Menulis memang terdengar mudah. Namun, hal tersebut cukup sulit dilakukan, terutama jika Anda baru masuk ke dunia content writing. Ada banyak hal yang perlu Anda pelajari untuk bisa menjadi content writer profesional.
Content writing bukan sekadar menulis artikel panjang dan penuh kata kunci. Ia adalah seni menyampaikan informasi yang bernilai, relevan, dan mudah dipahami oleh pembaca. Dalam dunia digital yang padat konten, kemampuan menulis dengan strategi adalah kunci agar tulisan Anda tidak tenggelam di antara jutaan artikel lain.
Selain itu, menjadi content writer membutuhkan pengetahuan dan latihan. Anda perlu berlatih menulis berbagai jenis konten untuk media sosial maupun media konvensional.
RadVoice Indonesia telah merangkumkan untuk Anda mengenai tips content writing untuk pemula dan apa saja kesalahan umum yang mereka lakukan.

Sebelum membahas tips, sebaiknya Anda pahami dulu apa itu content writing. Secara sederhana, content writing adalah proses membuat konten berbasis tulisan untuk berbagai platform digital seperti blog, media sosial, website, atau newsletter, dengan tujuan memberikan informasi, edukasi, atau hiburan kepada audiens.
Kini, umumnya penulisan konten lebih mengacu pada pembuatan konten untuk pemasaran. Mengutip Semrush, konten dapat menjadi sarana membangun hubungan positif dengan audiens.
Jika hubungan ini terbentuk, sebuah bisnis akan semakin berkembang dan memiliki konsumen loyal yang menguntungkan. Biasanya, pemasar akan memanfaatkan format konten yang berbeda untuk setiap tahap perjalanan, mulai dari brand awareness hingga keputusan audiens untuk membeli.
Berbeda dengan copywriting, yang lebih fokus pada ajakan untuk bertindak (call to action) seperti membeli atau mendaftar, content writing lebih menitikberatkan pada nilai informasi dan hubungan jangka panjang dengan pembaca.
Contohnya:
Baca juga: Rule Of Three dalam Content Writing: Cara Buat Tulisan Mudah Diingat
Menulis konten yang disukai pembaca dan algoritma mesin pencari bukan hal mustahil. Berikut panduan lengkapnya:
Sebelum menulis, tanyakan: siapa yang akan membaca tulisan ini? Apakah mahasiswa, pebisnis, ibu rumah tangga, atau profesional muda? Setiap kelompok memiliki gaya bahasa, kebutuhan, dan tingkat pemahaman yang berbeda.
Gunakan gaya bahasa yang sesuai dengan mereka seperti misalnya santai tapi tetap sopan, formal tapi tidak kaku. Misalnya, audiens Gen Z lebih suka bahasa yang ringan dan interaktif, sementara profesional bisnis lebih menyukai gaya yang data-driven.
Menentukan target audiens juga membantu Anda menyusun pesan yang relevan, bukan sekadar panjang.
Apakah Anda ingin mengedukasi, menghibur, atau mengajak pembaca bertindak? Tujuan yang jelas akan menentukan arah dan gaya tulisan.
Tulisan edukatif biasanya berisi panduan (seperti artikel ini), sementara tulisan persuasif menekankan manfaat dan ajakan. Jika tujuan Anda tidak jelas, tulisan akan terasa datar dan membingungkan pembaca.
Ingat: satu tulisan harus merupakan satu tujuan utama. Jangan mencampur banyak pesan sekaligus.
Outline ibarat peta jalan bagi penulis. Dengan membuat kerangka, Anda bisa menulis lebih fokus dan menghindari isi yang melenceng.
Tuliskan poin-poin penting seperti pengantar, subtopik, dan kesimpulan. Outline juga mempermudah proses revisi karena Anda tahu bagian mana yang perlu dikembangkan.
Gunakan tools menulis seperti Notion atau Google Docs untuk menyusun ide dan kerangka tulisan dengan rapi.
Bahasa yang sederhana bukan berarti dangkal. Justru, semakin mudah tulisan Anda dipahami, semakin besar peluang orang membacanya sampai habis.
Hindari jargon teknis tanpa penjelasan dan jangan buat kalimat terlalu panjang. Cobalah membaca ulang tulisan Anda dengan suara keras. Jika terasa berat di mulut, pembaca juga akan kesulitan memahaminya.
Gunakan kalimat aktif seperti “Anda bisa mencoba…” alih-alih “Dapat dicoba oleh Anda…”

