Setiap hari, puluhan press release masuk ke meja redaksi. Isinya beragam, mulai dari peluncuran produk baru, pencapaian kinerja, hingga kampanye tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Namun, hanya sedikit yang benar-benar layak diangkat menjadi berita.
Jurnalis ekonomi memiliki kriteria tersendiri dalam menilai apakah sebuah siaran pers yang layak menjadi berita. Mereka tidak sekadar mencari informasi, tetapi juga nilai berita yang kuat.
Kenapa Penting Membuat Press Release Kinerja Perusahaan?
RadVoice Indonesia merangkum elemen-elemen penting yang dicari jurnalis ekonomi dalam press release kinerja perusahaan.
Menyampaikan Informasi yang Tepat dan Relevan
Press release kinerja perusahaan menjadi sarana penting untuk menyampaikan informasi bisnis yang faktual dan relevan kepada publik, khususnya pemangku kepentingan seperti investor, analis, regulator, dan konsumen.
“Apakah informasi ini penting bagi pembaca media? Apakah berdampak pada pasar, industri, atau masyarakat luas?“
Bagi jurnalis ekonomi, press release yang menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut lebih mudah diangkat menjadi berita.
Membangun Citra
Press release bukan sekadar alat komunikasi, namun juga mencerminkan reputasi perusahaan.
Konsistensi dalam merilis kinerja yang transparan dan kredibel akan membangun citra perusahaan secara baik.
Perusahaan yang mampu menyampaikan kinerjanya dengan cara yang menarik dan mudah dipahami berpeluang lebih besar untuk menonjol di antara puluhan press release lainnya.
Bagi jurnalis, citra perusahaan yang kuat dan kredibel dengan narasi cerita yang menarik akan membangun kepercayaan. Ini akan mempermudah mereka dalam memilih apakah rilis tersebut layak tayang.
Mempermudah Jurnalis dalam Menyusun Berita
Press release yang disusun dengan struktur jelas dan dilengkapi data pendukung yang solid akan sangat membantu jurnalis ekonomi dalam menyusun berita.
Jurnalis ekonomi bekerja dalam tenggat yang ketat dan harus memilah banyak informasi.
Press release yang baik akan menghemat waktu mereka dan meningkatkan kemungkinan rilis tersebut diangkat sebagai berita.
Struktur press release yang ideal biasanya mencakup kinerja utama seperti angka keuangan yang menonjol (laba/rugi, pendapatan) dan kutipan dari manajemen.
Dengan menyediakan elemen-elemen itu, perusahaan menyediakan informasi yang siap dikembangkan oleh jurnalis menjadi narasi yang layak tayang di media massa.
Apa yang Dicari Jurnalis dalam Press Release Kinerja Perusahaan?
Relevansi dengan Pembaca Media
Jurnalis ekonomi akan lebih tertarik mencari press release kinerja perusahaan yang relevan dengan karakter pembaca medianya.
Secara spesifik, media dengan target pembaca umum biasanya hanya memerhatikan kinerja perusahaan terkemuka.
Contohnya, laporan keuangan dari bank-bank buku IV atau BUMN strategis seperti MIND ID, Pertamina, atau PLN lebih mudah menarik perhatian redaksi karena cakupan dampaknya luas dan familiar bagi masyarakat.
Namun, media bisnis atau ekonomi yang menyasar kalangan investor cenderung lebih terbuka.
Para jurnalis yang bekerja di media tersebut mempertimbangkan rilis dengan cakupan yang lebih luas, termasuk emiten kecil dan menengah.
Media seperti Bisnis Indonesia dan Kontan mempertimbangkan emiten untuk diliput berdasarkan relevansi berita dan dampaknya terhadap pasar serta pembaca.
Contohnya, kinerja keuangan perusahaan media yang menaungi SCTV dan Indosiar, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), dan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) sering diliput kedua media ekonomi tersebut.
Baca juga: 5 Penyebab Siaran Pers Tidak Diolah Wartawan
Angka Laba atau Rugi Bersih Perusahaan
Salah satu elemen utama yang dicari jurnalis adalah angka laba atau rugi bersih perusahaan, mengingat angka tersebut merupakan inti dari setiap press release kinerja keuangan.
