Menelusuri Kesamaan Skrip CEO Air India dan American Airlines Setelah Tragedi

strategi media relations efishery

Pada 12 Juni 2025, Air India Flight AI-171 jatuh tak lama setelah lepas landas dari Ahmedabad, India, yang menyebabkan ratusan penumpang dan awak kapal tewas. 

Di tengah duka mendalam, muncul sorotan publik terkait kesamaan skrip CEO Air India Campbell Wilson dengan pernyataan resmi American Airlines pada insiden serupa, beberapa bulan sebelumnya.

Pada hari yang sama dengan kecelakaan, ia tampil dalam video resmi menyampaikan duka dan janji dukungan.

“Pertama-tama dan yang terpenting, saya ingin menyampaikan kesedihan mendalam kami atas kejadian ini. Ini adalah hari yang sulit bagi kami semua di Air India,” tuturnya, seperti dikutip dari media sosial resmi Air India.

Meski nada empati terasa, netizen segera membicarakan gaya penyampaiannya. Mereka bilang, ada kesan kata-kata itu bukan murni buatan Air India. 

Baca Juga: Ketika Krisis Terjadi: Belajar dari Strategi Komunikasi Air India Pasca-Kecelakaan

Netizen lalu menyoroti kesamaan pernyataan tersebut dengan ucapan CEO American Airlines, Robert Isom, setelah insiden di Washington pada Januari.

Konsultan Komunikasi John Bailey bahkan membandingkan transkrip keduanya di media sosial pribadinya.

Bailey sendiri dikenal sebagai konsultan yang sudah memberikan saran kepada sekitar 70 maskapai dan menulis panduan komunikasi krisis untuk International Air Transport Association (IATA).

“Mungkin Air India mengikuti pelajaran itu terlalu harfiah,” ucap Bailey, seperti dikutip New York Times

Menelusuri Kesamaan Skrip CEO Air India dan American Airlines Setelah Tragedi
Analisa Konsultan Komunikasi John Bailey terhadap pernyataan resmi CEO Air India dan CEO American Airlines. (Foto dari tangkapan layar media sosial John Bailey)

Kasus ini memicu diskusi tentang komunikasi krisis dan etika pesan publik. RadVoice Indonesia akan menganalisis kesamaan skrip CEO Air India dengan pernyataan American Airlines dan membahas implikasi etika dalam komunikasi krisis.

Kesamaan Skrip CEO Air India: Apakah Sebuah Kebetulan?

Beberapa frasa dalam pernyataan Campbell Wilson sangat mirip dengan ucapan Robert Isom:

  • “First and most importantly, I’d like to express our deep sorrow about these events.”
  • “This is a difficult day for all of us.”
  • “We are working around the clock to support passengers, crew and their families…”

Pemilihan kata dan urutan kalimat ini hampir sama persis. RadVoice menilai, tidak heran jika banyak pihak yang memiliki kesan utama: skrip tersebut adalah hasil duplikasi.

Masih mengutip New York Times, Jo Scard, spesialis komunikasi dari Canberra, menyoroti waktu rilis pernyataan.

Ia mencatat, hampir lima jam berlalu sejak kecelakaan hingga video Wilson dirilis. “Mereka sebenarnya bisa menyusun pesan ini dengan cara berbeda,” tambahnya.

Menelusuri Kesamaan Skrip CEO Air India dan American Airlines Setelah Tragedi
Kesamaan skrip CEO Air India dengan pernyataan American Airlines menuai sorotan karena isi dan susunannya yang hampir identik. (Foto oleh Freepik)

Menanggapi dugaan kesamaan tersebut, Chairman Air India, N. Chandrasekaran, menyatakan dalam sebuah acara Times Now yang dikutip Live Mint, bahwa pihaknya berfokus pada pemenuhan kebutuhan semua pihak terdampak.

“Jika dilihat dari inti pesannya, kita perlu memahami maksud yang hendak disampaikan,” ujarnya. 

Netizen yang Semakin Peka dan Kritis

Hingga saat ini, belum terdapat bukti bahwa Air India dengan sengaja meniru pernyataan American Airlines. 

Kemungkinan besar, tim komunikasi menggunakan template baku yang umum diterapkan dalam industri aviasi untuk merumuskan pesan krisis.

Di sisi lain, publik saat ini semakin peka dan kritis. Setiap kemiripan sekecil apa pun cepat menjadi sorotan di media sosial. 

Menelusuri Kesamaan Skrip CEO Air India dan American Airlines Setelah Tragedi
Publik kini semakin peka dan kritis, kemiripan kecil dalam pernyataan pun bisa langsung memicu perhatian dan perdebatan di media sosial. (Foto oleh Freepik)

Di era AI ini, penggunaan template dan frasa otomatis menjadi lebih mudah, namun juga memicu pertanyaan tentang keaslian pesan. 

Oleh karena itu, praktisi PR harus memastikan bahwa pesan resmi tidak hanya tepat secara substansi, tetapi juga mencerminkan keaslian dan sensitivitas terhadap konteks.

Empati dalam Pernyataan

Dari sudut pandang Radvoice, publik berharap ada empati yang tulus dalam setiap pernyataan krisis. 

Mereka menginginkan konteks yang jelas dan relevan, bukan sekadar kalimat generik yang bisa digunakan di situasi mana pun.

Baca Juga: Empati dalam Komunikasi Krisis: Pelajaran dari Blunder Menteri Jepang

Menggunakan skrip krisis memang lazim. Namun, menurut kami, setiap pesan tetap harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan, baik dari sisi budaya, emosi korban, maupun dinamika masyarakat.

Pernyataan yang terasa kaku di mata publik belum tentu mencerminkan niat yang dingin. Tapi justru di sinilah pentingnya sensitivitas komunikasi, agar empati yang dirasakan benar-benar sampai.

Apa yang Dapat Dipelajari Praktisi PR?

Menurut analisis Radvoice, ada beberapa hal yang bisa dipetik dari kasus kesamaan skrip CEO Air India ini.

  • Pertama, sisipkan empati secara nyata dalam setiap pernyataan. Ini yang membuat pesan terasa lebih manusiawi.
  • Kedua, jika menggunakan template atau referensi, pastikan untuk mengadaptasi bahasa. Ubah sesuai budaya, konteks lokal, dan audiens yang dituju.
  • Ketiga, lihat kembali pesan dari perspektif publik. Tanyakan: “Apakah ini terdengar jujur? Apakah terasa dekat dengan masyarakat?” Apabila dirasa belum, berarti masih perlu disesuaikan.

Di era digital, kecepatan memang penting. Tapi, ketulusan dan keaslian jauh lebih diingat. Dan itu, bagi kami, adalah inti dari komunikasi yang efektif.

Baca Juga: Belajar Strategi Komunikasi Krisis dari 4 Drama Korea Ini

Kesimpulan

Kasus kesamaan skrip antara CEO Air India dan American Airlines menunjukkan pentingnya keaslian dalam komunikasi krisis.

Di tengah tekanan, empati tetap harus terasa nyata dan relevan. Publik kini lebih kritis, terlebih di era digital dan AI, sehingga pesan yang generik mudah dipertanyakan. 

Praktisi PR perlu menyeimbangkan kecepatan respons dengan sensitivitas dan kejujuran dalam penyampaian.

Let's Amplify Your Voice Together

Tell us about your project, and we will get back to you within one business day.

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?