Table of Contents
Subscribe to Insights and Updates

3+ Pembelajaran Karier Public Relations Asti Candramaya

Keyakinan bahwa media sosial (medsos) dapat mengembangkan karier kerap membawa praktisi humas Asti Candramaya menuju pencapaian profesional yang lebih tinggi.

Berkarya di bidang public relations selama hampir sepuluh tahun, Asti Candramaya mempelajari pendekatan terbaik untuk menghadapi berbagai pihak eksternal seperti klien, media, dan key opinion leader atau KOL.

“Dalam dunia PR, saya belajar sekali untuk menjalin hubungan harus dengan lebih santai namun profesional,” ujar Asti.

“Terutama saya di sini berperan sebagai konsultan, jadi kita saling berkonsultasi mencari titik tengah dan solusi. Bukan hanya sekadar eksekutor,” tambahnya.

Selain menjabat sebagai konsultan senior Imogen Public Relations di Jakarta, ia juga membagikan konten original terkait kehidupan korporat di @c_asti, akun TikTok-nya dengan lebih dari 120.000 pengikut.

Baca juga: Medsos Menunjang Karier Humas Asti Candramaya dan 120.000+ Pengikutnya

Memulai kariernya di tahun 2015 sebagai intern public relations di Jakarta, Asti Candramaya telah menangani berbagai brand dan sektor di dunia profesional.

Ia membagikan berbagai pembelajaran dan kesalahannya selama menjadi profesional public relations kepada RadVoice Indonesia.

Anda pernah menangani berbagai brand besar seperti KFC, Kraft Heinz, Hanwha Life Insurance, dan lainnya. Dari segi public relations, bagaimanakah strategi Anda membawa brand-brand non-Indonesia ke masyarakat Indonesia?

“Yang pasti, saya banyak tanya sama klien ekspektasi mereka seperti apa dan bagaimana pasarnya di Indonesia.

“Sebagai contoh, ada yang maunya media banyak sekali dengan acara yang sebetulnya bisa dibuat lebih simpel.

“Terkadang, kami jadinya suggest. Mungkin bisa dibuat bersama media yang lebih sedikit, tapi kualitas beritanya difokuskan, sekaligus bisa lebih dekat jumlah pesertanya.

Baca juga: 3+ Tips Menggelar Media Event, Praktisi PR Wajib Tahu!

“Atau mungkin sebaliknya, news value-nya bagus bisa kita buatkan acara yang mengundang external speaker atau expert yang kita suggest.

“Kira-kira siapa, sih, yang cocok dengan apa yang ingin dibicarakan? Sesimpel hal-hal seperti ini.

“Jadi kami sifatnya konsultasi, bukan hanya eksekutor yang istilahnya ‘yes person‘.

Asti Candramaya memanfaatkan medsos dalam pekerjaannya sebagai praktisi humas.
PR “sifatnya konsultasi, bukan hanya eksekutor,” ujar Asti. (Foto oleh Asti Candramaya)

“Selebihnya, selain di artikel media, saya banyak baca di medsos pendapat orang terhadap brand ini.

“Inilah pentingnya juga, ya, paham dan fasih medsos supaya tidak ketinggalan update.”

Baca juga: 3 Peran Media Sosial untuk Public Relations

Anda telah berkarya hampir 10 tahun di bidang public relations. Apakah pembelajaran yang paling Anda ingat selama perjalanan karier ini? 

“Dapat bekerja dengan brand-brand besar dengan industri yang diverse menjadi pembelajaran menarik untuk saya.

Menanyakan ekspektasi dan performa brand di Indonesia merupakan hal yang selalu Asti tanyakan kepada setiap klien. (Foto oleh Asti Candramaya)

“Kesalahan yang perlu dihindari dalam pekerjaan secara umum adalah jika melakukan kesalahan, belajar untuk mengakui dan tidak jadi orang yang defensif. Ini saya pelajari juga saat magang karena tentunya ‘takut’, padahal melakukan kesalahan juga bukan sesuatu yang aneh dalam bekerja.

“Kesalahan dalam ketelitian, misalnya, atau komunikasi dengan klien, yang akhirnya jadi terlewat untuk output-nya. Hal-hal ini membantu saya belajar untuk lebih detail dalam hal-hal yang sebelumnya menjadi kelemahan saya.”

Apakah miskonsepsi tentang public relations yang ingin Anda buktikan salah? Pemahaman yang benar itu seperti apa menurut Anda?

Public relations harus bisa public speaking? Ini banyak yang nanya juga ke saya.

“Padahal menurut saya, PR lebih condong membutuhkan creative and critical thinking. Lebih penting lagi: harus update tentang dunia luar. 

“Ketiga hal tersebut bisa membantu saat membuat message atau press conference, misalnya. Jadi lebih kreatif dan tidak itu-itu saja.

“Kemudian, untuk penulisan pesan bisa lebih kritis dan latar belakang pesan itu bisa lebih kuat karena update tentang dunia luar. Kurang lebih simpelnya seperti itu.” 

Baca juga: Ingin Menjadi Praktisi PR? Ikuti Nilai ‘SANTRI’ Syukron Ali

Wawancara dengan Asti Candramaya dilakukan pada Selasa, 19 Maret 2024 dan Rabu, 20 Maret 2024. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.

Get the latest updates delivered right to your inbox!
Having a problem? Email Us: hello@radvoice.id