Table of Contents
Subscribe to Insights and Updates

Ingin Menjadi Praktisi PR? Ikuti Nilai ‘SANTRI’ Syukron Ali

Syukron Ali mengemban berbagai tugas PR perusahaan.

Untuk Syukron Ali, praktisi PR Telkom Indonesia, pengalaman kerjanya sebagai jurnalis dan nasihat seorang mentor menjadi bekalnya untuk terjun di bidang kehumasan.

“Mentor PR meyakinkan saya bahwa ‘writing is the essence of PR‘,” ujarnya. Menulis adalah esensi humas, begitu kata seniornya.

“Apa saja skill yang perlu anak PR kuasai? Pasti salah satunya itu menulis. Coba aja cek di semua loker PR atau komunikasi, pasti ada requirement good writing-nya,” katanya.

Baca juga: 11 Skill Public Relations yang Wajib Dimiliki Humas

Ali bergabung dengan Telkom Indonesia pada awal 2021. Selama dua tahun lebih, Ali mendapat tugas menjadi team leader untuk mengelola PR IndiHome, penyedia jaringan internet untuk rumah di bawah Telkom Indonesia, hingga Juni 2023. 

Bagi Syukron Ali, menulis adalah esensi dari humas. (Foto oleh Syukron Ali)

Sejak Juli 2023, ia menangani PR Indibiz, provider internet untuk bisnis milik Telkom Indonesia. Ia fokus menggarap pasar B2B, khususnya UMKM di daerah.

Mantan jurnalis Republika dan SWA ini membagikan beberapa tips menjadi praktisi PR kepada RadVoice Indonesia.

Apakah tips Anda bagi siapa saja yang ingin berkarier sebagai praktisi PR di perusahaan?

“Tipsnya ada di masing-masing huruf dalam kata SANTRI: smart, authentic, networking, teamwork, reliable, dan innovation.  

Smart: Menghadapi segala dinamika yang ada dengan cerdas, mengaktifkan kepekaan, serta peduli terhadap kondisi di internal maupun eksternal perusahaan. Mode berpikirnya diaktifkan sebelum menyimpulkan banyak hal.

Authentic: Jadi diri sendiri yang terbaik, jangan memaksakan menjadi orang lain, dan jangan membandingkan kekurangan diri dengan kelebihan orang lain 

Networking: Dengan bekal smart dan authentic itu, perluas jaringan dan kenalan dengan banyak pihak. Bangun hubungan yang saling membangun dan sepanjang zaman, bukan sekadar kalau lagi butuh dikejar-kejar.

Teamwork: Apa pun posisinya, bos atau anak buah, tetap harus bisa membangun teamwork yang kuat. Siap dipimpin dan siap memimpin.

Reliable: Kalau teamwork solid, kuat dan kompak, biasanya bisa diandalkan. Kalau bukan kamu yang menangani, bakal bubar.

Innovative: Meskipun memiliki kelima tahapan tadi, tapi jangan begitu saja jalannya. Tetap berinovasi dan berkreasi membuat terobosan-terobosan baru yang bermanfaat buat perusahan dan pelanggan.

Bisa dijelaskan apa saja tanggung jawabnya sebagai praktisi PR Telkom Indonesia?

“Tugas utama saya sebagai praktisi PR adalah menjaga reputasi dan mengelola persepsi dari sebuah brand.

Baca juga: 3 Alasan Media Relations Masih Dibutuhkan, Salah Satunya Bisa Jaga Reputasi

“Misalnya, rangkaian postingan dan obrolan kamu di tongkrongan itu namanya mengelola persepsi.

“Teman-teman kamu yang lihat postingan kamu langsung ngegosip, eh, dia udah sukses sekarang, ya. Itu namanya bangun persepsi lewat cerita.

“Dari persepsi itu, nama kamu jadi semakin melekat sebagai orang kaya, kan? Itu yang disebut reputasi. Tapi kalau kamu ketahuan lagi makan nasi putih sama mie goreng dengan temen kamu, reputasimu sebagai orang kaya akan diragukan.

“Kalau tugasnya praktisi PR dijabarkan, ada banyak, sih. Mulai dari:

  • Membuat agenda setting (topik atau tema apa yang akan kamu ceritakan kepada banyak orang tentang brand).
  • Mengelola media relations.
  • Memproduksi press release.
  • Membuat standby statement (pernyataan resmi dari brand tentang situasi yang tengah terjadi untuk merespons isu secara cepat sebelum press release dikeluarkan secara lengkap).
  • Mengelola krisis public relations.
  • Membuat media mapping.
  • Memfasilitasi media training.
  • Menyusun social media strategy.
  • Merancang event management dan content management.
  • … dan masih banyak lagi.”

Apakah tantangan terbesar Anda sebagai praktisi PR di Telkom Indonesia? Bagaimana cara mengatasinya? 

“Karena latar belakang pendidikan saya bukan di bidang komunikasi, saya menyadari saya lemah secara teori. 

“Tantangan lain sebagai praktisi PR adalah adaptasi birokrasi di awal kerja di BUMN. Apalagi saat itu, saya lemah di teori, jadi saat ingin presentasi soal strategi komunikasi agak kesulitan untuk menjelaskan landasan teorinya ke atasan.

“Karena itu saya tidak menutup diri, belajar langsung kepada rekan kerja maupun atasan. Saya juga senantiasa meng-upgrade ilmu komunikasi dan PR kepada para mentor saya.

Syukron Ali tidak menutup diri untuk selalu mempelajari hal baru dari para praktisi PR senior. (Foto oleh Syukron Ali)

“Selain itu, saya juga mendapatkan pencerahan dari para mentor untuk membaca literasi tentang PR, komunikasi, marketing, branding, ekonomi, bisnis, hukum, sosial, politik, seni, dan budaya.

“Berbagai sumber seperti media, blog, jurnal, serta membaca biografi dan pengalaman hidup dari para ahli sesuai bidangnya masing-masing. 

“Intinya, saya banyak berterima kasih banget kepada mereka yang mau berbagi ilmu dan pengalamannya dengan saya.”

Wawancara dengan Syukron Ali dilakukan pada Jumat, 8 Maret 2024. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.

Get the latest updates delivered right to your inbox!
Having a problem? Email Us: hello@radvoice.id