Dalam dunia jurnalistik, headline memiliki peran vital sebagai pintu pertama yang menarik perhatian pembaca.
Hal ini menjadi semakin penting ketika kita berbicara tentang berita ekonomi, yang sering kali mengandung topik kompleks, angka, dan istilah teknis.
Namun, bagaimana caranya merangkai headline berita ekonomi yang efektif, menarik namun tetap akurat dan tidak menyesatkan?
Editor Kumparan Nicha Muslimawati membagikan strateginya kepada RadVoice Indonesia dalam menulis headline berita ekonomi yang efektif.
Dalam hal ini, headline tidak hanya menggugah rasa ingin tahu pembaca, tetapi juga menjunjung tinggi etika jurnalistik.
Mengapa Headline Berita Ekonomi Perlu Perlakuan Khusus?
Apa fungsi utama headline dalam berita ekonomi?
Menurut Nicha, headline dalam berita ekonomi bukan hanya alat untuk menarik klik, tetapi juga berfungsi sebagai penyaring awal bagi pembaca.
“Headline yang baik memberi gambaran jelas tentang isi berita,” ucap Nicha yang telah menulis berita ekonomi harian dan korporasi selama lebih dari enam tahun.
“Dalam konteks ekonomi, ini penting karena pembaca sering mencari informasi yang spesifik, seperti dampak kebijakan atau pergerakan harga,” tambahnya.

Headline yang terlalu umum atau ambigu justru bisa membuat pembaca merasa tertipu setelah membaca isi berita.
Oleh karena itu, akurasi dan relevansi harus menjadi prinsip utama saat menyusun headline ekonomi.
Kenapa tidak semua teknik clickbait cocok diterapkan?
“Banyak yang mengira bahwa headline sensasional akan menaikkan traffic. Memang betul, tapi itu jangka pendek. Di media ekonomi, kepercayaan adalah segalanya,” ujar Nicha.
Ia menambahkan bahwa pembaca berita ekonomi umumnya lebih kritis dan sensitif terhadap kesalahan informasi.
Menggunakan clickbait yang tidak mencerminkan isi dapat merusak kredibilitas media secara keseluruhan.
Baca juga: 3 Tips Menghindari Artikel Clickbait, Selalu Perhatikan Judulnya!
Merancang Headline Berita Ekonomi yang Efektif
Apa yang harus diperhatikan sebelum menulis headline?
Salah satu kesalahan umum dalam membuat headline berita ekonomi, menurut Nicha, adalah tergesa-gesa dalam menulis judul sebelum benar-benar memahami isi berita.

“Kita harus membaca keseluruhan naskah atau setidaknya memahami inti dan sudut pandangnya. Baru kemudian, tentukan apa yang paling penting dan relevan bagi pembaca,” katanya.
Menentukan angle yang menarik tapi tetap faktual adalah kunci dalam menciptakan headline berita ekonomi yang efektif. Ini berarti menyederhanakan istilah teknis tanpa menghilangkan makna sebenarnya.
Baca juga: Menulis Artikel Keuangan yang Mudah Dipahami dengan Jurnalis Bisnis Indonesia Feni Freycinetia
Bagaimana menjaga keseimbangan antara menarik dan akurat?
Nicha menyarankan penggunaan bahasa yang ringkas dan langsung, tanpa perlu hiperbola.
“Misalnya, kalau harga BBM naik, jangan ditulis ‘BBM Melejit Gila-Gilaan’. Cukup tulis ‘Harga BBM Naik, Pemerintah Tinjau Subsidi’. Ini tetap menarik dan memberi konteks,” terangnya.
Ia juga menekankan pentingnya pemilihan kata kerja aktif, angka spesifik, dan perbandingan kontekstual untuk membuat headline lebih hidup namun tetap faktual.
Ingin menulis headline dan konten yang efektif? Hubungi RadVoice sekarang.
Contoh Headline Berita Ekonomi yang Efektif dan Kurang Efektif
Apakah ada contoh headline berita ekonomi yang menurut Anda sangat efektif?
Nicha memberikan contoh headline yang sangat efektif terkait dengan berita harga emas Antam: “Harga Emas Antam Sepekan: Naik Rp 23.000, Cetak Rekor Termahal.”
Judul tersebut sangat jelas, sebab memberikan informasi yang padat mengenai kenaikan harga emas dan bahkan mencatatkan rekor baru.

Pembaca yang tertarik dengan harga emas langsung bisa tahu bahwa harga naik Rp23.000 dalam sepekan, yang merupakan angka tertinggi.
Nicha menjelaskan, headline ini berhasil menarik pembaca untuk mengklik lebih lanjut.
Ini memberikan gambaran awal yang jelas sekaligus memicu rasa penasaran untuk mengetahui informasi lebih lengkap tentang harga buyback (pembelian kembali) dan harga per gram emas.
Sebaliknya, apakah ada headline yang justru Anda anggap kurang efektif?
“Contoh headline yang gagal adalah yang terlalu bombastis dan tidak didukung data yang akurat,” kata Nicha.
Ia mencontohkan sebuah headline yang pernah muncul di beberapa media: “Rupiah Anjlok, Ekonomi RI Suram.”
Headline ini tidak menjelaskan secara spesifik apa yang dimaksud dengan ‘anjlok’, berapa persen pelemahannya, dan terhadap mata uang apa rupiah melemah.
Judul yang terlalu dramatis ini memberi kesan pesimistis tanpa memberikan informasi yang jelas, yang bisa menyesatkan pembaca.

Sebagai perbandingan, Nicha menekankan bagaimana Kumparan menulis berita tentang pelemahan rupiah dengan lebih tepat: “Rupiah Anjlok ke Rp 16.618 per Dolar AS, Level Terendah Setelah Pandemi.”
“Judul ini lebih akurat karena langsung menyebutkan nilai rupiah yang melemah dan level terendah yang tercatat, serta memberikan konteks waktu yang jelas,” katanya.
Baca juga: 3+ Tips Aulia Rizal Menulis Judul Artikel Menarik
Kesimpulan
Merangkai headline berita ekonomi yang efektif memerlukan keseimbangan antara daya tarik dan akurasi.
Nicha Muslimawati, editor Kumparan, menekankan pentingnya memahami isi berita, menggunakan bahasa yang jelas dan konkret, serta menghindari sensasionalisme tanpa data.
Headline yang baik harus memberikan gambaran yang jelas dan relevan, dengan menjaga kepercayaan pembaca sebagai prioritas utama.
Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, media dapat menciptakan headline yang tidak hanya menarik, tetapi juga informatif dan kredibel.
Wawancara dengan Nicha Muslimawati dilakukan pada Jumat, 28 Maret 2025. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.