Konten menjadi fondasi utama dalam membangun kepercayaan konsumen terhadap sebuah brand.

Di era digital, aspek ini pun semakin krusial karena audiens kini memiliki akses lebih luas untuk menilai dan memilih brand berdasarkan tingkat transparansi dan kejujuran yang ditampilkan.

Konten informatif dan kredibel menjadi salah satu cara terbaik untuk membangun kepercayaan konsumen kepada brand.

Melalui konten, brand dapat memberikan edukasi, informasi, serta berkomunikasi dengan audiens secara autentik.

5 Strategi Konten yang Membangun Kepercayaan Konsumen kepada Brand

Berikut adalah beberapa strategi dalam membangun kepercayaan konsumen melalui konten.

Transparansi

Konten yang otentik dan transparan memainkan peran penting dalam membangun trust.

Transparansi berarti tidak hanya membagikan kemenangan, tetapi juga keterbukaan dalam mengakui kesalahan dan memberikan solusi nyata.

Ketika brand terbuka tentang tantangan yang mereka hadapi, mereka menciptakan hubungan yang lebih jujur dan terbuka dengan audiens.

Sebagai contoh: Johnson & Johnson menghadapi krisis besar terkait produk bedak bayi mereka.

Meskipun menghadapi tuntutan hukum yang signifikan, perusahaan ini berhasil menjaga kepercayaan banyak pelanggan melalui keterbukaan.

Mereka merilis pernyataan resmi yang secara jelas mengakui masalah tersebut dan terus memperbarui publik tentang langkah-langkah yang mereka ambil untuk mengatasi situasi tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa transparansi yang baik dapat mengurangi risiko hilangnya kepercayaan publik.

Ketahui cara mendapatkan trust melalui konten public relations lebih dalam bersama RadVoice!

Fakta yang Dapat Dipertanggung Jawabkan

Konten harus berbasis pada data dan fakta yang valid untuk membangun kepercayaan konsumen yang berkelanjutan.

Audiens saat ini lebih selektif dalam menyaring informasi. Mereka cenderung lebih percaya pada brand yang menyajikan fakta akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut riset dari ResearchGate, strategi komunikasi pemasaran yang berbasis fakta dan data ilmiah memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen.

Riset ini menunjukkan bahwa konsumen tidak hanya mencari cerita yang menarik, tetapi juga bukti konkret yang mendukung klaim, terutama dalam industri jasa keuangan di pasar yang sedang berkembang.

Sebagai contoh: Pfizer dalam peluncuran vaksin COVID-19 menggunakan strategi PR yang berbasis data untuk membangun kepercayaan publik.

Mereka merilis pengumuman resmi terkait efektivitas vaksin berdasarkan penelitian ilmiah yang telah diverifikasi.

Dengan terus memperbarui informasi berbasis data, Pfizer berhasil membangun kepercayaan konsumen terhadap vaksin yang mereka kembangkan.

konten public relations
Konten harus berdasarkan fakta yang valid demi membangun kepercayaan konsumen yang berkelanjutan. (Ilustrasi oleh HenShu Studio untuk RadVoice)

Storytelling yang Relevan

Storytelling atau narasi adalah salah satu alat paling ampuh dalam menyiapkan konten yang dapat membangun kepercayaan konsumen.

Ketika brand menggunakan cerita yang relevan dan menyentuh hati audiens, trust cenderung terbentuk lebih cepat.

Namun, penting untuk menyampaikan cerita yang sesuai dengan nilai-nilai audiens dan tidak dibuat-buat.

Harvard Business Review dalam salah satu artikelnya menyebutkan bahwa storytelling yang kuat dapat meningkatkan keterlibatan dan kepercayaan audiens.

Ketika brand menyampaikan cerita yang relevan, otentik, dan menyentuh sisi emosional, audiens lebih mudah merasa terhubung dengan brand tersebut.

Cerita yang baik juga memperkuat identitas dan nilai brand dalam benak audiens.

Contoh terbaik dari storytelling yang efektif bisa kita lihat dalam kampanye “Real Beauty” oleh Dove.

Kampanye ini menggunakan cerita nyata dengan menekankan bahwa semua wanita cantik melalui caranya masing-masing.

Narasi ini relevan dengan audiensnya, dan berhasil membangun kepercayaan konsumen melalui pesan keberagaman dan kejujuran yang kuat.

Konsistensi dalam Pesan

Konten yang konsisten merupakan kunci untuk membangun kepercayaan konsumen dalam jangka panjang.

Audiens ingin melihat brand tetap setia pada nilai-nilai dan pesan yang mereka sampaikan dari waktu ke waktu.

Pesan yang tidak konsisten dapat menimbulkan kebingungan dan merusak trust yang sudah dibangun.

Nike adalah contoh dari brand yang terus menjaga konsistensi dalam pesan mereka dengan slogan ikonik “Just Do It” yang telah digunakan selama lebih dari tiga dekade.

Pesan sederhana ini membangun trust karena audiens sudah terbiasa dengan nilai dan tujuan yang dibawa oleh Nike: dorongan untuk terus maju dan tidak menyerah.

Responsif dalam Menghadapi Krisis

Ketika brand menghadapi krisis, cara mereka merespons situasi tersebut menentukan apakah mereka akan kehilangan atau justru membangun kepercayaan konsumen.

Respons yang cepat dan tepat menjaga krusial dalam menjaga trust selama krisis berlangsung.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Institute for Crisis Management, brand yang merespons krisis dengan cepat dan memberikan informasi yang jelas memiliki peluang 25% lebih besar untuk mempertahankan kepercayaan publik dibandingkan dengan brand yang lambat atau tidak transparan dalam merespons krisis.

Kasus United Airlines yang menghadapi kritik keras setelah insiden pemindahan paksa penumpang adalah contoh yang menarik.

Pada awalnya, respons PR yang lambat membuat publik kehilangan kepercayaan.

Namun, setelah beberapa hari, United Airlines memperbaiki strategi komunikasi mereka dengan meminta maaf secara terbuka dan memperkenalkan kebijakan baru yang lebih adil.

Langkah ini membantu memulihkan kepercayaan publik.

Respons cepat dan tepat menjadi krusial dalam menjaga trust selama krisis berlangsung. (Foto oleh Freepik)

Kesimpulan

Membangun trust melalui konten membutuhkan strategi yang matang dan konsisten.

Dengan memprioritaskan transparansi, fakta, storytelling yang relevan, serta konsistensi dalam pesan, brand dapat menciptakan hubungan yang lebih dalam dan membangun kepercayaan konsumen dengan lebih baik lagi.

Selain itu, respons yang cepat dan tepat dalam menghadapi krisis dapat menjadi faktor penentu dalam mempertahankan kepercayaan publik.

Brand yang berhasil dalam hal ini adalah brand yang selalu menempatkan kejujuran, keterbukaan, dan keterlibatan aktif sebagai pilar utama komunikasi mereka.

Jadi, apakah Anda sudah siap untuk menyusun konten yang dapat membangun kepercayaan konsumen?