Artikel travel menjadi salah satu rujukan yang paling sering dicari sebelum Anda berwisata ke suatu tempat. Penyampaian informasi dalam sebuah artikel dianggap lebih menarik dibandingkan dengan situs resmi sebuah tempat wisata.

Namun menulis artikel travel bukan hanya soal mencatat pengalaman perjalanan. Penulis travel harus mampu menghidupkan suasana dan membawa pembaca ikut merasakan angin pantai, aroma kopi lokal, atau suara pedagang di pasar tradisional.

Menurut IDN Times, artikel travel yang baik harus bisa menawarkan perspektif baru dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca. Para pelancong juga biasanya akan mencari informasi yang paling update dari tujuan mereka.

Jika Anda tertarik menjadi travel writer profesional, Penerbit Kolofon juga menyebutkan bahwa format travel writing banyak sekali, mulai dari cerita perjalanan naratif hingga artikel listicle.

Lalu bagaimana cara membuat tulisan perjalanan yang benar-benar terasa hidup? Berikut panduan yang telah RadVoice rangkum!

Cara Menulis Artikel Travel yang Menarik

Agar tulisan perjalanan terasa hidup, seorang travel writer harus mampu membawa pembaca ikut masuk ke dalam pengalaman yang diceritakan. Bukan hanya menjelaskan tempatnya, tetapi menghadirkan suasana, emosi, dan kejutan yang ditemui selama perjalanan.

Mengutip transitionsabroad.com, artikel travel adalah bagian dari laporan, buku harian, dan pusat informasi untuk para pelancong. Dengan kata lain, menulis artikel travel adalah mengulas suatu destinasi dengan gaya dan teknik yang berbeda serta memiliki karakteristik tertentu.

Strategi penulisan artikel yang tepat dapat membantu Anda mendapatkan liputan dari media travel terkemuka, menjangkau audiens yang lebih luas, dan meningkatkan kredibilitas.

1. Show, Don’t Tell

Dalam writers.com dijelaskan, show, don’t tell mendorong penulis untuk menyampaikan kepada pembaca, bukan sekadar informasi. Hal ini penting dalam penulisan travel karena audiens akan lebih senang membaca sebuah pengalaman dibandingkan informasi yang terkesan kaku.

Pastikan penulis mendeskripsikan secara nyata, meskipun belum pernah datang ke tempat yang akan ditulis. Alih-alih menulis “Pantainya indah”, gambarkan pengalamanmu:

“Pasir putihnya lembut menempel di kaki, sementara angin asin membawa aroma laut yang segar.”

Deskripsi sensoris membuat pembaca seolah berada di lokasi itu. Semakin santai gaya bahasa yang digunakan, pembaca akan semakin tertarik dan menjadikan tulisan Anda sebagai rujukan sebelum pergi melancong ke tempat baru. 

artikel travel
Show, don’t tell menjadi kunci utama ketika menulis tentang perjalanan wisata. (Foto oleh wayhomestudio/freepik)

Baca juga: Tips Membangun Media Relations Efektif untuk Bisnis Travel

2. Gunakan Sumber Primer (Mengalami Langsung)

Artikel travel yang kuat berasal dari pengalaman nyata, bukan dari Google. Cari hal-hal unik yang tidak ada di brosur wisata: obrolan dengan penduduk, kuliner rahasia lokal, atau spot tersembunyi yang belum banyak diketahui. Contohnya:

“Saat berkunjung ke wilayah mayoritas penduduk Islam di Beijing yang berlabel kampung muslim dan memiliki sertifikat halal, kawasan Niujie Street tetap menyajikan minuman beralkohol pada menu restoran mereka.”

Keterangan seperti ini juga memberi wawasan tambahana bagi para calon pelancong yang akan mengunjungi daerah tersebut.

Anda yang ingin menulis tentang informasi sebuah tempat wisata juga dapat mengacu pada situs resmi kementerian pariwisata setempat. Situs resmi lembaga pariwisata setempat biasanya akan memberikan informasi yang detail sebagai referensi menulis.

