5 Cara dan Ide Menulis Konten Lucu yang Tetap Edukatif

konten evergreen

Konten lucu memegang peranan penting terhadap interaksi pembaca dengan brand atau perusahaan. Sayangnya, tidak semua content writer bisa menulis konten lucu dan menghibur.

Tantangan menulis konten lucu di blog adalah bisa jadi kontennya kurang lucu atau pembaca gagal menangkap sisi humornya alias garing.

Padahal, konten tersebut sengaja dibuat agar dapat menghibur sekaligus menciptakan kedekatan dengan pembaca.

Agar hal tersebut tidak terjadi, seorang content writer perlu memahami cara menulis konten lucu dan edukatif. Bagaimana caranya? Berikut ulasannya. 

Baca juga: 9 Cara Membuat Konten Storytelling yang Berkesan Bagi Pembaca

Cara Menulis Konten Lucu dan Edukatif

konten lucu
Konten humor kerap lahir dari hal-hal simpel dan gampang dipahami. Inilah yang menjadi salah satu ciri konten berkualitas, yaitu mudah dimengerti. (Foto oleh cookie_studio/Freepik).

Menulis konten lucu dan edukatif dapat Anda lakukan. Secara umum, terdapat tiga cara agar sebuah konten dapat relatable, edukatif, sekaligus menghibur pembaca. 

Misalnya, seperti KIS atau keep it simple, peka terhadap semua ide dan tren, hingga bermain aman saat melontarkan jokes secara tertulis. Mari kita bahas satu per satu secara detail. 

1. Keep It Simple (KIS)

Cara menulis konten lucu yang pertama adalah keep it simple atau buatlah sesederhana mungkin. Dilansir dari laman Point Visible, satu aturan klasik sebuah komedi adalah jika Anda perlu menjelaskan humor Anda, maka itu bukanlah lelucon yang tepat. 

Mengapa demikian? Sebab kalimat-kalimat humor perlu dilontarkan secara langsung, mengena, dan membutuhkan sedikit latar belakang informasi agar pendengar segera memahami humor tersebut. 

Tidak heran, konten humor kerap lahir dari hal-hal simpel dan gampang dipahami. Inilah yang menjadi salah satu ciri konten berkualitas, yaitu mudah dimengerti. 

Di samping itu, penggunaan humor yang berlebihan cenderung memberikan efek sebaliknya, yakni lelucon menjadi kehilangan makna yang seharusnya. 

2. Peka terhadap Ide-Ide dan Tren

Cara menulis konten lucu yang kedua adalah peka terhadap ide dan tren. Ide bisa datang tiba-tiba, tidak kenal waktu dan tempat. 

Oleh karena itu, Anda harus peka terhadap segala hal yang terjadi di sekitar Anda. Bagaimana caranya? Caranya dengan mengamati situasi sekitar Anda. Ada banyak hal yang bisa Anda angkat menjadi sebuah konten humor. Misalnya dari pengalaman kehidupan sehari-hari. 

Selain itu, pastikan Anda mengondisikan diri sebagai sesuatu yang lucu. Istilah lainnya: make fun of yourself. Dirangkum dari laman Masterclass, hal ini bertujuan untuk memancing gelak tawa pembaca.

Selain itu, ini juga akan membantu Anda menulis konten humor tanpa dibuat-buat, jujur, relatable, dan berasal dari pengalaman pribadi.

Tambahan, konten-konten humor juga banyak bertebaran di media sosial. Anda bisa mengamati trennya melalui hashtag yang paling sering dibicarakan. 

Baca juga: 7 Tips Membuat Konten dari Trending Topic agar Tetap Autentik

3. Bermain Aman saat Melontarkan Gurauan 

Cara menulis konten lucu yang terakhir adalah bermain aman saat melontarkan gurauan melalui tulisan. Gunakanlah lelucon sehemat dan seefektif mungkin, fokus, serta kendalikan level sarkasme saat menulis konten humor. Mengapa begitu? 

Dilansir dari laman Writer’s Digest, menggunakan lelucon sehemat dan seefektif mungkin akan memfokuskan perhatian pembaca. Dengan begitu, mereka langsung menangkap makna lucunya. Level sarkasme pun perlu dikendalikan.

Anda perlu menyadari bahwa audiens blog perusahaan atau brand Anda berasal dari beragam latar belakang. Sehingga proses memahami humor dalam bentuk tulisan berlainan antara satu dan lain orang.

Penting untuk memahami demografi audiens Anda sebelum menyisipkan konten lucu pada content plan atau perencanaan konten. Jangan sampai audiens Anda tidak relate dengan konten humor yang Anda buat.

Bermain aman juga dapat menghindari risiko konflik dan kesalahpahaman yang berujung pada isu suku, agama, dan ras (SARA). Hal tersebut tentu dapat menyinggung kelompok atau pihak tertentu. 

