Setelah selesai menulis artikel, apa yang perlu Anda lakukan? Sebelum menerbitkannya, Anda perlu melakukan editing. Proses editing bisa dilakukan sendiri, istilahnya self-editing.
Pernahkah Anda mendengar kalimat: “Draf pertama segala sesuatu adalah sampah”?
Kalimat tersebut berasal dari Ernest Hemingway, novelis terkemuka Amerika. Banyak penulis mungkin mengangguk setuju ketika membaca kutipan tersebut.
Setiap tulisan membutuhkan perbaikan, termasuk artikel yang Anda tulis. Tidak perlu membayar editor untuk menyunting tulisan Anda. Anda dapat melakukannya sendiri dengan self-editing atau swasunting. Di tahap self-editing, Anda akan menemukan kesalahan-kesalahan yang tidak Anda sadari ketika merampungkan draf.
Hal yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Self-Editing
Namun, self-editing juga tidak bisa asal dilakukan. Jika hanya membaca dengan teknik skimming dan scanning, bisa jadi Anda tidak menemukan kesalahan. Di sisi lain, bisa jadi dalam tulisan Anda ada kesalahan yang terlewat. Karena itu, Anda harus ekstra hati-hati ketika menyunting artikel Anda. Luangkan waktu untuk meninjau draf berkali-kali sebelum Anda menekan tombol Publish.
Untuk menghindari hal tersebut, Anda perlu mencari tahu hal apa saja yang perlu diperhatikan saat melakukan self-editing. Berikut uraiannya.
1. Ejaan
Hal pertama yang perlu Anda perhatikan saat melakukan self-editing adalah ejaan. Terkesan remeh, salah ketik atau typo maupun salah pengejaan istilah adalah beberapa kesalahan yang dapat diperbaiki sebelum Anda mempublikasikan konten.
Berilah jeda beberapa jam hingga beberapa hari apabila waktu memungkinkan untuk membaca ulang artikel tersebut. Anda barangkali akan menemukan kekeliruan ejaan yang luput dari perhatian.
Banyak penulis barangkali sepakat bahwa mencermati kata demi kata dan paragraf demi paragraf secara saksama merupakan cara terbaik.
Anda dapat mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring yang dirancang Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk mengecek ejaan baku dalam bahasa Indonesia. Untuk naskah bahasa Inggris, Oxford Learner’s Dictionaries merupakan sumber terpercaya yang telah digunakan jutaan orang.
2. Argumen
Anda tentu pernah mengalami masa di mana Anda terpikir ide yang lebih baik beberapa waktu setelah pertama kali mencetuskan sebuah gagasan. Hal tersebut juga berlaku ketika menyelesaikan tulisan.
Bayangkan Anda tengah menulis tentang, misalnya, lima kafe baru wajib kunjung di Jakarta. Keesokan harinya, Anda tiba-tiba membayangkan sebuah kafe yang lebih baik dibandingkan salah satu kafe dalam list yang telah Anda susun. Alasannya: cappuccino buatan mereka lebih enak. Mengingat Anda ingin memberikan rekomendasi terbaik, Anda pun merombak daftar kafe tersebut.
Ketika menulis, jauh lebih baik untuk berfokus kepada argumen dan struktur awal. Di tahap self-editing inilah Anda baru memantapkan poin-poin yang hendak Anda sampaikan ke pembaca. Anda pun dapat meminta pandangan pihak lain untuk menilai inti tulisan secara lebih objektif.
3. Riset
Dalam proses menulis, riset merupakan elemen vital yang dapat memperkuat konten Anda. Menentukan sumber kredibel mencerminkan keseriusan penulis dalam menggarap naskahnya. Riset menjadi salah satu hal penting yang perlu dilakukan sebelum menulis artikel.
Sewaktu melakukan self-editing, Anda dapat mengacu ke sumber asal sekali lagi dan membandingkan teks asli dengan hasil saduran. Apakah Anda telah salah menerjemahkan dan menginterpretasi dokumen awal? Apakah Anda keliru mencantumkan nama publikasi yang menjadi referensi? Hal-hal tersebut dapat terhindari jika Anda memverifikasi konten dengan teliti.
Kesimpulan
Ketika melakukan self-editing, Anda dapat memperhatikan tiga hal berikut:
- Ejaan setiap kata maupun istilah yang lebih teknis dan substansial
- Poin-poin tulisan yang ingin Anda sampaikan kepada pembaca
- Kesahihan fakta yang menjadi referensi maupun basis artikel
Itulah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat melakukan self-editing. Semoga tips di atas membantu Anda, ya!