Salah satu skill yang wajib dimiliki oleh seorang digital marketer adalah meriset kata kunci atau keyword.
Pasalnya, keyword membantu seorang digital marketer dalam memahami apa yang dicari oleh audiens.
Selain itu, keyword dapat mengoptimalkan konten sehingga menempati posisi pertama di mesin pencarian.
Mengutip Glints, ada tiga tipe kata kunci: short-tail, mid-tail serta long-tail.
Sesuai dengan namanya, keyword ini dibedakan berdasarkan panjang karakternya.
Dibandingkan dengan short-tail dan long-tail, mid-tail keyword memang lebih jarang digunakan.
Lalu, apa sih perbedaan kata kunci short-tail dan long-tail dalam SEO?
Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini.
Apa Itu Kata Kunci Short-tail?
Sebelum masuk ke perbedaan, mari bahas definisi kata kunci short-tail.
Menurut Ahrefs, keyword satu ini merujuk pada topik yang sangat luas dan memiliki volume pencarian yang tinggi.
Short-tail juga disebut kueri pencarian (search queries) ini dapat dikatakan memiliki istilah populer yang dicari pengunjung per bulan.
Mengapa Kata Kunci Short-tail Penting?
Laman Ahrefs juga mengatakan, short-tail penting karena mereka menggunakan kata yang menjadi “inti” (seed) dari turunan keyword.
Keyword inti ini adalah fondasi riset untuk memudahkan Anda mencari berbagai ide baru.
Tidak hanya itu, dengan mengelola short-tail, Anda berpotensi mendapatkan jumlah trafik pencarian organik yang besar. Ini bahkan bisa memiliki nilai yang tinggi dan kompetitif dalam iklan pay-per-click (PPC).
Contoh Kata Kunci Short-tail
Untuk mengetahui kata kunci short-tail, sebenarnya Anda dapat mengeksplor Google Search Console untuk mencari tahu keyword apa yang pengunjung cari di situs Anda.
Anda juga dapat mencari ide short-tail keyword melalui Google Keywords Planner, Ubersuggest, Ahrefs, hingga Semrush.
Berikut contohnya:
- “bunga pacar”
- “press release”
- “jurnalisme investigasi”
- “citilink”
- “rohingya”
- “quora”
- “cromboloni”
- “kue rangi”
- “masker N95”
- “kamus oxford’, dan sebagainya.
Selain short-tail, ada juga long-tail keyword. Berikut pembahasannya.
Apa Itu Kata Kunci Long-tail?
Dilansir dari laman Ahrefs, kata kunci long-tail memiliki frasa spesifik dan berdaya kompetisi rendah dibanding short-tail keyword.
Ternyata, istilah long-tail keyword muncul dari buku berjudul “The Long Tail” karya Chris Anderson.
Mengutip dari laman Yoast, buku ini menunjukkan bahwa terdapat sebuah pasar secara virtual untuk segala jenis produk.
Meskipun ada pasarnya, walau kecil, luasnya internet membuat produk atau artikel blog yang spesifik dan fokus (niche) tetaplah menguntungkan.
Untuk mengeksplor long-tail, Anda tetap perlu mengandalkan short-tail keyword agar menurunkan variasinya lebih beragam.
“Most blogs have one main topic – this is called the head term, or main keyword.”
– Yoast
Mengapa Kata Kunci Long-tail Penting?
Menurut laman Yoast, long-tail tetap penting asalkan Anda dapat menemukannya melalui riset yang tepat.
Pasalnya, keyword yang terlalu panjang juga menyulitkan pelacakan situs Anda di mesin pencari.
Alasan pertama, long-tail memudahkan situs Anda terlacak di Google, bahkan akan menempati di peringkat pertama halaman pencarian.
Alasan kedua, long-tail memiliki intensi yang spesifik, fokus, dan memiliki bahasan konten yang mendalam. Pengunjung akan cenderung mau membeli produk atau layanan Anda.
Lantas, apa saja contoh-contoh long-tail keyword? Berikut pembahasannya.
Contoh Kata Kunci Long-tail
Sebenarnya, Anda dapat melacak long-tail keyword yang tepat sesuai kebutuhan pemasaran.
Seperti short-tail, Anda dapat melacak berbagai keyword sejenis di Google Keywords Planner, Ubersuggest, Ahrefs, Semrush dan sejenisnya.
Untuk mengetahui penerapan kata kunci long-tail, berikut contoh-contohnya.
- “resep seblak kuah pedas khas bandung”
- “cara membuat spaghetti carbonara”
- “cara membuat croissant”
- “ikan masak palumara”
- “cara menghitung bounce rate”
- “belajar bahasa spanyol dasar”
- “apa beda ius soli dan sanguinis”, dan sebagainya.
Perlu diperhatikan, untuk memilih kata kunci long-tail, Anda perlu memperhatikan volume pencarian (search volume). Di Google Keyword Planner, Anda dapat mengeceknya melalui kolom “Penelusuran bulanan rata-rata”. Apa efeknya?
