Bagaimana Menentukan Nilai Berita di Tengah Banjir Informasi

banjir informasi

Apakah Anda pernah merasa kelelahan dengan banjir informasi ketika membuka ponsel? 

Beragam informasi mulai dari gosip selebritas, peristiwa viral, hingga kebijakan pemerintah terus memenuhi linimasa.

Berita berganti tanpa jeda, membuat pembaca sulit membedakan mana informasi yang penting dan mana yang sekadar lewat. Akibatnya, pembaca mulai lelah dan jenuh dengan informasi yang disajikan. 

Lantas, bagaimana pembaca dapat menentukan informasi mana yang layak disebut sebagai berita? 

RadVoice Indonesia menjelaskan tentang pentingnya penilaian berita di tengah banjir informasi. Berikut ulasannya.  

Lelah Akibat Banjir Informasi

Kelelahan pembaca terhadap banjir informasi cenderung mendorong pada keengganan untuk mengonsumsi berita. 

Mengutip Harian Kompas, audiens pada rentang usia 18-24 tahun di Indonesia adalah kelompok terbanyak yang menghindari konten berita, yakni sebesar 44 persen. 

Disusul kelompok usia 24-34 tahun sebesar 38 persen dan usia 35-44 tahun di kisaran 39 persen. 

Baca juga: Tak Semua Berita Disukai Pembaca: Pengalaman Saya Dirujak Netizen

banjir informasi
Kelelahan pembaca terhadap banjir informasi cenderung mendorong pada keengganan untuk mengonsumsi berita. (Foto oleh Freepik)

Hal serupa juga terjadi di sejumlah negara maju, termasuk Amerika Serikat di mana terdapat peningkatan jumlah kelompok yang sama sekali tidak mengakses berita. 

Survei Reuters Institute dan Universitas Oxford di 46 negara pada 2022 yang dipublikasikan Harian Kompas menunjukkan enam alasan pembaca mulai enggan mengonsumsi berita. 

Alasan tersebut yakni terlalu banyak berita Covid-19 dan politik, berita membuat suasana hati menjadi jelek, merasa lelah karena terlalu banyak berita, berita tidak dapat dipercaya, menimbulkan perdebatan, dan informasi tidak relevan.

Lalu, bagaimana menentukan nilai berita di tengah banjir informasi?

Menyaring Berita di Tengah Banjir Informasi

Pada prinsip dasar jurnalistik, terdapat sepuluh nilai berita (news value) yang dapat menjadi acuan sebuah informasi layak menjadi pemberitaan. 

Berikut penjelasan singkat tentang sepuluh nilai berita tersebut dikutip dari Kompas.com

  • Penting: informasi yang disampaikan penting dan signifikan bagi banyak orang, misalnya tentang wabah penyakit;
  • Aktual: peristiwa yang baru terjadi, misalnya tentang gempa berkekuatan 6.2 magnitudo yang mengguncang Yogyakarta;
banjir informasi
Sepuluh nilai berita ini dapat menjadi acuan bahwa sebuah informasi layak diberitakan. (Foto oleh Freepik)
  • Pengaruh: seberapa besar pengaruh sebuah informasi itu bagi publik. Misalnya, pernyataan kontroversial dari tokoh soal isu tertentu yang berpotensi memengaruhi opini publik atau kelompok tertentu;
  • Kedekatan: kedekatan peristiwa pada publik, baik secara geografis maupun psikologis. Misalnya, informasi banjir Jakarta tentu akan lebih relevan bagi pembaca yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya ketimbang pemberitaan soal banjir di Tiongkok.
  • Dampak: informasi yang disampaikan berdampak luas pada publik, seperti kenaikan harga BBM atau sembako. 
  • Tokoh: terdapat sosok penting dalam informasi yang disampaikan seperti presiden, menteri, selebritas, maupun figur terkemuka lainnya. Misalnya, berita tentang kepala negara yang mengunjungi korban gempa bumi di suatu daerah.
  • Konflik: berita menyajikan informasi adanya perdebatan, pertentangan, atau pertentangan. Misalnya, debat panas antara anggota DPR dengan menteri dalam rapat.
  • Human interest: informasi yang disampaikan mengangkat sisi kemanusiaan yang menyentuh. Salah satunya adalah kisah anak petani yang mampu kuliah hingga S2 ke luar negeri. 
  • Luar biasa: informasi yang disampaikan tidak biasa, unik, aneh, hingga mengundang rasa penasaran pembaca. Misalnya, anak kambing bermata tiga. 
  • Kekinian: topik yang sedang ramai dibicarakan publik. Misalnya, linimasa tengah membahas tentang isu kesehatan mental, maka informasi yang disajikan dapat berkaitan dengan gangguan kecemasan di kalangan pekerja, cara mengatasinya, dan sebagainya. 

