Menjadi penulis konten sukses bukanlah hal mudah. Anda harus memiliki mindset yang tepat, terlebih jika Anda mengerjakan berbagai konten pada satu waktu. Terkadang, penulis kesulitan untuk keluar dari satu topik dan masuk ke topik lainnya.
Jika terus begini, Anda mungkin tidak lagi bisa berkarya. Namun, jangan panik dulu. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan, salah satunya dengan memiliki mindset penulis konten.
Bekerja sebagai penulis berarti menerapkan kemampuan menguasai berbagai topik dan menuangkannya dalam bentuk artikel secara sederhana. Butuh waktu bertahun-tahun, proses mengolah dan menyaring informasi, hingga kesadaran penuh atau mindfulness saat menulis.
Mindset Penulis Konten
Berikut tiga mindset yang perlu dimiliki agar bisa konsisten berkarya.
1. Kosongan Pikiran
Mindset penulis konten pertama yang perlu Anda miliki adalah selalu kosongkan pikiran setiap memulai karya baru. Dari sekian banyak informasi beredar, seseorang akan mudah merasa kewalahan dalam menanggapi dan menyerap hal-hal yang ada. Manakah yang esensial dan berdampak?
Ada kalanya penulis konten perlu mengosongkan gelas usai melakukan riset, mengolah informasi, dan menulis artikel. Tujuannya untuk mempermudah diri saat self-editing atau mengedit tulisan secara mandiri.
Di samping itu, mengosongkan pikiran juga membuat penulis konten dapat mengambil jarak dari informasi yang pernah diperoleh.
Sebagaimana filosofi gelas, untuk menjadi bijak dan berpengetahuan, penulis perlu dan harus siap mengosongkan gelasnya.
Katakanlah Anda berpengalaman menulis dan bekerja di bidang pemasaran digital atau digital marketing yang berfokus pada usaha bisnis ke pelanggan (B2C). Topik besar yang diangkat adalah tentang asuransi dan literasi asuransi. Setelah sekian tahun, Anda merasa jenuh atas dinamika tren pemasaran digital. Anda memutuskan untuk mengambil jeda dan mempelajari hal baru.
Anda pun belajar menulis perjalanan dengan gaya penulisan personal, namun masih dapat bercerita sambil menyelipkan produk atau jasa yang berkaitan dengan perjalanan.
Mengosongkan pikiran bisa dilakukan dengan mempelajari hal baru atau mengambil tantangan untuk menggarap konten artikel dengan topik di luar zona nyaman.
2. Selalu Ingin Tahu
Mindset selanjutnya adalah selalu ingin tahu. Keingintahuan yang tinggi ternyata membantu penulis konten untuk bertahan di tengah persaingan. Pasalnya, dorongan untuk mencari hal-hal baru, eksplorasi topik yang belum pernah didengar atau dipelajari, serta perasaan senang karena dapat memahami informasi baru turut membantu seorang penulis lebih menghayati pekerjaannya.
Bonusnya, penulis konten punya kekhasan atau memiliki kemampuan menguasai satu bidang dan bisa didalami dengan serius setelah menguasai banyak hal.
Rasa ingin tahu tersebut dapat berdampak pada proses penggarapan artikel. Dimulai dari antusiasme saat melakukan storytelling di artikel, keleluasaan diri saat memparafrase informasi yang diolah, serta “tektokan” terasa santai ketika mengomunikasikan ide kepada editor.
Meski begitu, perlu diingat pula bahwa rasa ingin tahu tetap memerlukan filter dan berpikir kritis terhadap informasi yang didapat. Berpikir kritis dapat membantu penulis konten menyaring informasi dengan baik melalui cara mempertanyakan tujuan dan konteks pemikiran, sumber informasi, analisis, dan lainnya.
Dengan demikian, penulis dapat bersikap lebih bijak dalam mencerna informasi.
3. Beri Jeda dan Fokus
Mindset terakhir adalah beri jeda sebelum kembali fokus. Otak bekerja keras saat penulis konten mencari sumber, mengolah informasi, dan menuliskan ulang informasi menggunakan bahasanya sendiri.
Begitu juga dengan penulis yang memerlukan waktu istirahat. Tujuannya agar memudahkannya untuk selalu berpikir kritis yang berperan penting bagi setiap penulis untuk menyaring informasi agar lebih kredibel dan akurat.
Saat istirahat, otak tidak sepenuhnya menganggur. Otak justru bekerja keras memproses ingatan dan membantu kita memahami apa yang kita alami. Ini adalah mode default dari otak manusia.
Dikutip dari Edutopia.org, istirahat menjaga otak kita tetap sehat dan memainkan peran kunci dalam kemampuan kognitif seperti pemahaman membaca dan pemikiran divergen (kemampuan untuk menghasilkan dan memahami ide-ide baru). Seorang penulis yang beristirahat sejenak pun demikian.
Di samping itu, istirahat juga dapat menghindari penulis konten dari kecerobohan seperti kalimat ambigu dan redundan, salah ketik, dan lainnya. Ketika penulis mendapatkan masukan dari editor, ia mampu mengatasi pikiran-pikiran negatif saat meresponsnya.
Tidak kalah penting, beristirahat juga mendorong penulis konten untuk menepi sejenak agar dapat menumbuhkan pola pikir bertumbuh atau growth mindset.
Dengan demikian, penulis konten dapat kembali fokus melanjutkan pekerjaan. Fokus yang dimaksud yakni patuh manajemen waktu saat bekerja dan mengatur prioritas saat pengerjaan artikel.
Selain tiga hal di atas, menulis artikel beragam topik membutuhkan waktu panjang untuk memahami istilah tertentu.
Kesimpulan
Seorang penulis konten dapat menulis artikel ragam topik dengan memiliki beberapa mindset, seperti:
- Selalu mengosongkan gelas pikiran
- Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi
- Mampu memberi jeda dan fokus
Itulah beberapa mindset penulis konten yang perlu Anda miliki. Semoga tiga insight di atas membantu Anda sewaktu menulis konten, ya!