4. Gunakan Struktur: “Punch + Lesson

konten lucu
Jangan terlalu “memaksakan” humor di setiap bagian tulisan. Beri ruang bagi informasi penting agar tetap jelas. (Foto oleh Freepik).

Dikutip dari laman Christopher Fielden, selain membuat pembaca tertawa, penting untuk memastikan humor punya poin edukatif. Gunakan humor sebagai bumbu, bukan sebagai tujuan utama. 

Dengan struktur yang jelas, misalnya memulai dengan situasi lucu, lalu arahkan ke insight atau pelajaran, pembaca bisa belajar sekaligus terhibur.

Banyak penulis komedi menekankan bahwa humor paling efektif bila mendukung cerita atau pesan utama.

5. Gunakan Teknik dan Timing Humor (Misalnya Rule of Three)

Salah satu teknik humor paling sederhana adalah menggunakan rule of three. Caranya, buat pola dengan dua hal pertama, lalu berikan kejutan di hal ketiga. 

Dua elemen awal membangun ekspektasi, sementara elemen ketiga memecah pola dan menghasilkan efek lucu. Teknik ini membuat punchline terasa lebih kuat dan mudah diingat.

Dalam rule of three, dua hal pertama berfungsi membangun pola atau ekspektasi. Biasanya keduanya serupa, masuk akal, atau masih serius. Lalu elemen ketiga dibuat berbeda atau mengejutkan, di situlah letak humornya.

Contohnya: “Untuk menjaga produktivitas, saya butuh kopi, jadwal rapi, dan wifi yang nggak drama.” 

Dua elemen pertama normal dan wajar, lalu elemen ketiga dibuat keluar dari pola.

Dikutip dari laman Janefriedman.com, selain itu, jangan terlalu “memaksakan” humor di setiap bagian tulisan. Beri ruang bagi informasi penting agar tetap jelas. 

Baca juga: 8 Cara Menulis Konten yang Relate dan Disukai Banyak Orang

Ide Konten Lucu

konten lucu
Ide berupa daftar poin-poin informatif, tapi setiap poin diselingi humor, analogi konyol, atau bahasa ringan agar pembaca tetap tertarik. (Foto oleh Freepik).

Ide konten lucu dan edukatif bisa datang dari mana saja, mulai dari pengalaman pribadi sampai fenomena kecil yang sering kita alami sehari-hari. 

Kunci utamanya adalah memadukan humor yang ringan dengan informasi yang bermanfaat, sehingga pembaca tidak hanya terhibur tetapi juga mendapatkan wawasan baru. 

Dengan memilih sudut pandang yang informatif dan menyampaikan insight melalui cara yang menyenangkan, konten Anda akan terasa lebih segar, mudah diingat, dan jauh lebih menarik untuk dibagikan.

Berikut adalah macam-macam ide yang bisa Anda gunakan ke dalam konten lucu seperti dilansir dari Rebel Wolf Marketing.

1. Self-Deprecating Anecdote + Pelajaran  

Ceritakan kesalahan/kekonyolan pribadi dalam kehidupan sehari-hari, lalu tarik pelajaran di akhir. Gaya ini terasa jujur dan mudah diterima oleh pembaca.

Contohnya: “Aku pernah telat meeting karena mikir hari itu Sabtu. Dari situ aku belajar: jangan terlalu percaya feeling, cek kalender.”

2. Mengemas Fakta/Info dengan Analogi Lucu/Pop-Culture

Dalam ide konten lucu ini, Anda bisa menjelaskan konsep sulit kepada audiens misalnya dengan perbandingan yang relatable dan jenaka agar lebih mudah dipahami.

Contohnya: “Belajar konsisten itu mirip nonton drama Korea, kalau berhenti di tengah episode, kamu bakal lupa plot-nya dan mager buat mulai lagi.”

3. “Listicle” dengan Twist Humor

Cara membuat konten lucu lainnya adalah menggunakan ide berupa daftar poin-poin informatif, tapi setiap poin diselingi humor, analogi konyol, atau bahasa ringan agar pembaca tetap tertarik.

Contohnya: “3 Tanda Kamu Butuh Liburan: (1) Ngantuk terus, (2) Workload numpuk, (3) Mulai ngobrol sama kipas angin.”

4. Cerita Bergaya Komedi 

Menyajikan materi edukatif dalam bentuk cerita atau narasi lucu, bisa membuat pembaca terhibur sekaligus mendapatkan insight

Misalnya cerita pendek, pengalaman personal, dialog, atau skenario fiksi, tetapi gaya penyampaiannya lucu. Humor muncul secara alami dari karakter, situasi, atau cara bercerita, bukan dari sekadar melemparkan lelucon.

Contohnya: “Waktu belajar financial planning, aku pakai metode ‘anti-lapar mata’. Tapi gagal saat ada event tanggal kembar. Jadi pelajarannya: rencanakan budget, tapi jauhkan dirimu dari notifikasi flash sale.”

