Komunikasi krisis bukan hanya bisa dipelajari di seminar atau ruang rapat, tetapi juga melalui berbagai media, bahkan drama Korea sekalipun.
Beberapa K-drama menggambarkan situasi krisis serta membutuhkan keputusan cepat dan tepat, yang sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi praktisi PR.
Apa sajakah drama Korea itu? RadVoice Indonesia akan mengulas pembelajaran dari Vincenzo, Agency, Introverted Boss, dan Race.
Mengenal Komunikasi Krisis dalam Dunia PR
Sebelumnya, apa itu komunikasi krisis?
RadVoice telah merangkum arti strategi komunikasi krisis dan mengapa hal ini sangat penting dalam menghadapi situasi negatif bagi sebuah brand atau perusahaan.
Definisi Komunikasi Krisis
Menurut Sprout Social, komunikasi krisis adalah cara berbagi informasi untuk memperbaiki persepsi publik terhadap sebuah brand ketika menghadapi skandal atau kejadian negatif.
Dalam konteks ini, banyak tim internal yang terlibat, seperti komunikasi korporat, PR, media sosial, dan tim hukum.
Mereka bekerja sama untuk menyampaikan pesan yang jelas dan terorganisir melalui berbagai saluran komunikasi seperti sosial media, situs web, dan email.
Pentingnya Komunikasi Krisis yang Efektif
Hampir setiap perusahaan besar pasti akan menghadapi krisis di suatu titik.
Kemampuan sebuah brand untuk bangkit dari krisis bergantung pada seberapa kuat dan jelas komunikasi yang disampaikan kepada pemangku kepentingan, termasuk konsumen.
Faktanya, menurut studi Forrester yang dikutip AdAge, 41% konsumen mengatakan mereka akan kembali ke brand yang mengakui kesalahan dan meminta maaf.
Pelajaran Komunikasi Krisis dari Drama Korea
Berikut adalah beberapa pelajaran berharga komunikasi krisis yang dapat diambil dari empat drama Korea.
Mengelola Krisis dengan Proaktif
Langkah pertama dalam menangani krisis adalah bersikap proaktif, bukan reaktif. Artinya, kita harus mengambil kendali narasi sejak awal untuk mencegah masalah semakin membesar.
Karakter utama di Vincenzo, yang merupakan seorang pengacara dengan taktik cerdik, menggunakan media untuk mengatur cerita yang disampaikan kepada publik.
Hal ini menghindarkan spekulasi yang bisa merugikan dan menunjukkan betapa pentingnya respons yang terencana dan cepat dalam krisis.
Menjaga Reputasi di Tengah Krisis
Menjaga reputasi adalah prioritas utama dalam krisis. Baik untuk organisasi atau individu, respons yang cepat dan tepat sangat penting untuk menghindari kerusakan citra lebih lanjut.
Di Race, Anda akan menyadari betapa pentingnya pengelolaan informasi secara transparan untuk mengatasi skandal klien dan meredakan kecemasan publik, yang bisa berdampak langsung pada reputasi perusahaan.
Konsistensi dalam Pesan
Menjaga konsistensi dalam pesan sangat penting selama krisis. Jika pesan yang disampaikan berubah-ubah, ini justru bisa membingungkan audiens dan memperburuk situasi.
Di Agency, tim PR bekerja dengan hati-hati untuk mengelola komunikasi krisis, memastikan bahwa pesan yang disampaikan tetap jelas dan tidak berubah, meskipun situasi semakin genting.
Sementara itu, di Race, karakter utama berfokus pada keselarasan pesan di media dan untuk klien, meskipun tantangan yang mereka hadapi semakin berat.
Strategi Komunikasi yang Cepat dan Efektif
Krisis memerlukan respons yang cepat dan efektif. Penanganan yang lambat atau kurang terorganisir hanya akan memperburuk dampak yang ditimbulkan.
Praktisi PR di Agency, misalnya, merespons dengan cepat dan menyusun strategi media yang tepat untuk mengurangi dampak negatif dalam krisis.
Anda juga akan belajar pentingnya mempercepat penyampaian pesan ke media dan publik tanpa mengorbankan akurasi informasi di Race. Hal ini bisa membuat perbedaan besar dalam pengelolaan krisis.
Komunikasi Internal Selama Krisis
Selain komunikasi eksternal, komunikasi internal yang jelas dan terbuka juga sangat penting dalam menghadapi krisis.
Semua anggota tim harus berada pada jalur yang sama untuk menyampaikan pesan yang konsisten.
Meskipun tidak semua internal perusahaan memiliki gaya komunikasi yang sama, penting bagi tim untuk menjaga komunikasi yang efektif dan terbuka untuk menyelesaikan krisis.
Ini tergambarkan dalam Introverted Boss, di mana CEO-nya mempunyai karakter pemalu dan pemikiran berbeda dari timnya.
Kesimpulan
Melalui keempat drama Korea tersebut, Anda akan melihat bagaimana strategi krisis komunikasi yang efektif dapat membantu perusahaan atau individu menghadapi krisis dengan lebih terorganisir.
Mulai dari respons proaktif, menjaga konsistensi pesan, hingga pengelolaan komunikasi internal yang baik, semua aspek ini penting untuk menjaga reputasi di tengah tantangan besar.
Bagi praktisi PR, pemula, atau siapa pun yang tertarik mendalami komunikasi krisis, drama-drama ini memberikan banyak pelajaran praktis yang bisa diadaptasi dalam menghadapi krisis di dunia nyata.