Semakin tinggi volume pencarian, semakin besar juga peluang situs Anda terlacak di mesin pencari. Ketika pengunjung mencari informasi spesifik atau niche, situs Anda tetap terlacak.
Tips Singkat Memilih Kata Kunci Short-tail dan Long-tail
Dari sekian banyak keyword, Anda perlu memilih yang terbaik. Menurut laman Exults, Anda perlu membuat daftar topik untuk brainstorm keyword yang tepat.
Jangan lupa juga, lakukan pencarian kata kunci short-tail dan long-tail ini bersama tim SEO atau pemasaran agar tetap relevan. Pastikan hasil eksekusi tercatat dengan baik.
Itulah pembahasan singkat definisi short-tail dan long-tail keyword. Lantas, apa saja perbedaannya?Scroll berikut, yuk!
Perbedaan Kata Kunci Short-tail dan Long-tail
RadVoice Indonesia telah merangkum perbedaan kata kunci short-tail dan long-tail seperti berikut.
1. Jumlah Karakter: Sedikit vs Banyak
Dilihat dari namanya, perbedaan short-tail dan long-tail adalah jumlah karakternya.
Mengutip LinkedIn, short-tail keyword memiliki jumlah karakter yang lebih sedikit atau hanya satu kata.
Misalnya, “sepatu”, “bunga”, “liburan”, dan sebagainya.
Sementara jumlah kata pada long-tail keyword lebih banyak dan biasanya lebih spesifik.
Beberapa contoh long-tail keyword antara lain, “sepatu kulit untuk pria pergi ke kantor”, “cara membuat pizza yang enak di rumah”, “penyebab polusi udara tinggi di Jakarta”, dan sebagainya.
Biasanya, kedua jenis keyword dapat digunakan dalam satu konten agar menarik lebih banyak audiens untuk mengklik artikel tersebut.
2. Niche: General vs Spesifik
Penentuan kata kunci bergantung pada niche, industri, serta produk perusahaan Anda.
Nantinya, Anda akan tahu kapan menggunakan short-tail dan long-tail keyword untuk menulis artikel.
Jika Anda memilih short-tail keyword, artinya Anda ingin membuat sebuah konten yang sifatnya luas, umum, serta populer.
Biasanya, kata kunci yang singkat akan lebih mudah ditemukan oleh audiens.
Sedangkan long-tail keyword lebih spesifik sesuai dengan yang ditargetkan.
Jenis keyword ini akan mempermudah audiens ketika mereka mencari informasi di mesin pencarian.
Jika Anda ingin mendapatkan posisi pertama di mesin pencarian, sebaiknya menyeimbangkan kedua jenis kata kunci ini dalam sebuah konten.
Anda dapat menggunakan short-tail keyword untuk topik utama dan kategori sehingga dapat mengundang audiens untuk berkunjung.
Kemudian, Anda dapat menggunakan long-tail keyword untuk subtopik dan subkategori agar menarik audiens untuk kembali mengunjungi website perusahaan.
3. Volume Pencarian: Tinggi vs Rendah
Perbedaan yang terakhir adalah dari volume pencarian dan persaingannya.
Sifat long-tail keyword yang lebih spesifik membuat volume pencariannya lebih rendah.
Selain itu, persaingan kata kunci panjang ini tidak begitu ketat.
Tak heran, jika long-tail keyword lebih mudah membuat konten menduduki posisi yang tinggi di mesin pencarian.
Hanya saja, Anda mungkin akan lebih kesulitan menemukan long-time keyword dalam SEO tools.
Hal ini akan mempersulit Anda dalam melakukan riset keyword atau mengoptimasinya.
Dalam hal persaingan, short-tail keyword dapat dibilang lebih sengit dalam dunia digital.
Persaingan kata kunci pendek cukup kompetitif, sehingga akan cukup sulit untuk konten berada di posisi pertama.
Jumlah kata yang sedikit dan sifatnya yang general membuat volume pencariannya lebih tinggi.
Kendati demikian, short-tail keyword dapat membantu Anda menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam.
Short-tail keyword juga dapat meningkatkan kesadaran merek agar traffic website terus meningkat.
Kesimpulan
Kata kunci merupakan hal penting demi optimasi website Anda.
Ada dua jenis kata kunci yang perlu diketahui, yaitu short-tail dan long-tail. Keduanya memiliki perbedaan sebagai berikut:
- Jumlah karakter: sedikit vs banyak
- Niche: general vs spesifik
- Volume pencarian: tinggi vs rendah
Ketiga perbedaan tersebut perlu diketahui ketika Anda akan melakukan riset keyword.
Kedua jenis keyword tersebut memiliki keunggulannya masing-masing dalam pemasaran digital perusahaan Anda.
Jadi, sudah siap menentukan jenis keyword terbaik untuk website perusahaan Anda?