Proses proofreading dan editing kerap kali dianggap serupa dalam proses menyempurnakan tulisan. Padahal keduanya memiliki fungsi yang berbeda.
Untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas, Anda perlu memahami perbedaan kedua proses tersebut.
Perbedaan Proofreading dan Editing
RadVoice Indonesia menjelaskan perbedaan keduanya sebagai berikut.
Apa Itu Proofreading?
Proofreading adalah proses mengoreksi kesalahan dalam tulisan seperti tata bahasa, tanda baca, typo atau salah ketik, hingga ejaan.
Proses pemeriksaan ini bisa diterapkan di berbagai tulisan seperti artikel, karya ilmiah, cerpen, novel, dan berbagai bentuk tulisan lain.
Mengutip cmlabs, siapa saja pada dasarnya dapat melakukan proofreading. Mulai dari penulis, editor, hingga proofreader berpengalaman. Bahkan saat ini sudah banyak tersedia layanan penyedia jasa proofreader.
Untuk tugas dan tanggung jawabnya dalam memeriksa tulisan meliputi beberapa hal sebagai berikut.
- Tata bahasa: penggunaan subjek dan predikat, kesesuaian antarkata, dan sebagainya.
- Tanda baca: titik, koma, tanda tanya, maupun tanda baca lainnya untuk memisahkan antarkalimat dengan tepat.
- Ejaan: memastikan tidak ada kesalahan penulisan yang mengubah makna.
- Typo: Anda dapat memperbaiki kesalahan ketik seperti huruf yang hilang, huruf tertukar, dan sebagainya yang akan memengaruhi kejelasan teks.
- Pengulangan kata.
Skill apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan proofreading?
Mengutip Oxbridge Editing, terdapat beberapa keahlian yang harus dimiliki untuk menjadi seorang proofreader.
- Perhatian terhadap detail menjadi salah satu skill penting dalam mengoreksi. Butuh ketelitian untuk menemukan kesalahan sekecil apa pun seperti kesalahan ketik maupun tanda baca.
- Pemahaman terkait tata bahasa penting dimiliki.
- Mengikuti gaya penulisan. Setiap penulisan di media, karya ilmiah, buku, dan berbagai jenis tulisan lainnya memliki gaya masing-masing. Sebagai proofreader, Anda perlu memastikan bahwa tulisan yang diperiksa telah memenuhi standar format dan gaya yang diperlukan.
- Manajemen waktu membuat proses pemeriksaan dapat selesai tepat waktu.
Butuh jasa proofreading? Hubungi RadVoice sekarang.
Perbedaan Proofreading dan Editing
Proses editing atau penyuntingan dilakukan terlebih dulu sebelum proofreading.
Dikutip dari Scribbr, editing biasanya melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa. Tahap awal editing sering kali dilakukan oleh penulis dan dilanjutkan oleh editor.
Editor perlu mengonfirmasi kepada penulis jika ia menemukan bagian dari tulisan yang tidak logis atau kurang bisa dimengerti.
Wewenang yang dimiliki editor adalah boleh menghapus kata, frasa, kalimat yang tidak relevan, dan menambahkan bagian yang dirasakan perlu untuk meningkatkan pemahaman.
Meski demikian, editor tetap harus berkonsultasi dengan penulis guna memastikan kesesuaian isi dengan yang dibuat oleh penulis.
Apabila editing telah selesai, proses proofreading kemudian dilakukan sebagai tahap akhir sebelum tulisan dipublikasikan.
Tahap ini berfokus pada perbaikan kesalahan seperti tanda baca atau kesalahan pengetikan.
Kesimpulan
Proofreading merupakan tahap akhir pemeriksaan tulisan sebelum dipublikasikan. Proses ini perlu dilakukan untuk memastikan tidak ada kesalahan tanda baca, ejaan, salah kata, maupun gaya penulisan.
Berbeda dengan proses editing yang melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa.
Dalam proses editing, kata, frasa, atau kalimat yang tidak relevan boleh dihapus. Editor juga dapat menambahkan kata atau kalimat sesuai kebutuhan.
