Pentingnya Permainan Kata Sebagai Identitas Brand

permainan kata

Di tengah ketatnya persaingan bisnis, permainan kata atau wordplay menjadi keharusan.

Langkah ini sebagai upaya untuk menciptakan identitas brand yang mudah diingat dan terasa dekat dengan konsumen.

Permainan kata mampu menjadi pendekatan dalam membangun daya ingat dan kedekatan emosional konsumen terhadap sebuah brand.

Teknik ini bukan hanya soal membuat slogan yang menarik atau catchy, melainkan strategi yang berakar dari psikolinguistik, komunikasi pemasaran, hingga semiotika.

Apa Itu Permainan Kata dalam Branding?

Permainan kata adalah penggunaan bahasa secara kreatif, mengandalkan rima, plesetan, metafora, ambiguitas, bahkan homonim.

Tujuannya untuk menciptakan efek yang menarik, mengejutkan, lucu, atau emosional.

Dalam konteks branding, wordplay bukan hanya alat estetik, melainkan juga perangkat kognitif dan emosional yang memfasilitasi ikatan kuat antara brand dan konsumen.

permainan kata

Permainan kata mampu melekatkan ikatan konsumen akan brand. (Foto oleh Freepik)

Mengapa Wordplay Penting?

Dalam era digital yang hiperkompetitif, konsumen dibanjiri ribuan pesan brand setiap hari.

Brand yang menonjol bukan hanya yang bagus secara desain atau produk, tapi juga yang dapat mengambil perhatian orang sejenak.

Permainan kata memberi peluang untuk menyelipkan identitas dalam bentuk yang menyenangkan, reflektif, dan mudah dikutip.

Dalam konteks media sosial, slogan atau tagline yang lucu atau “nyantol” akan jauh lebih mudah di-mention ulang, menjadi meme atau bahan percakapan.

Ini memperpanjang umur pesan brand secara organik.

RadVoice Indonesia merangkum beberapa alasan yang membuat permainan kata menjadi efektif untuk branding.

Meningkatkan Daya Ingat

Merujuk pada e-journal Universitas Atma Jaya Yogyakarta, memori manusia dapat dikatakan sebagai jaringan yang terdiri dari beberapa titik yang terhubung oleh tautan asosiatif.

Oleh karena itu, otak kita memang lebih mudah mengingat sesuatu yang tidak biasa, lucu, atau memiliki pola.

Permainan kata seperti rima atau ritme membantu slogan dan nama brand “menempel” lebih lama di ingatan.

Contoh: “XL, Xtra Luas” menggunakan plesetan dari nama merek itu sendiri, menanamkan asosiasi positif terhadap kualitas layanannya yang luas dan ekstra.

Membangun Koneksi Emosional

Wordplay juga dapat menimbulkan respons emosional, baik itu semangat, kehangatan, atau rasa bangga.

Emosi yang ditimbulkan membuat brand terasa lebih dekat, lebih manusiawi.

Contoh: “Nike, Just Do It” bukan hanya bermain kata, tapi juga memberi status dan validasi terhadap konsumennya, seperti kebahagiaan, kebebasan, atau semangat.

Mempertegas Positioning Brand

Dengan permainan kata, merek dapat menyampaikan keunikannya secara ringan dan tidak menggurui.

Posisi brand dalam benak konsumen menjadi lebih jelas tanpa harus menjelaskan panjang lebar.

Contoh: “Apa pun makanannya, minumnya Teh Botol Sosro” menegaskan fleksibilitas produk dalam berbagai konteks.

Mengundang Interpretasi Ganda

Ambiguitas dalam permainan kata membuka ruang bagi konsumen untuk terlibat lebih dalam secara mental, menafsirkan makna, dan menjadikan brand bagian dari pengalaman personal mereka.

Contoh: “Ada manis-manisnya” (Le Minerale) bisa diartikan secara literal maupun metaforis, membangkitkan rasa penasaran dan asosiasi positif.

permainan kata

Permainan kata menjadi investasi strategis dalam membangun identitas brand yang kuat. (Foto oleh EyeEm/Freepik)

Tips Praktis: Formula Permainan Kata yang Umum Digunakan

Dalam menyusun kata agar selalu mengena di ingatan konsumen juga bukan perkara yang mudah.

Brand biasanya mencari frasa dan ucapan-ucapan yang terasa lebih dekat di pasar.

Berikut beberapa tips untuk membangun permainan kata.

Rima dan Ritme

Slogan yang mengalir enak lebih mudah diucapkan dan diingat

Plesetan Bunyi atau Makna

Kata-kata yang terdengar lucu atau familiar membuat brand terasa menyenangkan.

Personifikasi Produk

Memberi identitas manusiawi pada produk, membangun koneksi emosional.

Humor Ringan

Humor dapat meningkatkan peluang viral dan membuat orang ingin membagikannya.

Bahasa Populer/Gaul

Mendekatkan brand dengan pasar muda dan membuatnya terasa relevan.

Baca juga: Mengenal Creative Brief: Panduan Brand untuk PR Agency

Permainan kata

Wordplay bukan hanya alat estetik, melainkan juga perangkat kognitif. (Foto oleh Freepik)

Contoh-contoh Wordplay Sukses di Iklan Brand Indonesia

Brand di Indonesia sudah sejak lama mengadopsi teknik ini, terbukti dari banyaknya slogan yang kita ingat sejak kecil.

Berikut beberapa contoh efektif:

Indomie: “Indomie Seleraku”

Menggabungkan rima dan personalisasi (“ku”), membuatnya melekat di benak.

Aqua: “Aqua Dulu”

Frasa yang fleksibel dan familiar menjadi bagian dari percakapan sehari-hari.

KFC: “Jagonya Ayam”

Frasa ini membuat ayam goreng tepung dengan merek apa pun terasosiasi langsung dengan KFC.

Tolak Angin: “Orang Pintar Minum Tolak Angin”

Brand ini bukan hanya bermain kata, tapi juga memberi status dan validasi terhadap konsumen.

Susunan kata tersebut juga membuat mereka unggul dari brand pesaingnya.

Kesimpulan

Wordplay merupakan branding yang cerdas dan manusiawi. Cara ini juga menjadi investasi strategis dalam membangun identitas brand yang kuat.

Ia bukan sekadar tempelan lucu, tapi cara untuk meningkatkan daya ingat brand di benak konsumen, membangun hubungan emosional dan pengalaman bersama, dan memperkuat diferensiasi dan posisi dari merek lainnya.

Bermain kata juga bisa menciptakan potensi viral secara organik. Dalam dunia yang semakin penuh dengan noise, permainan kata adalah strategi yang bukan hanya komunikatif, tapi juga psikologis dan kreatif.

Sebab pada akhirnya, brand yang paling diingat adalah yang paling bisa bermain dengan bahasa dan hati.

Jika Anda sedang membangun brand dan mencari identitas yang beresonansi dengan pasar, mungkin saatnya mulai bermain kata.

Let's Amplify Your Voice Together

Tell us about your project, and we will get back to you within one business day.

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?