Di dunia bisnis, setiap perusahaan bisa menghadapi situasi tak terduga yang berpotensi menimbulkan krisis.
Saat itu terjadi, komunikasi yang cepat dan tepat menjadi penting untuk menjaga kepercayaan publik dan para pemangku kepentingan.
Salah satu cara efektif yang banyak dipakai adalah dengan mengeluarkan pernyataan awal atau holding statement untuk bisnis.
Misanya saja, pada tahun lalu, PT Hutama Karya mengeluarkan holding statement untuk bisnisnya setelah insiden jatuhnya material besi di proyek Gedung Kejaksaan Agung RI, yang sempat mengganggu akses transportasi publik di Jakarta.
Dalam pernyataan tersebut, Hutama Karya meminta maaf, menjelaskan langkah awal penanganan, dan berkomitmen untuk terus memberikan informasi terbaru kepada publik.
Dalam artikel ini, RadVoice Indonesia akan membahas pentingnya holding statement untuk bisnis dan fungsinya dalam menjaga kredibilitas perusahaan saat menghadapi krisis, seperti yang terlihat pada contoh kasus Hutama Karya.
Definisi Holding Statement untuk Bisnis
Merujuk pada Indonesia PR, holding statement adalah pernyataan resmi yang sudah disiapkan sebelumnya oleh organisasi.
Pernyataan ini dapat disesuaikan dengan situasi dan dikeluarkan dengan cepat, walaupun masih banyak fakta yang belum jelas.
Sederhananya, holding statement merupakan pernyataan awal yang dibuat oleh perusahaan saat menghadapi krisis atau isu sensitif.

Tujuannya untuk memberitahu publik bahwa bisnis sudah menyadari masalah tersebut dan sedang menyiapkan informasi lengkap yang akan disampaikan kemudian.
Jadi, holding statement bukanlah penjelasan penuh, melainkan jawaban sementara agar publik tidak bingung atau menunggu terlalu lama.
Baca juga: Empati dalam Komunikasi Krisis: Pelajaran dari Blunder Menteri Jepang
Holding statement penting karena membantu “menahan” penyebaran informasi yang belum jelas atau spekulasi yang dapat merugikan reputasi bisnis.
Melalui pernyataan ini, perusahaan menunjukkan sikap transparan dan responsif sejak awal.
Kepercayaan publik dan stakeholder tetap terjaga, meskipun situasi belum sepenuhnya terkendali.

Fungsi Holding Statement untuk Bisnis
Mengendalikan Narasi Sejak Awal
Holding statement membantu mencegah rumor atau spekulasi berkembang liar yang bisa merusak reputasi perusahaan.
Dengan menyampaikan pernyataan resmi sejak awal, bisnis bisa menjaga kepercayaan publik dan stakeholder tetap terjaga.
Baca juga: Bagaimana Brand Bertahan dari Krisis PR di Media Sosial?
Memberikan Waktu untuk Verifikasi Internal
Holding statement juga memberi waktu bagi tim internal untuk mengumpulkan fakta dan melakukan verifikasi tanpa tekanan harus segera merilis pernyataan lengkap.
Hal ini penting agar informasi yang disampaikan nanti akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Menunjukkan Tanggung Jawab Perusahaan
Dengan mengeluarkan holding statement, bisnis menunjukkan kesiapan dan tanggung jawab dalam menghadapi krisis.
Selain itu, pernyataan ini memperlihatkan profesionalisme dan empati perusahaan terhadap dampak yang terjadi.
Komponen dalam Holding Statement untuk Bisnis
Berikut komponen umum dalam holding statement beserta tujuan singkatnya.
Pengakuan Masalah
Komponen ini menunjukkan bahwa perusahaan menyadari adanya isu agar publik mengetahui masalah sudah diidentifikasi.
Contoh: “Kami menyadari adanya gangguan layanan yang terjadi sejak pagi ini.”
Baca juga: Laptop Hilang di Bus Rosalia Indah: Bagaimana Perusahaan Sebaiknya Menghadapi Krisis PR?
Permohonan Maaf atau Empati
Bagian ini memperlihatkan perhatian dan rasa tanggung jawab terhadap pihak yang terdampak.
Contoh: “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami pelanggan kami.”

Penjelasan Tindakan Awal
Aspek ini memberi tahu langkah yang sudah atau sedang dilakukan untuk menangani situasi.
Contoh: “Tim kami sedang melakukan investigasi dan perbaikan secepatnya.”
Janji Update informasi
Bagian ini menjamin transparansi dengan berkomitmen untuk memberikan informasi terbaru secara berkala.
Contoh: “Kami akan memberikan informasi terbaru segera setelah ada perkembangan.”
Kesimpulan
Holding statement untuk bisnis merupakan pernyataan awal yang penting saat menghadapi krisis atau isu sensitif.
Fungsinya untuk mengendalikan narasi, memberi waktu verifikasi internal, dan menunjukkan tanggung jawab perusahaan.
Elemen seperti pengakuan masalah, permohonan maaf, tindakan awal, dan janji update membuat komunikasi tetap transparan dan profesional.
Hal ini krusial untuk mempertahankan kepercayaan publik dan stakeholder sampai informasi lengkap siap disampaikan.