Judul harus menarik minat audiens untuk ingin tahu lebih banyak. Sebab ini merupakan gerbang utama. Ketika seseorang melihat judul, ada kemungkinan besar mereka sedang skimming (membaca cepat dan sekilas) dengan ponsel atau laptopnya.
Anda memiliki waktu tiga hingga lima detik untuk menyampaikan maksud awal tulisan Anda. Ketika Anda menulis judul, pastikan orang dapat dengan mudah memahaminya.
Judul yang kuat memberikan informasi spesifik dan memberikan sedikit detail untuk menarik orang. Judul menentukan apakah audiens akan membaca sisa artikel Anda atau tidak.
Contoh:
❌ Tips Menulis Artikel
✅ 7 Cara Menulis Artikel yang Bikin Pembaca Betah Membaca Sampai Habis
Kalimat pertama harus membuat pembaca berpikir: “Oh, ini menarik.” Gunakan pertanyaan, fakta mengejutkan, atau situasi yang relatable. Kalimat pembuka konten Anda harus memberi pembaca gambaran tentang poin utama.
Contoh:
“Pernah menulis artikel panjang tapi tidak ada yang baca?”
“Tahukah Anda, 80% pembaca hanya membaca judul tanpa lanjut ke isi?”
Pada saat yang sama, hook harus cukup menarik sehingga mereka terdorong untuk membaca lebih banyak. Kalimat pertama juga berperan dalam menentukan apakah mereka membaca sisa konten Anda.
Salah satu cara yang populer untuk menarik pembaca adalah dengan memberikan beberapa hasil survei, data, atau informasi yang mengejutkan. Hal-hal tersebut cukup menggelitik pembaca untuk membaca bagian selanjutnya.
Apa pun gaya hook yang Anda pilih, itu harus memiliki efek yang menarik dan bisa menggerakkan pembaca untuk membaca seluruh konten Anda.
Di era digital, kebanyakan pembaca menyimak tulisan lewat ponsel. Gunakan subjudul (H2, H3), bullet list, dan paragraf pendek agar tulisan nyaman dibaca.
Selain memudahkan pembaca, struktur seperti ini juga membantu SEO karena mesin pencari memahami konteks tulisan Anda dengan lebih baik.
Gunakan keyword seperti “tips content writing untuk pemula” secara alami di judul, subjudul, dan beberapa kali di isi artikel. Namun, jangan berlebihan karena bisa terlihat “dipaksakan.”
Fokus utama tetap pada pengalaman pembaca. Artikel yang nyaman dibaca akan secara alami disukai mesin pencari.
Baca juga: 3+ Tips Menulis Artikel SEO yang Efektif, Wajib Perhatikan Keyword!
Tulisan yang didukung data terasa lebih kredibel. Anda bisa menambahkan hasil survei, kutipan pakar, atau studi kasus.
Misalnya: “Menurut HubSpot, artikel blog dengan gambar mendapatkan 94% lebih banyak tampilan dibanding yang tanpa visual.”
Data memperkuat opini dan membuat pembaca percaya bahwa tulisan Anda berdasarkan fakta, bukan asumsi.
Banyak penulis pemula terburu-buru mempublikasikan tulisan. Padahal, kesalahan ejaan, struktur, atau logika bisa merusak kredibilitas.
Gunakan tools seperti Grammarly atau Hemingway Editor untuk mengecek tata bahasa dan keterbacaan. Setelah itu, baca ulang dengan perspektif pembaca baru.
Satu kali edit bisa meningkatkan kualitas tulisan berkali lipat.
Menulis adalah proses belajar. Namun, ada beberapa kesalahan umum menulis yang sebaiknya Anda hindari sejak awal.

Tulisan tanpa riset biasanya dangkal dan tidak memberikan nilai tambah bagi pembaca. Gunakan sumber tepercaya, data aktual, dan referensi resmi.
Jangan ragu untuk mengutip situs kredibel atau pakar industri untuk memperkaya tulisan. Anda bisa mencari bahan riset dari tren konten di media sosial, dan apa saja yang sedang ramai dibicarakan.
SEO penting, tapi jangan sampai tulisan kehilangan “jiwa.” Pembaca harus merasa mendapatkan manfaat nyata, bukan sekadar membaca tumpukan kata kunci.
Saat sedang menulis, ada baiknya Anda menggunakan prinsip: tulis untuk manusia, optimasi untuk mesin. Dengan demikian, cerita Anda akan mengalir selayaknya sedang berbicara kepada kawan.
Baca juga: 5 Perbedaan Kata Kunci Long Tail dan Short Tail di SEO
Tulisan tanpa gaya khas akan terasa hambar. Temukan tone of voice Anda, apakah hangat, informatif, formal, atau jenaka.
Konsistensi membuat pembaca merasa “akrab” dan lebih mudah mengingat gaya tulisan Anda.
Berikut beberapa alat bantu (tools) yang bisa mempercepat proses menulis dan meningkatkan kualitas konten Anda:
Alat ini berfungsi untuk memeriksa grammar, ejaan, dan kalimat pasif. QuillBot juga dapat membantu menyusun ulang kalimat agar terdengar lebih alami.
Alat ini membantu Anda memeriksa tingkat keterbacaan tulisan. Ia menandai kalimat yang terlalu panjang atau kompleks agar lebih mudah dibaca.
Ini merupakan tool gratis dari Google untuk riset kata kunci dan volume pencarian. Cocok bagi pemula yang ingin menulis artikel SEO-friendly tanpa tebak-tebakan.
Keduanya merupakan tempat terbaik untuk menyusun ide, membuat outline, hingga menulis draft bersama tim. Fitur kolaborasinya memudahkan revisi dan komentar langsung.
Sebenarnya, tidak ada rumus rahasia atau pasti untuk menulis konten yang berkualitas. Trial and error perlu dicoba untuk menemukan formula yang dibaca secara tepat oleh algoritma.
Setiap kata memiliki arah. RadVoice membantu Anda merancang strategi penulisan konten yang tepat agar meningkatkan visibilitas brand Anda di mesin pencari dan menarik audiens yang relevan.