Menghidupkan Tulisan dengan Teknik Storytelling Bersama Jurnalis Abdul Latif

Menulis berita bukan sekadar menyusun kata-kata, tetapi juga tentang bagaimana membuat pembaca terhubung dengan cerita yang disampaikan. Salah satu cara yang efektif untuk mencapai tujuan ini adalah storytelling atau bercerita.

Storytelling menjadi kunci untuk membuat berita lebih hidup dan mudah dipahami. Dengan teknik yang tepat, sebuah tulisan dapat lebih dari sekadar informasi. Ia bisa menggugah emosi dan meninggalkan kesan mendalam.

Nilai tambah ini yang dirasakan Abdul Latif, jurnalis Kumparan, yang kerap menghidupkan tulisan dengan teknik storytelling

Kepada RadVoice Indonesia, ia berbagi pengalamannya dalam ‘bercerita’ di setiap tulisannya, memastikan karyanya lebih menarik serta berdampak bagi pembaca. 

Pengalaman Mengaplikasikan Teknik Storytelling dalam Jurnalistik

Latif mulai mengenal teknik storytelling sekitar tiga tahun lalu setelah bergabung dengan divisi liputan khusus (lipsus).

Di divisi tersebut, ia dituntut untuk menulis laporan mendalam setiap pekan dengan panjang minimal 800 hingga 1.500 kata. Hal ini membuatnya harus menyusun cerita secara runtut dan menarik agar pembaca tetap tertarik.

Menurutnya, teknik storytelling di jurnalistik berbeda dengan teknik berita hard news yang berbasis 5W+1H.

Dalam storytelling, tulisan disusun seperti bertutur, sehingga lebih nyaman dibaca.

“Teknik ini tidak hanya menyajikan fakta, tetapi juga membangun alur yang menarik seperti dalam sebuah narasi,” ucap Latif.

teknik storytelling
Ilustrasi. Menurut Latif, menulis berita dengan teknik storytelling akan membuat artikel lebih menarik dan nyaman dibaca. (Foto oleh Rawpixel)

Apa keunggulan storytelling dibandingkan teknik jurnalistik lainnya?

“Salah satu keunggulan utama storytelling dalam membuat berita adalah kemampuannya menarik perhatian pembaca untuk terus membaca, meskipun artikel yang disajikan lebih panjang. 

“Teknik ini juga membantu meningkatkan waktu baca di situs web dan mengurangi bounce rate karena pembaca cenderung lebih terlibat dalam cerita yang disajikan.”

Apa yang menjadi aspek penting saat menerapkan teknik storytelling dalam membuat berita?

“Wawancara mendalam menjadi kunci dalam storytelling dalam membuat berita karena memungkinkan jurnalis menggali lebih banyak aspek dari sebuah cerita.

“Selain itu, penting untuk menanyakan detail tentang suasana, ekspresi wajah, dan perasaan narasumber agar tulisan lebih hidup dan menarik.”

teknik storytelling
Ilustrasi. Wawancara mendalam adalah kunci teknik jurnalistik storytelling untuk menggali detail dan membuat tulisan lebih hidup. (Foto oleh Freepik)

Bisakah Anda berbagi contoh artikel Anda di Kumparan yang berhasil menerapkan storytelling?

“Salah satu contoh artikel storytelling yang menurut saya sukses di Kumparan adalah ‘Berbondong-bondong Berobat ke Negeri Jiran‘, yang diterbitkan pada 1 November 2023. 

“Artikel ini berhasil masuk lima besar nominasi Best Feature South East Asia yang diselenggarakan oleh Malaysia Health Tourism Council.

“Latif menyebutkan, keberhasilan ini menunjukkan bahwa storytelling di jurnalistik mampu memberikan dampak besar dan meningkatkan kualitas jurnalisme.”

teknik storytelling
Latif dan tim Kumparan di balik artikel “Berbondong-bondong Berobat ke Negeri Jiran”. (Foto oleh Abdul Latif)

Tantangan Mengaplikasikan Teknik Storytelling di Jurnalistik

Meskipun storytelling memiliki banyak manfaat, Latif mengakui, ada tantangan tersendiri dalam mengaplikasikannya. Salah satunya adalah kebiasaan menulis berita secara kaku.

“Jurnalis yang terbiasa dengan gaya penulisan straight news mungkin akan merasa kesulitan untuk menulis dengan gaya bertutur,” ucapnya.

Selain itu, dalam era digital yang serba cepat, pembaca cenderung memilih konten singkat dan langsung ke poin utama. Hal ini membuat tulisan berbasis storytelling harus benar-benar menarik sejak paragraf pertama agar pembaca tidak cepat meninggalkan halaman.

Best Practices dalam Storytelling Saat Menulis Berita

Untuk jurnalis pemula yang ingin belajar storytelling di jurnalistik, Latif menyarankan agar mereka sering membaca tulisan panjang dari media seperti Majalah Tempo atau Kumparan Plus. 

“Selain itu, latihan menulis deskriptif juga sangat penting,” ujar Latif.

Salah satu cara terbaik adalah dengan menuliskan apa yang terlihat oleh mata, termasuk elemen menarik dalam suatu peristiwa. Dengan latihan yang konsisten, jurnalis akan semakin terbiasa menyusun narasi yang menarik dan informatif.

Kesimpulan

Teknik storytelling dalam jurnalistik tidak hanya membuat berita lebih menarik, tetapi juga meningkatkan keterlibatan pembaca.

Abdul Latif, jurnalis Kumparan, membuktikan bahwa gaya bertutur dalam penulisan dapat memberikan dampak besar, seperti yang terlihat dalam artikel “Berbondong-bondong Berobat ke Negeri Jiran.”

Meski memiliki tantangan, seperti kebiasaan menulis berita secara kaku dan preferensi pembaca terhadap konten singkat, storytelling tetap menjadi pendekatan efektif.

Dengan wawancara mendalam dan latihan menulis deskriptif, jurnalis dapat mengasah keterampilan mereka dan menghasilkan karya yang informatif serta menggugah emosi pembaca.

Wawancara dengan Abdul Latif dilakukan pada Senin, 10 Maret 2025. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?