Jika ingin menulis informasi tentang sejarah sebuah lokasi wisata, pastikan Anda juga meminta keterangan dari ahli. Informasi atau cerita ahli akan lebih disukai dibandingkan hanya mengacu kepada sumber-sumber seperti buku karena terkesan lebih nyata.

Sumber kunci tersebut dianggap lebih kredibel oleh pembaca dibandingkan Anda harus mencari sumber yang sifatnya pasif, contohnya buku atau jurnal.

3. Pastikan Informasi Masih Update

Kawasan wisata mungkin akan mengalami perubahan setiap tahunnya, jadi pastikan Anda selalu menggunakan referensi yang terkini. Harga tiket, jam buka, akses transportasi, semuanya bisa berubah. Informasi kedaluwarsa dapat bikin pembaca kecewa.

Pilihlah sumber yang Anda jadikan referensi baru terbit beberapa bulan sebelum penulisan. Sebaiknya cek ulang data melalui website resmi, media sosial destinasi, atau menghubungi langsung pengelola. Hal ini seringkali terjadi pada perubahan musim liburan low season dan peak season.

Jika sumber tulisan sulit untuk ditemukan, Anda dapat melihat video dari influencer di media sosial. Biasanya, video yang dibagikan influencer sosial media lebih baru karena diunggah ketika mereka masih berada di lokasi tersebut.

Saat mencari sumber lewat video, pastikan influencer tersebut fokus ke lokasi wisata, bukan pengalaman pribadi mereka.

Salah satu akun travel yang bisa menjadi referensi menulis Anda yaitu @ahmadrifyannur, yang mengulas rute dan biaya perjalanan mencapai tempat wisata menggunakan kendaraan umum secara ngeteng atau menggunakan beberapa jenis transportasi untuk menuju lokasi tertentu, umumnya dengan menggunakan bus, angkot, kapal laut ataupun kereta ekonomi.

artikel travel
Akun dari cerita influencer cenderung lebih update karena diunggah ketika mereka masih berada di lokasi tersebut. (Tangkapan layar akun Instagram @ahmadrifyannur)

Baca juga: 8 Cara Menjadi Freelance Writer untuk Pemula

4. Jadi Pembaca

Ketika menulis tentang travel, posisikan diri Anda sebagai pembaca yang baru pertama kali ingin berkunjung. Berikan informasi secara detail dengan gaya bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca.

Buatlah pertanyaan-pertanyaan umum seperti lokasi paling terkenal, tempat penginapan terbaik, atau pusat kuliner terbesar di suatu kota atau negara.

Anda juga dapat mencari pertanyaan-pertanyaan lain lewat kolom Frequently Asked Questions (FAQ) yang ada di situs resmi sebuah lembaga pariwisata.

Tak hanya informasi terkait lokasi, Anda juga dapat menulis tentang proses pembuatan visa maupun pemesanan tiket atau hotel di suatu tempat. Tulisan yang detail lebih diminati pembaca.

Maka, sebelum mempublikasikan artikel, tanyakan: Jika saya adalah turis, apa informasi yang benar-benar saya butuhkan?

Tips ini akan membuat tulisan Anda lebih membantu audiens.

5. Tambahkan Travel Hacks

Tema travel hacks saat ini menjadi salah satu yang paling dicari oleh banyak pelancong. Pembaca menyukai trik bermanfaat seperti cara hemat biaya, waktu terbaik berkunjung, atau spot foto gratis.

Travel hacks meningkatkan value artikel perjalanan Anda. Sebagai contoh yaitu memberi informasi berbagai aplikasi ramah turis yang dipakai oleh orang lokal, yang bisa membantu calon traveler cepat beradaptasi di negara yang akan dikunjunginya.

Contoh lainnya, Anda dapat menulis artikel travel tentang tips memesan makanan di Jepang untuk yang tidak dapat berbicara bahasa setempat. Anda juga dapat membuat panduan terkait cara menawar souvenir ketika berada di pusat oleh-oleh dan sebagainya.