Pendekatan seperti ini efektif karena humor mendukung cerita, bukan hanya sebagai lelucon.

5. Interaktif: Kuis, Teka-teki, Polling dengan Humor

Misalnya, kuis ringan yang diselingi lelucon, atau ajakan pembaca berpartisipasi lewat komentar dengan konteks humor, lalu disambung dengan info edukatif.

Contohnya: “Quiz time! Level produktivitas kamu hari ini apa? A) Ngebut, B) Normal, C) Laptop nyala tapi gak fokus karena pikiran udah di venue konser NCT.”

Baca juga: Sedang Mencari Ide Konten untuk Weekend? Cek 5 Website Ini!

Hindari Kesalahan Umum Saat Menulis Konten Lucu

copywriting/content writing
Jika Anda mencoba terlalu banyak ide lucu dalam satu konten tanpa memiliki fokus utama, humor bisa jadi tidak landing atau malah terasa acak, membingungkan atau ‘garing’. (Foto oleh Freepik).

Banyak penulis humor berpengalaman menekankan pentingnya menghindari lelucon yang berlebihan, humor yang menyerang pihak tertentu, fokus cerita yang kabur, serta usaha memaksakan punchline

Jika kesalahan-kesalahan ini dihindari, humor akan terasa lebih natural, aman, dan tetap mendukung pesan edukatif yang ingin disampaikan.

Berikut adalah kesalahan menulis konten lucu yang harus Anda hindari, seperti dilansir dari JaneFriedman.com

1. Terlalu Fokus Pada Lelucon Sampai “Lupa” Edukasinya

Saat humor mendominasi dan informasi penting jadi hilang, maka tujuan edukatif konten bisa gagal. Saat Anda fokus menulis konten lucu, lelucon sebaiknya menjadi alat bantu, bukan konten utama.

2. Humor yang Menyerang, Melecehkan, atau “Punching Down

Mengolok-olok orang lain, memberi stereotip, atau menyerang kelompok rentan dapat dengan mudah menyinggung pembaca. 

Humor semacam ini riskan dan bisa merusak reputasi, serta membuat audiens menjauh. 

3. Premis Humor Tidak Jelas/Fokus yang Kabur

Jika Anda mencoba terlalu banyak ide lucu dalam satu konten tanpa memiliki fokus utama, humor bisa jadi tidak landing atau malah terasa acak, membingungkan atau ‘garing’. 

Pastikan setiap humor mendukung satu ide/pesan utama.

4. Menggunakan Humor Berlebihan atau Memaksa Tawa

Memaksakan humor di setiap kalimat, misalnya lelucon yang berlebihan, punchline di mana-mana, bisa membuat pembaca lelah, dan mengurangi bobot edukatif konten. 

Terkadang konten yang terasa “kurang lucu” tapi informatif jauh lebih baik daripada penuh lelucon tapi tak bermakna.

5. Mengabaikan Target Audiens

Kesalahan yang cukup umum adalah membuat humor tanpa mempertimbangkan siapa yang membacanya.

Setiap kelompok audiens punya referensi, selera humor, dan batas toleransi yang berbeda.

Jika lelucon tidak sesuai konteks, misalnya memakai istilah yang tidak dipahami pembaca, menyebut budaya yang tidak familiar, atau menggunakan humor generasi tertentu, pesannya bisa tidak nyambung atau malah menimbulkan salah paham.

Humor yang efektif selalu mempertimbangkan “siapa yang diajak bicara” agar tetap aman, relevan, dan mudah diterima.

Baca juga: Cara Efektif Mengoptimalkan Konten Lama dengan Content Repurposing

Kesimpulan

Mengenal Konten Eksplisit yang Gamblang dan Terang-terangan
Dengan mencoba ide-ide di atas dan menghindari kesalahan umum, konten lucu Anda bisa menghibur serta bermanfaat. (Foto oleh user14889386/Freepik).

Secara umum, menulis konten lucu dapat Anda lakukan untuk membangun bonding dan interaksi dengan pembaca.

Cara membuat konten lucu sekaligus edukatif itu menantang, tetapi sangat mungkin dilakukan jika kita mampu menyeimbangkan humor dan informasi, peka terhadap audiens, dan menggunakan teknik penulisan yang tepat.

Dengan mencoba ide-ide di atas dan menghindari kesalahan umum, konten lucu Anda bisa menghibur serta bermanfaat: membuat pembaca tertawa dan belajar pada saat bersamaan.

Semoga insight di atas dapat membantu Anda mengembangkan konten lebih efektif. Selamat mencoba!

Sudah tahu gaya humor yang cocok untuk brand Anda? Konsultasikan bersama RadVoice dan temukan cara membuat konten lucu yang tetap efektif menyampaikan pesan brand Anda!

Let's Amplify Your Voice Together

Tell us about your project, and we will get back to you within one business day.

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?