Dalam industri travel, public relations (PR) berperan penting untuk membangun citra dan mendorong pariwisata berkelanjutan.
Melalui strategi komunikasi yang efektif, PR dapat membantu pelaku industri travel membangun reputasi sebagai brand yang peduli lingkungan maupun turut berkontribusi dalam pelestarian destinasi wisata.
Bagaimana peran PR di industri travel mendukung komitmennya dalam pariwisata berkelanjutan?
RadVoice Indonesia telah merangkum penjelasannya sebagai berikut.
PR dalam Tren Pariwisata Berkelanjutan
Pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism merupakan salah satu fokus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada 2024.
Mengutip Harian Kompas, konsep ini bertumpu pada dampak jangka panjang khususnya di sektor sosial ekonomi, budaya, dan lingkungan.
Dampaknya pun dapat dirasakan oleh masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung.

Beberapa contoh pariwisata berkelanjutan yang juga banyak diminati di Indonesia adalah desa wisata. Salah satu yang terkenal yakni Desa Penglipuran di Bangli, Bali.
Mengutip Kemenparekraf, Desa Penglipuran masuk dalam 100 besar destinasi berkelanjutan versi Global Green Destination Days (GGDD).
Dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia, Desa Penglipuran menerapkan kebijakan berupa larangan penggunaan kendaraan bermotor di wilayah desa agar kebersihan udara terjaga.
Baca juga: Bagaimana Menerapkan Komunikasi Keberlanjutan di 2025?
Apa Perbedaan Pariwisata Berkelanjutan dengan Pariwisata Konvensional?
Salah satu yang membedakan sustainable tourism dengan wisata konvensional adalah konservasi sebagai prioritas.
Harian Kompas juga menjelaskan beberapa perbedaan lain di antaranya pariwisata berkelanjutan berorientasi pada kepentingan bersama dan fokus kepentingan lokal, dikelola oleh orang lokal, memberi pengalaman untuk pengunjung, dan memberikan porsi pendapatan yang lebih besar untuk penduduk lokal.
Sementara pariwisata konvensional cenderung fokus pada kepuasan pengunjung, dikendalikan oleh investor untuk mencari profit, dan konservasi bukan menjadi prioritas.
Lalu, apa saja yang dapat dilakukan PR untuk mengembangkan tren wisata ini?
Menyusun Pesan yang Tepat
Salah satu peran penting PR dalam praktik berkelanjutan adalah menyampaikan pesan yang tepat.
Mengutip dari Jori White PR, penyampaian pesan ini harus menggambarkan komitmen pada konservasi sehingga dapat meningkatkan pengalaman perjalanan bagi calon wisatawan.

PR dapat membangun narasi tentang bagaimana suatu brand travel berkontribusi pada kelestarian lingkungan.
Misalnya, menyoroti inisiatif pengurangan limbah plastik atau konservasi satwa liar yang melibatkan wisatawan.
Identifikasi Target Audiens
Pariwisata berkelanjutan biasanya menarik bagi segmen wisatawan yang peduli lingkungan dan aktif mencari pilihan perjalanan yang memiliki kesamaan prinsip, khususnya dalam nilai ekologi.
Pemahaman atas segmentasi audiens yang akurat ini dapat membantu PR merumuskan pesan atau campaign yang lebih efektif dan menjangkau calon wisatawan dengan tepat.
Pilih Platform Media yang Efektif
PR dapat memanfaatkan media konvensional maupun digital untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Media konvensional misalnya melalui majalah yang bertema traveling atau koran dengan fokus pada isu berkelanjutan.
Kemudian untuk media digital, PR dapat memanfaatkan platform seperti media sosial, blog, maupun vlog perjalanan untuk menarik audiens.
Perusahaan Anda ingin menulis tentang pariwisata berkelanjutan di media? Hubungi RadVoice sekarang.
Kolaborasi dengan NGO
Strategi lain yang dapat dilakukan PR adalah berkolaborasi dengan non-governmental organisation (NGO) yang fokus pada isu lingkungan dan keberlanjutan.
Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan kredibilitas brand atau destinasi wisata, tapi juga membantu menciptakan dampak nyata di lingkungan.
NGO biasanya juga memiliki jaringan luas dengan komunitas lokal, wisatawan, maupun stakeholders lainnya. Dengan berkolaborasi, diharapkan pesan tentang pariwisata berkelanjutan ini dapat menjangkau lebih banyak orang.
Baca juga: Mengapa Peran Media Penting untuk NGO?

Kolaborasi ini pernah dilakukan Coral Triangle Center (CTC), NGO yang bergerak di bidang konservasi karang dan laut di wilayah Segitiga Terumbu Karang, dengan kawasan konservasi Nusa Penida, Bali.
Kampanye yang dilakukan melalui program ‘adopt-a-mangrove’ yang melibatkan publik dalam upaya pemulihan hutan mangrove di kawasan konservasi Nusa Penida.
Kerja Sama dengan Influencer
Kolaborasi dengan influencer yang benar-benar peduli dengan pariwisata berkelanjutan akan membantu meningkatkan awareness terhadap isu tersebut.
PR dapat memanfaatkan peran influencer sebagai sumber informasi dengan berbagi cerita atau pengalaman pribadi saat berkunjung ke suatu destinasi.
Upaya itu diharapkan dapat memengaruhi keputusan calon wisatawan secara positif.
Kesimpulan
PR berperan penting dalam mengembangkan tren pariwisata berkelanjutan dengan menyusun pesan yang tepat, mengidentifikasi target audiens, memilih platform media yang efektif, kolaborasi dengan NGO, serta bekerja sama dengan influencer.
Melalui strategi komunikasi yang baik, PR dapat meningkatkan kesadaran publik tentang dampak positif dari wisata berkelanjutan, sekaligus mendorong wisatawan untuk memilih perjalanan yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat lokal.