Para praktisi PR sering mendistribusikan siaran pers (press release) dan laporan keuangan kepada jurnalis. Khususnya di awal tahun, per kuartal, atau akhir tahun.
Namun, jurnalis memiliki kriteria tersendiri untuk mengolah siaran pers dan laporan keuangan. Beberapa di antaranya adalah memiliki informasi yang jelas, informasi berdampak bagi publik, dan sesuai konteks.
Alfida Febrianna (Alfida), jurnalis desk ekonomi Beritasatu.com, memberikan 3+ insight agar praktisi PR dapat membuat siaran pers dan laporan keuangan yang bisa ditayangkan jurnalis.
Alfida menceritakan pengalamannya mengolah siaran pers, berkoordinasi dengan editor, hingga menayangkannya menjadi berita.
RadVoice Indonesia berkesempatan mewawancarai Alfida Febrianna. Berikut selengkapnya.
Apa yang Alfida Febrianna perhatikan ketika menerima siaran pers?
“Pertama, menurut saya, siaran pers yang relevant sama desk yang saya pegang saat ini. Karena saya membahas ekonomi, jadi bahasannya seputar ekonomi itu, menarik banget.
“Kedua, tentang angka. Misalnya, di judul press release dari PR ini ada angka, ini eye catching banget. Karena saya merasa, wah, ada apa nih angka begitu. Langsung seperti, ini bisa banget buat diambil.
“Ketiga, dari segi kepentingannya sendiri, sih. Maksudnya, itu krusial untuk diangkat menjadi berita atau tidak?
“Kalau begitu, kan, tidak bisa naik. Maksudnya, kita juga sudah kabari kepada PR apakah layak naik, editor juga kabari ini nggak bakal bisa naik.
“Misalnya, kita sudah submit ini ke editor juga tidak bisa ditayangkan oleh editor.
“Jadi kita lihat-lihat dulu, nih, yang sekiranya bisa kita naikin itu yang bagaimana. Sehingga kita perlu membaca situasi, akhirnya siaran pers apakah yang bisa ditayangkan oleh editor.”
Baca juga: 3 Poin Penting dalam Press Release agar Diterima Wartawan
Apa yang Alfida Febrianna perhatikan ketika menerima laporan keuangan atau financial release?
“Pertama, sejauh ini yang saya terima siaran pers dari PR itu, biasanya perusahaan.
“Misalnya, perusahaan baru saja kerja sama dengan mitranya mereka. Terus kerja sama itu berapa nilai transaksinya. Itu bisa, sih, terbit.
“Kedua, laporan keuangan perusahaan mereka. Misalnya, tahun ini sudah ada nilai transaksinya. Dari perusahaan mereka itu sudah tembus berapa, seperti itu juga bisa terbit.
“Mungkin itu sih yang saya perhatikan ketika menerima siaran pers dari PR. Klien mereka, kan, dari perusahaan, perusahaan ini juga akan publish angka-angka di laporan keuangan.”
(Catatan RadVoice: Para jurnalis sering membandingkan nilai pendapatan dan net income setiap laporan keuangan.)
Bagaimana Alfida Febrianna menganalisis laporan keuangan?
“Kalau dilihat dari angka misalnya, kayak dia ngasih tahu angka doang nih, tapi tidak dijelaskan konteks di isi siaran persnya. Istilahnya, dapat dari mana angka itu? Itu tidak dibedah lagi.
“Ya, kita bingung naikinnya, karena ada apa nih angka bombastis doang tapi tidak ada isinya, begitu.
“Ketiga, apa urgensinya angka angka ini?
“Dari isi siaran persnya sendiri sebenarnya, seharusnya pihak PR menjabarkan angkanya itu dari mana asalnya.
“Kalau misalnya hanya memberikan angka saja nih tapi tidak jelas, akhirnya kita kadang diminta follow up oleh editor. Penjelasannya itu kurang detail begitu.
“Akhirnya saya yang dicolek editor. Saya tanya lagi ke humas atau PR-nya, ini apa maksudnya? Minta penjabaran lebihlah begitu. Ternyata, dari dia sendiri tidak tahu juga ini angka apa.
“Jadi dia harus follow up lagi ke bosnya yang C-level ini untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang saya dapat juga dari editor. Jadinya lama.
“Maksud saya, kenapa tidak dari pihak PR-nya saja yang mengantisipasi ada pertanyaan itu? Seharusnya dijelaskan begitu.
“Seharusnya, kalau mendistribusikan siaran pers, berikan sejelas-jelasnya informasi di dalamnya. Jadi jangan sampai kita follow up lagi. Ribet juga kita harus follow up.
“Ujungnya kelamaan, nanti kita malah lupa naikin siaran persnya. Akhirnya tidak kepegang karena sudah basi.”
Baca juga: 5 Penyebab Siaran Pers Tidak Diolah Wartawan
Wawancara dengan Alfida Febrianna dilakukan pada Jumat, 19 Januari 2024. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.