambil keputusan, memegang mikrofon, menitipkannya kepada orang lain, mengangkat kamera, dan tetap memastikan siaran langsung berjalan lancar.”
“Dalam situasi seperti ini, saya benar-benar merasakan istilah “Palugada” atau “apa lu mau, gue ada.”
Perjalanan Panjang dan Hambatan Teknis
Bagaimana pengalaman Anda dengan durasi perjalanan menuju lokasi liputan?
“Salah satu tantangan besar dalam meliput kunjungan presiden ke luar negeri adalah durasi perjalanan yang sangat panjang.”
“Untuk liputan kali ini, saya harus menempuh penerbangan selama 24 hingga 26 jam.”
“Setelah perjalanan panjang tersebut, saya merasa sangat lelah dan sempat berpikir untuk tidak ingin naik pesawat lagi dalam waktu dekat.”
“Tentu saja, perjalanan yang begitu lama meninggalkan rasa letih yang cukup berat, tetapi itu adalah bagian dari pekerjaan yang tidak dapat dihindari.”
Adakah cerita menarik yang Anda alami dalam perjalanan panjang tersebut?
“Setibanya di Bandara Internasional John F. Kennedy (JFK), saya menghadapi tantangan baru berupa antrean panjang di imigrasi yang memakan waktu lebih dari 30 menit.”
“Namun, tantangan terbesar saya hadapi ketika petugas imigrasi hampir menahan baterai alat live streaming yang saya bawa.”
“Setiap petugas imigrasi tampaknya memiliki aturan yang berbeda-beda terkait barang elektronik yang diperbolehkan.”
“Akibatnya, saya hampir tertinggal pesawat lanjutan. Beruntung, setelah proses pemeriksaan yang cukup lama, saya akhirnya diizinkan membawa alat tersebut dan dapat melanjutkan perjalanan.”
Kesimpulan
Meliput kunjungan presiden ke luar negeri adalah pengalaman berharga yang penuh tantangan bagi jurnalis, termasuk Alfa.
Dalam perjalanan ini, Alfa tidak hanya mendapat kesempatan untuk menyaksikan peristiwa bersejarah, tetapi juga belajar pentingnya kesiapan dalam menghadapi situasi tak terduga, baik dalam aspek teknis maupun mental.
Sebagai jurnalis, Alfa menekankan untuk selalu siap untuk beradaptasi dengan kondisi di lapangan, terutama saat bertugas di lingkungan yang sangat dinamis seperti liputan kepresidenan di luar negeri.
Pengalaman ini juga memperkaya wawasan Alfa tentang bagaimana liputan internasional dilakukan, serta memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana wartawan berperan dalam menyampaikan informasi kepada publik, terutama di tengah-tengah peristiwa besar yang melibatkan kepala negara.
Wawancara dengan Alfania Risky Octavia dilakukan pada Jumat, 10 Januari 2025. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.
