Dalam dunia media, peran antara PR dan jurnalis sering kali berbeda, meski keduanya memiliki tujuan yang saling berkaitan: menyampaikan informasi yang akurat kepada publik.
PR bertugas untuk melindungi dan membangun citra positif perusahaan atau organisasi, sementara jurnalis berfokus pada penyajian berita yang objektif dan independen. Positioning ini juga disampaikan International Journalists’ Network.
Terkadang, dalam proses ini, ada situasi di mana PR perlu mengintervensi tulisan jurnalis untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan benar dan tidak merugikan pihak yang mereka wakili.
Namun, mengintervensi tulisan jurnalis bukanlah hal yang bisa dilakukan sembarangan. Ada etika dan batasan yang harus dipatuhi agar intervensi ini tidak merusak hubungan profesional yang sudah terjalin.
Dalam artikel ini, RadVoice Indonesia akan mengulas etika yang tepat saat PR harus melakukan intervensi terhadap tulisan jurnalis dan bagaimana menjaga hubungan yang sehat antara kedua belah pihak.
Kapan PR Perlu Mengintervensi Tulisan Jurnalis?
Mengintervensi tulisan jurnalis bukan berarti PR mencoba mengontrol narasi yang ada, melainkan untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat dan tidak menyesatkan.
Tujuan utama intervensi adalah untuk menjaga keakuratan fakta, bukan untuk mengubah sudut pandang atau membatasi kebebasan jurnalistik.
Mengintervensi tulisan jurnalis seharusnya dilakukan hanya ketika hal tersebut benar-benar diperlukan untuk melindungi reputasi dan integritas brand yang diwakili.

Berikut beberapa situasi yang membutuhkan keterlibatan PR dalam mengoreksi tulisan jurnalis.
Kesalahan Fakta atau Data Penting
Salah satu alasan utama mengintervensi tulisan jurnalis adalah ketika terdapat kesalahan fakta atau data yang krusial.
Misalnya, jika artikel memuat statistik atau informasi yang salah, PR harus segera bertindak untuk mengoreksi dan memberikan data yang benar agar pembaca tidak terpengaruh oleh informasi yang keliru.
Baca juga: Apakah PR Berhak Mengintervensi Tulisan Jurnalis?
Kutipan Tidak Sesuai Konteks
PR juga perlu mengintervensi tulisan jurnalis jika kutipan yang digunakan tidak sesuai dengan konteks yang dimaksud.
Hal ini dapat mengubah makna asli dari pernyataan tersebut, yang pada gilirannya bisa memengaruhi persepsi publik terhadap brand atau individu yang dikutip.
Dalam situasi ini, PR harus memberikan penjelasan tambahan dan memastikan kutipan disampaikan dengan cara yang benar.
Potensi Dampak Hukum atau Reputasi Brand
Jika ada potensi dampak hukum atau masalah reputasi yang bisa timbul akibat informasi yang salah, PR wajib mengintervensi tulisan jurnalis.
Misalnya, jika sebuah artikel memuat klaim yang belum terverifikasi atau bersifat menyesatkan, PR harus segera memberi klarifikasi untuk mencegah kerugian lebih lanjut.

Klarifikasi Diminta Langsung oleh Jurnalis
Tidak jarang jurnalis menghubungi PR untuk meminta klarifikasi tentang suatu topik sebelum artikel mereka diterbitkan.
Jika ini terjadi, PR dapat memberikan informasi yang akurat untuk memastikan bahwa konten yang akan dipublikasikan sesuai dengan fakta dan tidak menyesatkan pembaca.
Dalam hal ini, PR berperan sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan.
Baca juga: Apakah Koreksi, Klarifikasi, dan Takedown Berita di Media Dapat Dilakukan?
Cara Melakukan Intervensi yang Etis dan Profesional
Mengintervensi tulisan jurnalis harus dilakukan dengan cara yang etis dan profesional untuk menjaga hubungan baik dan kredibilitas kedua belah pihak.
Berikut adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan:
Jangan Menyerang, Namun Tetap Sopan dan Komunikatif
Saat mengintervensi, hindari nada yang agresif atau menyerang.
Pastikan komunikasi tetap sopan dan bersikap profesional, fokus pada solusi, bukan masalah.
Hubungi Langsung dan Pribadi, Hindari Publikasi Terbuka
Lebih baik untuk menghubungi jurnalis secara pribadi melalui email atau telepon dibandingkan mempublikasikan kritik di media sosial. Cara ini akan menjaga rasa hormat dan profesionalisme.

Fokus pada Fakta, Bukan Opini
Jelaskan masalah berdasarkan fakta dan bukti yang jelas, bukan berdasarkan opini pribadi. Pastikan klarifikasi yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan.
Sertakan Data atau Bukti Pendukung
Jika ada kesalahan atau ketidaksesuaian, sertakan data atau bukti yang mendukung untuk memperkuat posisi Anda dan memberikan informasi yang jelas dan akurat.
Hindari Tekanan atau Paksaan, Beri Ruang untuk Keputusan Jurnalis
Jangan menekan jurnalis untuk mengubah tulisan mereka. Berikan ruang bagi mereka untuk membuat keputusan berdasarkan fakta yang telah Anda sampaikan.

Utamakan Hubungan Jangka Panjang
Selalu utamakan hubungan baik jangka panjang dengan media. Ini akan membangun kepercayaan yang saling menguntungkan dan memastikan kerjasama yang lebih efektif di masa depan.
Kesimpulan
Mengintervensi tulisan jurnalis perlu dilakukan dengan hati-hati dan penuh etika.
PR harus memastikan langkah tersebut bertujuan menjaga akurasi informasi dan melindungi reputasi brand, bukan mengontrol narasi.
Mengikuti langkah-langkah etis serta menjaga komunikasi yang baik akan membantu PR mempertahankan hubungan jangka panjang dengan jurnalis, memastikan informasi akurat sampai ke publik, dan memperkuat kredibilitas kedua belah pihak.