Dalam dunia penulisan profesional, typo oleh content writer adalah hal yang umum terjadi. Namun kesalahan ketik ini bisa berdampak besar.
Bagi content writer, kesalahan sekecil apa pun bisa mengganggu kredibilitas, mengurangi profesionalitas, bahkan menimbulkan kesalahpahaman.
Meski terlihat sepele, kesalahan mengetik sering terjadi karena berbagai faktor yang saling berkaitan, mulai dari beban kerja hingga gangguan teknis.
Untungnya, kini sudah banyak alat bantu mengecek tulisan berupa aplikasi maupun situs web yang bisa membantu mengoreksi kesalahan secara cepat dan akurat.

Penyebab Umum Typo oleh Content Writer
RadVoice Indonesia merangkum sejumlah penyebab typo oleh content writer saat menulis. Berikut ulasannya.
Tekanan Deadline
Content writer sering bekerja dengan tenggat waktu yang ketat. Dalam kondisi terburu-buru, otak cenderung memprioritaskan kecepatan daripada ketelitian.
Akibatnya, jari bisa meleset atau kata-kata salah tulis tidak disadari.
Kelelahan Mental dan Fisik
Bekerja terlalu lama tanpa istirahat membuat otak dan mata tidak bisa bekerja maksimal.
Fokus menurun, dan kesalahan kecil seperti huruf terbalik atau kata tertukar jadi lebih sering terjadi.
Bahkan penulis profesional pun tidak kebal terhadap masalah ini.
Autopilot Mengetik
Penulis yang terbiasa mengetik cepat kadang terjebak dalam mode autopilot, di mana jari-jari bergerak otomatis mengikuti pola yang sudah tertanam.
Sayangnya, pola ini tidak selalu sesuai dengan konteks tulisan, sehingga typo tetap muncul.
Distraksi Lingkungan
Suasana kerja yang bising, notifikasi ponsel yang masuk terus-menerus, atau multitasking dapat membuat konsentrasi pecah.
Hal ini memicu kesalahan ketik karena perhatian tidak sepenuhnya tertuju pada teks yang sedang ditulis.
Kurangnya Waktu Revisi
Sering kali tulisan langsung dikirim atau dipublikasikan tanpa revisi atau pembacaan ulang.
Padahal, membaca ulang tulisan sendiri adalah cara paling dasar dan efektif untuk menangkap kesalahan, yang mungkin luput saat proses pengetikan pertama.
Perangkat Tidak Responsif
Masalah teknis juga bisa berperan. Respons yang tertunda pada perangkat dapat menyebabkan huruf tidak terekam dengan baik atau justru terekam ganda.
Bahasa Kedua
Bagi penulis yang menulis selain dalam bahasa ibu, typo bisa juga berasal dari ketidakpastian terhadap ejaan atau struktur kata dalam bahasa tersebut.
Ini sangat umum terjadi dalam penulisan bahasa Inggris oleh non-native speaker.

Cara Menyiasati Typo dalam Menulis
Lalu, bagaimana cara menyiasati salah ketik agar tidak berdampak fatal? Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan.
Selalu Lakukan Pengecekan Manual
Ada baiknya, sebagai content writer untuk tidak percaya 100% pada Spell Checker.
Fitur auto-correct ini memang membantu, tapi tidak selalu akurat.
Kata-kata seperti “di sana” dan “disana” bisa lolos karena keduanya dianggap benar secara teknis.
Baca Ulang dengan Suara
Membaca ulang artikel dengan suara dapat membantu menangkap kesalahan ketik atau kalimat janggal yang luput saat membaca secara diam.
Ini efektif untuk menjaga alur dan kejelasan tulisan.
Gunakan Teknik Cold Reading
Teknik cold reading merupakan metode membaca sesuatu tanpa pengetahuan sebelumnya tentang subjek yang dibaca.
Setelah menulis, istirahatkan naskah selama minimal 15 menit sebelum mengeceknya kembali.
Otak yang “segar” akan lebih mudah menangkap salah ketik yang sebelumnya terlewat.
Minta Orang Lain sebagai Proofreader
Jika memungkinkan, mintalah orang lain untuk membaca ulang tulisan kita.
Sepasang mata kedua diyakini akan lebih jeli, apalagi untuk naskah penting seperti berita atau siaran pers.
Dengan konsistensi dan ketelitian, kesalahan mengetik bisa diminimalkan dan kualitas tulisan pun meningkat.
Baca juga: Apa Perbedaan Proofreading dan Editing?
Langkah lainnya yang paling penting untuk menjaga kualitas tulisan, yaitu biasakan untuk merevisi secara mandiri. Mata manusia akan tetap lebih peka terhadap konteks daripada mesin.
Idealnya, setiap tulisan harus dibaca ulang setidaknya dua kali: sekali untuk mengecek alur ide, dan satu kali lagi khusus untuk mengecek ejaan dan typo.
Baca juga: 3 Hal yang Harus Diperhatikan saat Self-Editing Artikel
Penutup
Typo oleh content writer adalah musuh kecil tapi berbahaya.
Meski tidak selalu bisa dihindari sepenuhnya, memahami penyebab umum dan memanfaatkan teknologi dapat sangat membantu.
Dengan menggabungkan ketelitian, waktu revisi yang cukup, dan rutin merevisi, content writer bisa menjaga kualitas tulisannya dan bebas dari gangguan kecil yang bisa berdampak besar.