6. Gunakan Headline yang Memancing Rasa Ingin Tahu

Judul adalah penentu pertama pembaca akan klik atau skip. Untuk belajar membuat judul artikel feature yang powerful, sebaiknya pilih kata-kata utama yang mewakili cerita artikel Anda.

Judul juga harus mampu menimbulkan rasa penasaran, menggugah imajinasi, atau menjanjikan informasi yang benar-benar dibutuhkan pembaca.

Hindari judul yang terlalu generik seperti “Pantai di Lombok yang Bagus” dan pilih yang lebih spesifik, informatif, dan emosional.

Contoh judul travel yang efektif: “Rating coffee-shop terpopuler di Korea Selatan Wajib Dicoba Penggemar K-Pop”

7. Sertakan Peta, Rute, dan Akses Transportasi

Pembaca artikel travel sering mencari informasi praktis untuk merencanakan perjalanan. Dengan menambahkan peta, rute transportasi, arah lokasi, biaya tiket, hingga rekomendasi kendaraan, Anda membantu pembaca mewujudkan perjalanan mereka dengan lebih mudah dan efisien.

Detail seperti waktu tempuh dan kondisi perjalanan juga sangat membantu.

Selain secara visual mempermudah orientasi pembaca, informasi aksesibilitas juga menunjukkan kesiapan destinasi: apakah ramah wisatawan, cocok untuk pemula, atau menantang bagi petualang.

Artikel yang memberikan panduan lengkap seperti ini cenderung lebih mudah dibagikan dan disimpan pembaca untuk referensi perjalanan mereka berikutnya.

8. Ceritakan Karakter Lokal

Penulisan travel bukan hanya soal tempat, tetapi juga manusia yang menghidupkan tempat tersebut. Berinteraksi dan mengangkat cerita penduduk setempat, penjual sate kaki lima atau mbok penjaja pecel, pemandu gunung, pemilik homestay, hingga nelayan di pantai akan membuat narasi jauh lebih autentik dan menyentuh.

Mereka adalah karakter yang memberi perspektif baru yang mungkin tidak ditemukan turis kebanyakan. Cerita singkat sosok akan lokal memberikan kedalaman cerita dan membantu pembaca memahami budaya setempat secara lebih personal.

Cerita-cerita ini menjadi penghubung antara lokasi wisata dan nilai kemanusiaan yang universal, sehingga pembaca merasa lebih dekat dengan destinasi yang sedang dibahas.

artikel travel
Penulisan travel bukan hanya soal tempat, tetapi juga manusia yang menghidupkan tempat tersebut. (Foto oleh wayhomestudio/freepik)

Baca juga: 3+ Tips Menulis Press Release untuk Bisnis Travel

9. Perkuat dengan Fakta dan Riset Ringan

Meskipun artikel travel bersifat naratif, tetap penting untuk memperkaya tulisan dengan informasi faktual. Fun facts, sejarah singkat destinasi, legenda lokal, hingga data menarik dari sumber tepercaya akan memberikan nilai tambah besar bagi pembaca.

Tulisan Anda tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan wawasan baru yang meningkatkan kredibilitas sebagai travel writer.

Anda bisa melakukan riset secara sederhana melalui papan informasi lokasi wisata, wawancara langsung dengan penduduk setempat, hingga situs resmi pemerintah daerah.

Perpaduan cerita personal dan data yang akurat membuat artikel lebih seimbang dan dapat dipercaya.

10. Tulis dengan Struktur Mengalir

Struktur naratif yang baik akan membawa pembaca mengikuti perjalanan tanpa merasa tersesat.

Anda bisa memulai dengan pengantar yang kuat, dengan sebuah kejutan, konflik kecil, atau momen tak terduga, lalu masuk ke bagian inti perjalanan, dan ditutup dengan refleksi atau rekomendasi yang meninggalkan kesan mendalam. Ini membantu pembaca merasa bahwa mereka mengikuti sebuah “alur cerita”.

