Di tengah persaingan ketat bisnis minuman, para pelaku usaha terus mencari strategi promosi yang relevan dan menarik.
Titik Koma menjawab tantangan ini melalui peluncuran ceremonial matcha pertama di kota Malang.
Ceremonial matcha menghadirkan teh kualitas tertinggi asal Jepang.
Pada April 2025, Titik Koma menggandeng RadVoice Indonesia untuk menulis dan mendistribusikan press release mengenai langkahnya tersebut.
Siaran pers tersebut kemudian terbit di berbagai media lokal seperti IDN Times Jatim, JPNN Jatim, Duta, dan Portal JTV menonjolkan keunikan langkah Titik Koma dalam menghadirkan pengalaman menikmati matcha kelas atas di Indonesia.
Berikut proses di balik pengerjaan proyek RadVoice dengan Titik Koma dalam menghadirkan cerita di balik inovasi ini.
Tren Mengonsumsi Matcha di Malang

Menu minuman matcha di gerai Titik Koma. (Semua foto oleh Titik Koma)
RadVoice mewawancarai Andrew Prasetya Goenardi, CEO dan salah seorang pendiri Titik Koma, untuk berbagi pandangannya tentang tren mengonsumsi matcha di Malang saat ini.
Menurut Andrew, antusiasme masyarakat Malang mulai terasa sejak Titik Koma mulai memasarkannya pada 2023. Kehadiran ceremonial matcha di kota tersebut tak lepas dari pengaruh tren media sosial yang menarik minat masyarakat untuk mencoba jenis teh tersebut.
“Dari tahun ke tahun, konsumsi matcha memang meningkat terus dengan pesat sehingga merupakan jangka panjang,” ujar Andrew.
Proses Titik Koma Mengkurasi Bahan Baku
Titik Koma mendatangkan matcha langsung dari Jepang melalui proses kurasi ketat guna memastikan kualitas dan rasa yang sesuai dengan selera masyarakat Indonesia.
Tak hanya bahan baku yang diperhatikan, proses penyajian juga melalui standar tinggi. Para barista di Titik Koma harus mengikuti pelatihan intensif selama dua pekan sebelum diperbolehkan melayani pelanggan.
Bagi Andrew, tim barista harus belajar secara total untuk menyajikan matcha dengan terus meningkatkan keahlian secara perlahan.
Pandangan Ahli Industri tentang Tren Ceremonial Matcha

Penyajian ideal menggunakan matcha bowl (cawan), chasen (pengocok bambu), dan chasaku (sendok bambu) agar konsumen merasakan pengalaman autentik menikmati matcha.
Mengacu kepada prinsip jurnalistik, RadVoice juga mewawancarai influencer dan pengamat industri teh untuk memperkaya setiap cerita kliennya.
Selain memaparkan perspektif Titik Koma selaku perwakilan bisnis, RadVoice juga menghadirkan pandangan dan industri guna menghadirkan konteks yang lebih luas.
RadVoice mengutip pernyataan Bambang Laresolo, co-founder Lewis & Carroll Tea, mengenai tren industri. Tak lupa juga pandangan Sae, influencer asal Malang dengan username @spaceseekers.id.
Pendekatan ini memastikan bahwa siaran pers yang diterbitkan tidak hanya mempromosikan brand, namun juga menempatkan organisasi tersebut sebagai pakar di bidangnya.
Ingin mengangkat cerita Anda ke media Indonesia? RadVoice dapat membantu Anda menemukan kisah yang relevan.