Cara Mengurangi Kelelahan Banjir Informasi

Sejumlah cara dapat Anda lakukan untuk mengurangi kelelahan akibat banjir informasi. 

Salah satunya yakni dengan menjadwalkan waktu untuk membaca berita melalui ponsel. 

Jika selama ini Anda langsung membuka ponsel dan membaca berbagai informasi ketika bangun tidur, di jeda istirahat, hingga menjelang tidur, Anda dapat mulai menjadwalkannya. Misalnya, tidak langsung mengecek ponsel Anda setelah bangun tidur. 

banjir informasi
Anda dapat menjadwalkan waktu untuk mengonsumsi berita melalui ponsel Anda. (Foto oleh Freepik)

Kemudian, cara lainnya adalah memastikan telah mengetahui informasi apa yang ingin dicari dan sesuai kebutuhan. 

Anda tidak perlu mengakses semua informasi yang ada di linimasa, pilah sesuai kebutuhan dan informasi yang relevan. 

Selain itu, Anda juga perlu memastikan sumber informasi memiliki kredibilitas. Hal tersebut diyakini sebagai salah satu upaya yang efektif untuk melepaskan kejenuhan di tengah banjir informasi. 

Siapa Bisa Mengendalikan?

Pada survei yang dilakukan Harian Kompas menyebutkan, tiga pemangku kepentingan yang dapat bertanggung jawab terhadap upaya pengendalian banjir informasi adalah pemerintah, media sebagai produsen berita, termasuk masyarakat sendiri. 

Hal ini menunjukkan bahwa masalah banjir informasi bukan hanya menjadi tanggung jawab media sebagai institusi, melainkan persoalan bersama. 

banjir informasi
Pemerintah termasuk pihak yang bertanggung jawab untuk mengendalikan membludaknya informasi di masyarakat. (Foto oleh Freepik)

Ketika beragam informasi muncul tanpa filter hingga berisiko hoaks, maka literasi media dan pemahaman mengenai nilai berita menjadi semakin penting.

Publik menjadi kunci pengendalian informasi karena kini mereka tak hanya menjadi konsumen tapi juga bisa menjadi penyebar informasi.

Kesimpulan

Di tengah derasnya arus informasi, dibutuhkan kemampuan untuk menyaring dan menilai berita mana saja yang penting. 

Jika tak cermat dalam memilah, justru akan mengakibatkan kelelahan hingga enggan mengonsumsi berita. 

Dengan memahami sepuluh nilai berita mulai dari penting, aktual, pengaruh, kedekatan, dampak, tokoh, konflik, human interest, luar biasa, dan kekinian, publik diharapkan dapat lebih bijak menentukan informasi mana yang layak untuk dibaca. 

Pengelolaan waktu dan memastikan sumber yang kredibel juga akan membantu pembaca memilah berita di tengah banjir informasi. 

Let's Amplify Your Voice Together

Tell us about your project, and we will get back to you within one business day.

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?