Hindari melompat-lompat dalam timeline tanpa penjelasan, karena bisa membuat pembaca kebingungan dan kehilangan fokus.

Gunakan transisi yang halus antarbagian agar setiap paragraf terasa saling terhubung dan alurnya mengalir seperti perjalanan yang Anda ceritakan.

Artikel dengan struktur rapi juga lebih mudah dipahami mesin pencari, sehingga berpotensi meningkatkan jangkauan pembaca.

Ide Artikel Travel untuk Blog dan Media Sosial

Berikut ide konten yang efektif untuk travel blogger, brand pariwisata, atau travel influencer:

Umumnya tulisan ini menggunakan format periode waktu maupun tema-tema tertentu, seperti seni, kuliner, olah raga yang bisa dilakukan di destinasi yang akan dikunjungi.

Contoh: “Sehari Keliling Heritage Kota Semarang”

Misalnya: naik kereta sleeper, diving pertama, menjajal kuliner ekstrem. Contoh; “Menyicip Renyahnya Aneka Serangga Goreng di Bangkok”

Ide untuk penulisan ini, alangkah lebih baik dimulai dari pengalaman sendiri, baik itu untuk pertama kali, maupun sering Anda lakukan.

Misalnya, Anda dapat membuat artikel travel mengenai perbandingan antara menggunakan moda transportasi mobil travel, kereta jarak jauh, atau Whoosh kereta cepat untuk mencapai ke Bandung.

Artikel seperti ini umumnya paling banyak ditulis oleh travelers. Tentu saja, karena anggaran masih menjadi langkah utama sebelum menentukan destinasi wisata, terutama ke luar negeri.

Tips travel hacks bisa Anda masukkan di dalam ide tulisan seperti ini. Cara mendapatkan tiket murah, mencari makanan yang terjangkau, maupun tips memanfaatkan kupon tempat wisata.

Ceritanya bisa berupa destinasi tersembunyi dibandingkan dengan tempat wisata populer di kawasannya. Misalnya tulisan artikel yang mengulas destinasi tersembunyi batu kapur di Pulau Coron di Kepulauan Palawan, Filipina, dibandingkan dengan destinasi Pulau El Nido yang sudah terlalu ramai layaknya Bali.

Format populer di media, biasanya berisi mengenai rekomendasi destinasi wisata atau makanan yang wajib dicoba di suatu kota atau negara.

Contoh Penulisan Artikel Travel yang Menarik

Setelah mempelajari berbagai teknik dalam menulis artikel perjalanan, penting untuk melihat bagaimana semua elemen tersebut diterapkan dalam sebuah paragraf nyata.

Contoh berikut menunjukkan penggunaan deskripsi sensorik, alur naratif, dan suasana emosional yang membuat pembaca merasa seolah ikut berada di lokasi tersebut.

“Matahari baru saja menembus pucuk Cemara saat kami tiba di Ranu Kumbolo. Danau itu tenang, seperti cermin yang memantulkan langit pagi. Beberapa pendaki sibuk menyeduh kopi, mengirim aroma hangat yang bercampur udara pegunungan. Di kejauhan, punggung Mahameru berdiri megah, seolah menantang kami untuk naik.”

Kesimpulan

Artikel travel yang menarik selalu mampu menghidupkan pengalaman dan membuat pembaca ingin segera mengemas ransel dan koper.

Anda dapat menulisnya dengan teknik show don’t tell, menggunakan sumber primer, memastikan informasi yang digunakan terbaru, gunakan headline yang memancing pembaca, hingga perkuat dengan fakta dan riset ringan.

Anda juga dapat menulis berbagai ide tulisan travel seperti ulasan penginapan, budget travel, maupun destinasi hidden gems.

Jangan berhenti menjelajah, baik dengan kaki maupun kata-kata.

Tim RadVoice siap membantu meramu konten tulisan brand dan perusahaan Anda untuk mendapat banyak perhatian!

Let's Amplify Your Voice Together

Tell us about your project, and we will get back to you within one business day.

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?