Setiap tahun, Apple Inc menggelar Worldwide Developers Conference (WWDC), sebuah konferensi yang dihadiri oleh developer, jurnalis, hingga content creator dari seluruh dunia.
WWDC 2025 membahas perkembangan terbaru di perangkat lunak Apple, termasuk sistem operasi iOS 26, Liquid Glass Design dan fitur Call Screening.
Pada WWDC 2025 yang berlangsung pada 9-13 Juni, Apple mengundang lima orang perwakilan dari Indonesia.
Salah satunya adalah content creator Fathia Fairuza. Saat ia membuka e-mail dari Apple, ia tak menyangka isinya akan membawanya terbang ke California.
Di sanalah, untuk pertama kalinya, Fathia menyaksikan peluncuran teknologi Apple dari dekat, bertemu para kreator dari berbagai negara, hingga secara tak terduga bersalaman langsung dengan CEO Apple Tim Cook.
Melalui obrolan bersama RadVoice Indonesia, ia bercerita tentang pengalamannya menjelajahi dunia Apple dari balik layar, dan pelajaran yang ia dapat sebagai content creator.
Pengalaman Eksklusif di WWDC 2025
Sebagai salah satu dari lima perwakilan Indonesia yang diundang langsung oleh Apple, Fathia mengikuti rangkaian acara WWDC 2025 yang tidak dapat diakses publik umum.
Mulai dari kejutan pertemuan dengan Tim Cook hingga tur ke fasilitas internal Apple, inilah pengalaman yang jarang terjadi bahkan bagi para profesional di industri teknologi.
Ia juga mendapat kesempatan menyaksikan langsung peluncuran software terbaru yang biasanya hanya bisa ditonton melalui live streaming.
“Suasananya seru, seperti tech conference pada umumnya,” tutur alumnus Columbus University tersebut.
Selain menyimak keynote yang disampaikan langsung oleh Tim Cook, Fathia juga mengikuti berbagai side events, mencoba sistem iOS 26, dan bertemu dengan content creator dari berbagai belahan dunia lainnya.
Bertemu CEO Apple Tim Cook

Fathia mengaku pertemuan dengan Tim Cook tidak masuk dalam rencana agenda.
“Itu surprise dari tim Apple. Setelah keynote, tim Indonesia disuruh berkumpul dan tidak boleh meninggalkan area,” kata Fathia.
“Kami dibawa ke suatu ruangan. Katanya ada petinggi Apple ingin ‘say hi‘, tidak expect kalau Tim Cook,” lanjutnya.
Setelah menunggu sekitar 30 menit, Tim Cook akhirnya masuk ke ruangan dan menyapa perwakilan dari Indonesia.
“Kami berbincang singkat dan foto bersama. Beliau orangnya ramah, dan penuh ide,” ujar Fathia.
Mengunjungi Lab Apple hingga Apple Park
Fathia bersama rekan-rekan dari Indonesia mengunjungi durability lab milik Apple.
Di sana, mereka melihat uji coba produk yang dilakukan Apple untuk memastikan kualitas produk sebelum dirilis ke pasaran.
“Ada uji random drop (ketahanan banting dari ketinggian tertentu), water test (uji ketahanan air),” jelas Fathia.
“Dan vibrator test, di mana produk ditaruh di mesin getar untuk memastikan produk tetap aman meski melewati proses pengiriman yang jauh,” lanjutnya.

Selain itu, Fathia mendapat kesempatan masuk ke area Apple Park, yang bahkan tidak dapat diakses oleh turis atau pengunjung umum.
Di taman itu, Fathia bertemu dengan Senior VP Marketing Global Apple Greg “Joz” Joswiak.
“Kami berdiskusi selama kurang lebih 30 menit tentang skill apa saja yang dibutuhkan untuk survive di era digital,” kata Fathia.
Greg menekankan pentingnya memiliki skill di bidang apapun, serta kreativitas agar selalu bisa menciptakan inovasi.
Lesson Learned Liputan WWDC 2025

Tak hanya pulang dengan pengalaman teknis, Fathia juga membawa banyak insight sebagai content creator.
Salah satu yang menarik perhatiannya adalah pengembangan Apple Intelligence, fitur AI terbaru dari Apple yang tertanam langsung di perangkat seperti iPhone, iPad dan Mac.
Fathia menilai, teknologi tersebut masih terasa dekat dengan karakter manusia.
“Jadi AI tidak menjauhkan dari keaslian kreator,” ujar Fathia, yang kini kerap memanfaatkan fitur seperti tanya cuaca ke Siri, membuat emoji di Genmoji, hingga meminta bantuan proofreading email.
Insight lainnya, ia dapatkan dari kreator lain. Dari interaksinya dengan para content creator dari berbagai negara, Fathia menyadari bahwa yang membuat sebuah konten menonjol bukanlah seberapa canggih peralatannya, melainkan seberapa otentik ide dan gaya si pembuatnya.
Setiap orang memiliki pendekatan, ritme dan karakter masing-masing dalam berkarya. Dan, itulah yang justru menjadi nilai tambah,
“Lesson learned-nya harus konsisten dan tidak membanding-bandingkan ide kita dengan orang lain. Just do it,” katanya.
Ia menekankan pentingnya fokus pada proses sendiri, karena membandingkan diri terus-menerus justru dapat menghambat kreativitas yang seharusnya tumbuh dengan alami.
Kesimpulan
Cerita Fathia menghadiri WWDC 2025 menunjukkan pentingnya tetap konsisten dalam mengasah skill serta kreativitas agar selalu mampu menciptakan inovasi baru.
Pertemuannya dengan Tim Cook juga membuka perspektif baru baginya. Seorang CEO Apple pun selalu membawa ide-ide kreatif dan terus berinovasi.
Ia juga berkesempatan mengunjungi fasilitas Apple seperti Apple Lab dan Apple Park, yang semakin memperkaya pengalamannya sebagai seorang content creator.
Wawancara dengan Fathia Fairuza dilakukan pada Kamis, 3 Juli 2025. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.