Berita energi terbarukan dan transisi energi bukanlah hal yang mudah dipahami dan disukai banyak orang.
Intan Pratiwi, jurnalis Republika, mampu menghadirkannya dengan menarik dan mudah dicerna masyarakat awam.
Intan berbagi cerita mengenai tantangan dan pengalamannya dalam meliput tentang energi, termasuk ketika meliput UN Climate Change Conference (COP29) di Azerbaijan pada November lalu.
Strategi Menulis Berita Energi Terbarukan yang Kompleks
RadVoice Indonesia mendapatkan kesempatan mewawancarai Intan tentang strateginya dalam menghasilkan tulisan mengenai berbagai isu energi terbarukan.
Bagaimana perjalanan Anda meliput isu energi dan apa kesulitan terbesar yang pernah Anda alami?
“Saya sudah meliput isu energi terbarukan dan transisi energi sejak 2021. Saya juga lama meliput topik di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Tantangan terbesarnya adalah bagaimana men-translate isu energi yang memang sangat teknis.
“Banyak istilah teknis yang digunakan dan tidak banyak orang memahaminya, bahkan pernah mendengarnya. Ini masih jadi tantangan yang belum ada solusinya.”
Butuh pendekatan khusus untuk menulis tentang energi terbarukan. RadVoice dapat membantu Anda.
Isu lingkungan, termasuk energi terbarukan, sering dianggap berat dan sulit dipahami banyak orang. Bagaimana Anda membuatnya lebih mudah dipahami tanpa mengurangi substansi pentingnya?
“Menyajikan isu yang berat dengan cara yang menarik dan tetap mempertahankan substansinya memang tidak mudah.
“Tetap kita harus terus berinovasi dan mencoba untuk menghadirkan konten yang bisa membuat orang tetap tertarik untuk mengikuti pembahasan, terutama dengan penggunaan hook yang menarik.
“Sekarang ini, saya mencoba membuat konten visual yang lebih mudah dicerna. Selain dalam bentuk tulisan, saya banyak membuat berita energi terbarukan dalam bentuk infografis dan konten visual lain.
“Penyajian yang sederhana namun informatif adalah kunci agar pesan yang saya sampaikan tetap sampai ke pembaca.
Baca juga: ‘Benang Merah’ Reportase Bisnis, Teknologi, dan Lingkungan Jurnalis Senior Antonia Timmerman
Apa strategi yang Anda gunakan agar topik berat bisa disampaikan dengan cara yang tetap menarik bagi pembaca?
“Saya banyak menggunakan media sosial sebagai platform utama untuk menyampaikan informasi dan berita energi terbarukan.
“Kuncinya, menggunakan visual yang menarik dan caption yang mudah dimengerti, sehingga bisa menarik perhatian audiens.”
Bagaimana cara Anda membangun narasi agar lebih menggugah perhatian pembaca tentang urgensi energi terbarukan ini?
“Saya fokus pada pembuatan konten yang sederhana dan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh berbagai kalangan, terutama generasi Z.
“Pendekatan ini memungkinkan saya untuk menyampaikan pesan yang lebih mendalam dari berita energi terbarukan, namun tetap relevan dengan audiens yang lebih luas.”
Pengalaman Meliput COP29 dan Tantangan yang Dihadapi
Bisa ceritakan pengalaman Anda selama menghadiri COP29? Apa yang paling berkesan buat Anda?
“Bagi saya, liputan COP 29 di Azerbaijan ini adalah momen yang sangat berarti.
“Di sana, saya mendapat kesempatan untuk meliput langsung saat upacara pembukaan di plenary hall, di mana presiden COP29 menyampaikan komitmennya serta membawa poin-poin penting dalam pembahasan.
“Indonesia, yang diwakili oleh Hashim Djojohadikusumo, juga menjelaskan target ambisius Indonesia dalam mencapai net zero emission dan transisi energi.”
Apa tantangan terbesar yang Anda hadapi saat meliput COP29?
“Sebenarnya, tantangan terbesar yang saya hadapi lebih ke sisi teknisnya.
“Sidang di COP29 berlangsung setiap hari selama 14 hari, dari pagi hingga malam. Jadi, tantangannya lebih kepada kelelahan fisik.
“Selain itu, mengatur waktu untuk menulis, termasuk berita energi terbarukan, dan mengumpulkan informasi juga bisa sangat melelahkan.”
Kesimpulan
Intan Pratiwi berhasil menghadirkan berita energi terbarukan dan transisi energi dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, meski topik tersebut cenderung kompleks dan teknis.
Salah satu strategi utamanya adalah penggunaan visual yang menarik, seperti infografis dan konten visual lainnya, untuk membantu audiens lebih mudah mencerna informasi.
Selain itu, Intan memanfaatkan media sosial sebagai platform utama untuk menyampaikan berita energi, dengan caption yang mudah dimengerti agar dapat menjangkau audiens yang lebih luas, termasuk generasi Z.
Dalam mengatasi tantangan menulis tentang isu energi yang berat, Intan fokus pada penyederhanaan narasi tanpa mengurangi substansi pentingnya.
Pendekatan ini terbukti efektif dalam menarik perhatian masyarakat, meskipun literasi mengenai energi terbarukan masih terbatas di Indonesia.