Dalam dunia marketing, white paper dikenal sebagai salah satu alat strategis membangun kredibilitas brand.
White paper berfungsi sebagai dokumen pemasaran untuk menarik calon pelanggan agar mereka ingin mempelajari lebih lanjut tentang sebuah produk atau layanan.
Butuh riset mendalam dan penyajian terstruktur untuk menghasilkan dokumen yang berkualitas bagi audiens.
Tentang White Paper dan Manfaatnya
RadVoice Indonesia telah merangkum penjelasan white paper dan mengapa dokumen ini penting untuk brand.
Apa itu White Paper?
White paper adalah dokumen pemasaran yang memuat laporan mendalam tentang produk atau topik tertentu untuk mengedukasi pembacanya.
Dilihat dari sejarahnya, dokumen ini dikembangkan dari penggunaan blue paper di Inggris pada abad ke-19 yang sampul laporan parlemennya berwarna biru.
Mengutip Investopedia, jika suatu topik kurang serius bagi pemerintah, maka sampul biru itu akan dibuang dan diterbitkan dengan sampul putih. Laporan itu yang kemudian disebut sebagai buku putih.
Di Amerika Serikat, penggunaan dokumen ini merujuk pada laporan latar belakang atau panduan mengenai suatu isu tertentu.
Accurate menjelaskan, white paper biasanya digunakan oleh perusahaan teknologi, perusahaan konsultan, atau organisasi lain yang ingin memperluas pengetahuan dan pengaruh mereka dalam industri terkait.
Fakta yang disajikan dalam dokumen ini sering kali didukung oleh penelitian dan statistik dari sumber yang dapat dipercaya. Bentuknya dapat berupa bagan, grafik, maupun tabel.
Mengapa White Paper Penting?
Bagi brand, keberadaan dokumen ini dapat menjadi alat yang efektif untuk memberikan informasi mendalam kepada audiens. Beberapa manfaatnya dijelaskan sebagai berikut.
Membangun Kredibilitas
White paper membantu brand menunjukkan keahlian di bidang tertentu. Dengan memberikan informasi yang bermanfaat, kepercayaan audiens terhadap brand pun meningkat.
Meningkatkan Brand Awareness
White paper yang informatif dan relevan berpotensi dibagikan secara luas melalui media sosial. Hal ini akan membantu brand untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Mendukung Strategi Lead Generation
Lead generation merupakan proses menarik calon pelanggan (leads) yang memiliki potensi untuk menjadi pelanggan aktif.
Keberadaan dokumen ini berfungsi sebagai salah satu alat utama untuk mengumpulkan leads yang berkualitas.
Misalnya, Anda membuat white paper tentang strategi meningkatkan penjualan online dengan target audiens adalah pemilik bisnis e-commerce. Tujuannya: 70 persen dari leads berminat pada layanan e-commerce.
Bagaimana Membuat White Paper?
Pada dasarnya, tak ada aturan teknis terkait format pembuatan dokumen tersebut.
Menurut Hubspot, pembuatannya berisiko membingungkan pembaca jika tak memiliki batasan atau ketentuan yang jelas.
Terdapat beberapa ketentuan format sebagai berikut.
- Panjang: Tidak kurang dari enam halaman yang termasuk ilustrasi, grafik, dan referensi. Dapat lebih panjang jika topiknya memerlukan banyak detail.
- Struktur: Ada halaman judul, daftar isi, ringkasan singkat, pendahuluan, penjelasan masalah, hipotesis solusi, dan contoh perusahaan yang menggunakan solusi tersebut untuk mencapai hasil dan kesimpulan yang diharapkan.
- Gaya penulisan: Gunakan gaya bahasa formal namun tetap mudah dipahami. Pastikan tulisan melalui proses penyuntingan, termasuk dalam desain tata letak halaman, gambar, dan huruf.
Anda juga harus memperhatikan sejumlah langkah berikut sebelum membuatnya.
Identifikasi Kebutuhan Audiens
Anda harus mempertimbangkan kebutuhan audiens untuk dapat membuat white paper yang berkualitas dan tepat sasaran.
Misalnya: jenis informasi apa yang menarik mereka, bagaimana mereka akan menggunakan informasi tersebut, dan bagaimana informasi tersebut akan menyelesaikan masalah mereka.
Contohnya: white paper bisnis yang fokus pada aspek bisnis suatu solusi atau strategi. Isinya dapat mencakup analisis pasar, strategi pemasaran, keuntungan bisnis, atau studi kasus untuk membantu pemilik bisnis atau manajer dalam membuat keputusan.
Lakukan Riset
Setelah berhasil mengidentifikasi kebutuhan audiens, Anda dapat melakukan riset.
Caranya dengan melakukan survei, menyusun studi kasus, atau menjelaskan secara rinci tentang suatu proyek.
Jika tidak dapat melakukan penelitian sendiri, Anda dapat mengambil statistik dari pemerintah atau organisasi survei dan menganalisisnya.
Kumpulkan berbagai data, contoh kasus, termasuk statistik tersebut untuk memperkaya informasi yang akan disampaikan dalam dokumen.
Buat Kerangka Tulisan
Susun kerangka tulisan untuk memudahkan penyusunan dokumen.
Anda dapat memulainya dengan pendahuluan yang berisi perkenalan topik dan mengapa topik itu penting, kemudian ringkasan, isi, dan kesimpulan.
Sertakan pula data visual seperti bagan atau grafik untuk memberikan informasi yang komprehensif.
Jangan lupa periksa kembali dan edit dokumen Anda untuk memastikan kejelasan dan konsistensi informasi.
Meninjau White Paper
Anda dapat meminta bantuan orang lain yang tepercaya untuk review sebelum mempublikasikan dokumen tersebut.
Mereka dapat memberi masukan jika ada kesalahan penulisan atau informasi yang tidak relevan.
Setelah melakukan sejumlah langkah tersebut, Anda dapat mulai mendistribusikan secara online melalui website, media sosial, email marketing, atau melalui kemitraan dengan pihak lain.
Kesimpulan
White paper dapat menjadi salah satu alat yang efektif untuk meningkatkan brand awareness dan membangun hubungan dengan pelanggan.
Untuk membuatnya, pastikan dulu kebutuhan audiens, lakukan riset, hingga menyusun kerangka tulisan. Dengan strategi yang tepat, dokumen ini dapat menjadi aset penting dalam pemasaran brand Anda.
Sudahkah brand Anda mempertimbangkan membuat white paper?