Dalam dunia jurnalistik, pemimpin redaksi atau dalam istilah internasional disebut editor in chief menjadi sosok tertinggi di ruang redaksi dan berperan penting dalam seluruh proses editorial di media.
Ia bertanggung jawab mengatur arah pemberitaan, menjaga kualitas konten, dan memastikan semua produk jurnalistik sesuai dengan visi media serta etika profesi standar jurnalistik, nilai perusahaan, dan kebutuhan audiens.
Namun ternyata tak cuma itu, ia juga bertanggung jawab menjaga citra perusahaan media.
Apa Itu Pemimpin Redaksi?
Menurut Glints, seorang editor in chief berperan sebagai “nakhoda” redaksi. Ia bukan hanya memimpin tim wartawan dan editor, tetapi juga memastikan setiap berita yang diterbitkan selaras dengan nilai dan kebijakan editorial perusahaan media.
Dalam konteks manajemen redaksi, pemimpin redaksi juga menjadi penghubung antara tim editorial dan manajemen perusahaan. Ia harus bisa menyeimbangkan idealisme jurnalistik dengan kepentingan bisnis tanpa mengorbankan integritas media.

Baca juga: Mengenal Tugas Reporter, Editor, hingga Pemimpin Redaksi
Lalu apa saja tugas dan tanggung jawabnya? RadVoice Indonesia telah merangkum lima penjelasan tugas dan tanggung jawab pemimpin redaksi sebagai berikut.
Tugas dan Tanggung Jawab Pemimpin Redaksi
1. Menentukan Arah dan Kebijakan Editorial
Mengutip Chron, pemimpin redaksi bertanggung jawab untuk menentukan arah editorial, topik berita, sudut pandang penulisan, gaya penulisan, dan isu prioritas yang akan diangkat dan memastikan setiap publikasi konsisten dengan nilai perusahaan.
Misalnya, saat menghadapi isu politik nasional, editor in chief harus menjaga agar pemberitaan tetap objektif, berimbang, dan tidak memihak. Ia juga menetapkan standar etika dalam peliputan agar media tidak terjebak dalam hoaks atau framing negatif.
Contoh lainnya, sebagai pemimpin, mereka berwenang untuk menetapkan kebijakan seperti tidak menampilkan identitas korban di bawah umur hingga menghindari penggunaan foto atau video yang mengganggu.
Dengan posisi tertinggi di redaksi, mereka sebenarnya sudah tidak bertanggung jawab langsung menulis atau mengedit artikel berita.
Meski demikian, terjadi pada sebagian media, ia tetap dapat menulis kolom opini atau sesekali di bagian editorial. Dalam beberapa hal, mereka juga terlibat dalam penganggaran dan perencanaan strategis, terkait konten dan marketing.
2. Mengawasi Kualitas Konten dan Menegakkan Etika Jurnalistik
Setiap berita yang diterbitkan melewati penilaian pemimpin redaksi. Ia memastikan seluruh konten melalui tahapan fact-checking, editing, dan review etika. Jika terjadi kesalahan, seperti pelanggaran privasi, pemimpin redaksi bertanggung jawab langsung untuk melakukan koreksi atau klarifikasi publik.
Dalam beberapa situasi krisis, seperti berita kontroversial, tuntutan hukum akibat berita yang dipublikasikan, atau tindakan yang merugikan reporter di lapangan, pemimpin redaksi harus siap bertanggung jawab. Hal ini khususnya yang berkaitan dengan hukum atau citra perusahaan.
Krisis semacam ini pernah menimpa CNNIndonesia.com terkait keberadaan wartawan mereka yang diduga turut mengintervensi kasus penembakan di Semarang pada November 2024.
Pemimpin redaksi CNNIndonesia.com pun langsung memberikan klarifikasi telah membebastugaskan wartawan tersebut atas dugaan keterlibatan dalam kasus. Pernyataan klarifikasi itu disebar ke berbagai media.
3. Membina dan Memotivasi Tim Redaksi
Pemimpin redaksi berperan membentuk budaya kerja yang sehat dan produktif. Ia mendorong tim untuk terus belajar, beradaptasi, dan berpikir kritis terhadap isu yang sedang berkembang.
Di banyak redaksi, editor in chief juga menjadi penggerak program pelatihan internal, diskusi redaksi, dan mentoring bagi jurnalis muda agar kualitas berita meningkat secara konsisten.
