Public relations atau PR perusahaan menjadi profesi yang krusial dalam pengembangan bisnis industri apa pun.
Syukron Ali, praktisi PR Telkom Indonesia, menjelaskan tugas utama PR perusahaan adalah menjaga reputasi dan mengelola persepsi dari sebuah brand.
“Menjaga dan mengelola reputasi itu sangat krusial untuk seorang PR. Bahasa lain reputasi itu, kan, nama baik, jadi harus dijaga. Nggak cuma brand, tapi diri sendiri juga dijaga,” kata dia kepada RadVoice Indonesia.
Baca juga: Ingin Menjadi Praktisi PR? Ikuti Nilai ‘SANTRI’ Syukron Ali
Selain kedua hal tersebut, pria yang akrab disapa Ali ini juga menjelaskan ada banyak pekerjaan PR perusahaan yang berhubungan dengan publik di institusi tempatnya bekerja, selain kedua hal di atas.
“Menurut saya, reputasi adalah hasil dari persepsi yang dimulai dari rangkaian cerita banyak orang.
“Misalnya, nih, meskipun penghasilan ngap-ngapan, kamu mau dianggap mapan, orang kaya.
“Caranya gimana? Dimulai dari postingan di medsos kamu. Lagi nonton konser di Singapore, post.
“Lagi makan di resto mewah, post. Lagi nginep di hotel mahal, post. Beli sarung mahal buat souvenir, post.
“Kalau foto sama public figure yang mendukung persepsi kamu sebagai orang kaya, post.
“Dari situ, kan, teman-teman kamu pada ngomongin kamu, tuh.
“Jangan lupa juga, saat lagi nongkrong sama teman, gestur tubuh, pakaian, dan bobot omonganmu harus berstandarkan ciri orang kaya.
“Nah, rangkaian postingan dan obrolan kamu di tongkrongan itu namanya mengelola persepsi.
“Teman-teman kamu yang lihat postingan kamu langsung ngegosip, eh, dia sudah sukses sekarang, ya.
“Itu namanya membangun persepsi lewat cerita. Dari persepsi itu, nama kamu jadi semakin melekat sebagai orang kaya, kan. Itu yang disebut reputasi.”
Baca juga: 3 Alasan Media Relations Masih Dibutuhkan, Salah Satunya Bisa Jaga Reputasi
“Agenda setting itu semacam topik atau tema apa yang akan kamu ceritakan kepada banyak orang tentang brand kamu.
“Standby statement itu merupakan pernyataan resmi dari brand tentang situasi yang tengah terjadi.
“Biasanya terjadi saat krisis, standby statement dikeluarkan buat merespons isu secara cepat sebelum press release dikeluarkan secara lengkap.”
Baca juga: 5 Langkah Menangani Krisis Public Relations
“Penjelasannya hampir sama seperti jawaban saya tentang mengelola dan menjaga reputasi, sebenarnya.
“Intinya any kind of story, lah. Karena setiap orang itu senang dengar cerita dan bercerita.
“Buktinya, kalau ada kejadian atau kabar dari rekan kita, pasti didahului dengan “Eh, ceritanya gimana?”
“Kalau perlu, dibuat daftar pertanyaan dulu, deh, biar lengkap ceritanya.”
Wawancara dengan Syukron Ali dilakukan pada Jumat, 8 Maret 2024. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.