Table of Contents
Subscribe to Insights and Updates

3 Kesalahan saat Menulis Artikel Media, Perusahaan Wajib Hindari!

Sebagai public relations sebuah brand atau perusahaan, penting bagi Anda menghindari kesalahan saat menulis artikel media. Saat mengirimkan artikel ke media, brand tentu berharap artikel tersebut akan dimuat atau ditayangkan.

Dengan dimuat, brand tentu mendapat keuntungan. Nama brand menjadi lebih dikenal. Audiens juga jadi lebih aware perihal pesan tulisan tersebut. 

Akan tetapi, ada kalanya hanya segelintir media yang memuat artikel tersebut. Sisanya mengabaikannya. Sebagai pihak brand, Anda mungkin bertanya-tanya apa kesalahan saat menulis artikel media tersebut? Apa yang kurang sehingga media tidak memuatnya? Mengapa strategi ini tidak seefektif yang diharapkan?

Bisa jadi Anda melakukan kesalahaan saat menulis artikel yang membuat media tidak tertarik untuk memuatnya. Kabar baiknya, beberapa kesalahan tersebut dapat dihindari ketika menyusun draf artikel sebelum menyebarkan konten tersebut kepada khalayak ramai.

Kesalahan saat Menulis Artikel Media

Berikut tiga kesalahan saat menulis artikel media yang wajib dihindari oleh perusahaan.

1. Lupa Mencantumkan Informasi Singkat Mengenai Institusi

Kesalahan saat menulis artikel media yang pertama adalah lupa mencantumkan detail singkat institusi. Di bagian akhir tulisan, terdapat sebuah paragraf singkat (kerap disebut boilerplate) yang menyertakan informasi lebih lanjut tentang organisasi Anda yang sebelumnya tidak ditemukan dalam body teks.

Sebuah boilerplate biasanya memiliki unsur-unsur berikut:

  • Kapan organisasi Anda didirikan
  • Kalimat singkat yang menerangkan sektor dan misi organisasi Anda
  • Jumlah pelanggan, negara cakupan, atau anggota (dicantumkan sesuai kebutuhan) organisasi Anda
  • Informasi website dan akun media sosial Anda

Salah satu contoh boilerplate yang dapat Anda jadikan referensi:

“Didirikan tahun 2012 di Jakarta, ABCDE merupakan organisasi nirlaba global dengan misi mendigitisasi kendaraan roda dua di Indonesia demi tercapainya emisi nol bersih pada 2050. ABCDE telah memiliki kantor perwakilan di 12 kota dan empat provinsi di Indonesia. Kunjungi www.abcde.id untuk informasi lebih lanjut dan ikuti @abcde.id di Instagram dan Twitter.”

2. Membidik Media yang Tidak Relevan

Kesalahan saat menulis artikel media selanjutnya adalah membidik media yang tidak relevan. Walaupun artikel ditujukan untuk sebanyak mungkin media, setiap publikasi memiliki fokus berbeda. 

Misalnya, mengirim tulisan tentang museum seni di Hong Kong ke media gaya hidup di Jakarta bukanlah langkah efektif, mengingat target geografi dan audiens keduanya yang berlainan. Jika Anda mengirim artikel mengenai multivitamin untuk konsumen di atas 30 tahun ke media remaja, itu pun salah sasaran. 

Untuk meningkatkan rasio keberhasilan kampanye, Anda dapat membuat daftar yang berisikan publikasi mana sajakah yang ingin dituju. List yang dimaksud dapat mencakup judul media, ringkasan mengenai konsumen dan konten yang disajikan, jumlah audiens setiap minggu atau bulan, dan informasi kontak editor atau reporter di setiap media.

Dengan melakukan riset di awal, Anda akan mendapatkan feedback yang semakin baik dari rekan-rekan pers.

3. Terlampau Mempromosikan Brand maupun Produk

Kesalahan saat menulis artikel media selanjutnya adalah terlampau mempromosikan brand atau produk. Banyak jurnalis menerima tulisan yang terlalu mempromosikan merek maupun layanan yang ditawarkan sebuah organisasi.

Brand kerap lupa untuk mementingkan konten yang terkait dengan keseharian audiens. Padahal, tujuan operasional redaksi adalah untuk menyajikan konten yang penting dan bermanfaat bagi publik. Karena itu, penting bagi Anda menyiapkan konten berkualitas.

Dikutp dari Forbes, apapun yang dikirim ke media, termasuk artikel media, harus ditulis untuk menarik minat, bukan untuk mengesankan publik.

Contohnya: media kesehatan akan lebih menyukai informasi seperti rekomendasi snack sehat yang dapat memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat.

Informasi yang menjual produk dapat saja dimuat, tetapi bukan melalui kanal redaksi pada umumnya. Setiap media menawarkan jasa advertorial (iklan dengan teknik penulisan jurnalistik) berbayar yang memungkinkan institusi mana pun untuk mempublikasikan konten mereka.

Kesimpulan

Tidak sedikit media yang memilih untuk tidak memuat artikel media dari brand atau perusahaan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan saat menulis artikel media. Beberapa kesalahan di antaranya:

  1. Lupa mencantumkan informasi singkat mengenai institusi
  2. Membidik media yang tidak relevan
  3. Terlampau mempromosikan brand maupun produk

Dengan mengerjakan riset di awal, Anda bisa mengidentifikasi kesalahan-kesalahan penghambat kampanye media yang ada.

Semoga tiga kesalahan saat menulis artikel media di atas dapat dihindari di proyek Anda berikutnya!

Get the latest updates delivered right to your inbox!
Having a problem? Email Us: hello@radvoice.id