4. Menjadi Penghubung antara Redaksi, Manajemen dan Pihak Eksternal
Editor in chief berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara newsroom dan manajemen bisnis media. Ia memastikan kebijakan redaksi tetap independen, namun tetap mendukung arah strategis perusahaan.

Tugas yang tak kalah penting adalah menjalin hubungan eksternal dengan berbagai pihak. Pemimpin redaksi juga berperan penting dalam menjaga hubungan baik dengan pihak eksternal: narasumber, mitra bisnis, lembaga pemerintah, dan komunitas jurnalis.
Hubungan yang baik dengan para pihak tersebut akan membantu memudahkan akses informasi untuk kepentingan pemberitaan maupun kerja sama strategis.
Dalam sejumlah acara penting yang digelar di level pemerintahan, mereka biasanya diundang sebagai perwakilan media yang harus hadir. Acara-acara semacam itu bisa membuka jaringan yang lebih luas bagi pemimpin redaksi maupun medianya sendiri.
Baca juga: Cara Profesional Membangun Koneksi dengan Pimpinan Redaksi
Keahlian dan Kualifikasi yang Harus Dimiliki Pemimpin Redaksi
Menjadi pemimpin redaksi tidak hanya membutuhkan pengalaman panjang, tetapi juga kombinasi keterampilan manajerial, komunikasi, dan pemahaman mendalam tentang dunia jurnalistik modern.
Berikut beberapa keahlian dan kualifikasi utama yang wajib dimiliki editor in chief:
1. Kemampuan Editorial dan Penilaian Jurnalistik
Editor in chief harus memiliki mata tajam dalam menilai kualitas tulisan. Ia menentukan apakah sebuah berita layak tayang dan memastikan setiap informasi sudah diverifikasi.
2. Kepemimpinan dan Manajemen Tim
Ia adalah pemimpin yang harus bisa memotivasi reporter, editor, dan kontributor agar produktif, disiplin, dan mengikuti arah editorial. Seorang editor in chief juga sering menjadi mentor bagi jurnalis muda di ruang redaksi.
3. Ketegasan dalam Pengambilan Keputusan
Dalam situasi genting seperti berita kontroversial atau informasi sensitif, editor in chief harus cepat dan tegas mengambil keputusan, sembari tetap menjaga akurasi dan kredibilitas media.
4. Pemahaman Teknologi dan Media Digital
Di era digital, redaksi tidak bisa hanya berfokus pada berita cetak. Editor in chief wajib memahami SEO, engagement media sosial, serta strategi distribusi konten lintas platform agar tetap relevan.
5. Kecakapan Komunikasi dan Diplomasi
Pemimpin redaksi kerap menjadi wajah media di hadapan publik dan stakeholder. Ia harus mampu berbicara mewakili institusi dengan profesional, baik di forum resmi, wawancara, maupun saat menghadapi kritik publik.
Menurut Glints, kualifikasi seorang editor in chief umumnya meliputi:
- Pengalaman jurnalistik minimal 7–10 tahun;
- Pengetahuan mendalam tentang etika pers;
- Kemampuan berpikir strategis;
- Dan tentu saja, integritas tinggi sebagai penjaga kredibilitas media.
Besaran Gaji Pemimpin Redaksi
Lalu setelah mengetahui lebih jauh mengenai tugas dan kualifikasi untuk menjadi pemimpin redaksi, saatnya kita mengetahui besaran gaji mereka.
Tentunya angka gajinya seharusnya sepadan dengan tanggung jawab yang mereka emban.
Secara umum, besaran gaji pemimpin redaksi di Indonesia sangat bervariasi dan dapat berkisar antara belasan juta hingga puluhan juta rupiah per bulan. Angka ini sangat bergantung pada beberapa faktor kunci, seperti skala dan jenis perusahaan media, pengalaman, serta lokasi kerja.
Untuk media berskala besar, menurut Glassdoor, gaji pemred di media besar yang berbasis di Jakarta, seperti konglomerasi media besar nasional bisa mencapai kisaran Rp19 juta hingga Rp62 juta per bulan.
Sedangkan untuk media yang lebih kecil atau perusahaan rintisan, gaji pemred umumnya berada di kisaran yang lebih rendah, misalnya Rp11 juta per bulan. SalaryExpert memperkirakan bahwa gaji kotor rata-rata untuk pemimpin redaksi di Jakarta adalah sekitar Rp497 juta per tahun, atau sekitar Rp41,4 juta per bulan.
Apabila Anda membutuhkan konsultasi dengan keahlian strategi konten dan rilis berita untuk meningkatkan citra brand perusahaan, tim RadVoice siap membantu Anda!
