Menyusun pertanyaan wawancara narasumber di awal dapat membantu Anda menggali lebih banyak informasi dari sebuah percakapan.
Rasanya sayang jika waktu yang dihabiskan dalam sesi wawancara terbuang percuma hanya karena tidak dipersiapkan dengan baik.
Selain persiapan teknis seperti waktu dan tempat, persiapan mental juga tak kalah penting.
Persiapan ini berkaitan erat dengan kesiapan pewawancara dan kemampuannya dalam mencari informasi saat mewawancarai narasumber.
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan mental adalah melakukan riset sebelum wawancara berlangsung.
Ketahuilah topik-topik yang dikuasai oleh narasumber atau posisi karier terbarunya. Pemahaman ini akan memudahkan Anda dalam merumuskan daftar pertanyaan wawancara narasumber sebelum wawancara dilakukan.
Dilansir dari My Interview Practice, Anda juga dapat mengumpulkan informasi lainnya seperti misi perusahaan, demografi pelanggan, serta produk dan layanan sajakah yang perusahaan tersebut tawarkan.
Menyiapkan daftar pertanyaan wawancara narasumber akan membuat Anda merasa lebih siap. Anda tentu akan merasa lebih nyaman selama sesi wawancara.
3 Alasan Perlu Menyiapkan Daftar Pertanyaan Wawancara Narasumber
RadVoice Indonesia merangkum tiga alasan mengapa menyusun pertanyaan-pertanyaan wawancara narasumber wajib dilakukan. Berikut selengkapnya.
Mengatur Arah Pembicaraan
Dengan mengacu kepada daftar pertanyaan, menurut Indeed, Anda tidak akan kehilangan arah pembicaraan.
Anda dapat memulai wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terkesan sederhana sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih sulit.
Untuk wawancara profil, misalnya, Anda dapat menggali lebih banyak tentang seorang narasumber yang akan mendorong mereka untuk menceritakan tentang diri mereka.
Selama wawancara narasumber berlangsung, Anda bisa dengan mudah meminta narasumber untuk menjelaskan lebih banyak jika jawaban semula dirasa kurang memuaskan.
Mendorong Pewawancara untuk Mendalami Pembahasan
Selama merancang pertanyaan-pertanyaan wawancara narasumber yang akan diajukan, Anda harus mempelajari sebanyak mungkin hal terkait.
Anda barangkali akan membaca jurnal yang ditulis narasumber atau buku-buku yang mereka gemari saat proses riset. Anda juga perlu mencari sumber-sumber eksternal lainnya.
Ketika itu dilakukan, saat wawancara berlangsung, Anda dan narasumber akan berada dalam frekuensi yang sama dan mampu menghidupkan wawancara secara alami.
Menyiapkan daftar pertanyaan wawancara narasumber tidak hanya memudahkan jalannya wawancara. Hal tersebut juga akan memudahkan Anda mendapatkan kutipan-kutipan yang berguna untuk tulisan atau press release Anda.
Sebuah artikel tidak akan hidup jika tidak memiliki kutipan-kutipan. Percakapan yang mengalir akan memungkinkan ide-ide brilian untuk muncul.
Mengurutkan Prioritas Informasi yang Harus Diperoleh
Ketika Anda mengetahui informasi apa saja yang ingin Anda dapatkan, Anda dapat memilih waktu yang tepat untuk mengajukan pertanyaan.
Anda tidak akan kehilangan momen dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan inti selama wawancara narasumber berlangsung.
Terkadang, diskusi yang seru membuat Anda tidak menyadari waktu telah berlalu. Belum lagi kalau masih ada banyak pertanyaan yang tidak terjawab.
Karena itu, penting untuk selalu mengingat (atau bahkan, melihat catatan) tentang kerangka besar wawancara.
Jika situasi wawancara membuat Anda merasa perlu untuk mengajukan pertanyaan baru di luar daftar pertanyaan wawancara narasumber, tentu tidak jadi masalah selama Anda tidak keluar jalur.
Kesimpulan
Menyiapkan daftar pertanyaan wawancara narasumber berlangsung adalah hal yang penting untuk dilakukan. Berikut tiga alasannya:
- Mengatur arah pembicaraan
- Mendorong pewawancara untuk mendalami pembahasan
- Mengurutkan prioritas informasi yang harus diperoleh