Namun, angka saja tidak cukup. Jurnalis ekonomi membutuhkan konteks: apakah laba meningkat atau menurun dibandingkan periode sebelumnya? Apa faktor pendorong atau penghambatnya?
Misalnya, pernyataan seperti “Perusahaan mencatatkan laba bersih senilai Rp1,2 triliun, tumbuh 15% secara tahunan (year-on-year), didorong oleh efisiensi biaya operasional” akan jauh lebih menarik bagi jurnalis ekonomi daripada hanya menyebut nominal laba tanpa penjelasan.
Selain itu, transparansi soal penyebab kerugian seperti pelemahan nilai tukar dan penurunan permintaan pasar juga penting.
Hal ini menunjukkan perusahaan terbuka dan siap menjelaskan kondisi bisnis secara menyeluruh.
Misalnya, “Emiten konglomerat Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) membukukan kerugian US$69,16 juta atau Rp1,11 triliun pada tahun 2024 akibat gangguan eksternal dalam pasokan dan permintaan.”
Ingin media release Anda dimuat di berbagai media? Hubungi RadVoice sekarang.
Jenis Perusahaan
Jenis dan ukuran perusahaan juga memengaruhi apakah sebuah press release layak dimuat.
Tak bisa dipungkiri, press release kinerja keuangan dari perusahaan besar lebih dilirik jurnalis ekonomi karena berbagai faktor.
Pertama, potensi headline yang kuat. Press release dari perusahaan besar seringkali mengandung data skala besar (misalnya: “laba bersih tembus Rp10 triliun”).
Nama besar juga memudahkan jurnalis ekonomi merangkai berita karena publik sudah mengenal entitas tersebut.
Contohnya, deretan emiten terafiliasi Prajogo Pangestu seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dapat menarik perhatian pembaca karena nama Prajogo cukup besar bagi kalangan investor.
Tak jarang pula, perusahaan besar memiliki relasi baik dengan media, bahkan menjalin kerja sama jangka panjang melalui iklan atau sponsor.
Namun, perusahaan menengah dan kecil memiliki peluang apabila mampu menyajikan kinerja keuangan yang solid, strategi bisnis yang jelas, dan narasi yang menarik.
Contohnya, PT Bank Jago Tbk (ARTO) dikenal sebagai pelopor bank digital berbasis aplikasi di Indonesia. Bank Jago mendapat sorotan sejak mendapat investasi besar dari GoTo Group. Pada kuartal I 2025, laba tumbuh 178% menjadi Rp60 miliar.
Rencana Bisnis Perusahaan ke Depan
Strategi ekspansi, digitalisasi, atau efisiensi biaya bisa menjadi bahan utama berita apabila dihubungkan dengan press release kinerja keuangan.
Pembaca juga ingin tahu apakah kinerja keuangan perusahaan saat ini bisa dipertahankan atau ditingkatkan.
Jurnalis mencari narasi seperti: “Bagaimana strategi perusahaan membalikkan kerugian menjadi keuntungan? Apakah perusahaan akan menyasar segmen baru?”
Contohnya, “PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai US$319 juta pada 2025 untuk memperkuat posisinya di sektor energi baru terbarukan (EBT).”
Jenis berita ini menarik bagi jurnalis ekonomi karena menggabungkan data keuangan dengan rencana bisnis strategis perusahaan, memberikan gambaran tentang prospek pertumbuhan.
Kesimpulan
Dalam menilai press release kinerja perusahaan, jurnalis ekonomi mencari informasi yang tidak hanya berfokus pada angka, tetapi juga pada konteks nilai berita.
Elemen-elemen penting yang dicari jurnalis ekonomi antara lain relevansi dengan pembaca media, angka laba atau rugi bersih, jenis perusahaan, dan rencana bisnis perusahaan ke depan.
Jurnalis ekonomi tidak sekadar mencari informasi keuangan, namun juga informasi prospek dan strategi perusahaan ke depan untuk memberikan gambaran lebih utuh tentang keberlanjutan kinerja dan dampaknya pada pasar.
