Dari Ngabuburit hingga Mudik, Mengapa Berita Ramadan Selalu Berulang?

berita ramadan

Setiap tahun, berita Ramadan yang muncul di media cenderung serupa. Dari liputan tentang ngabuburit, harga bahan pokok yang melonjak, hingga tradisi mudik jelang Lebaran.

Pemberitaan semacam itu terus berulang karena pada dasarnya Ramadan selalu diwarnai dengan tradisi yang sama. 

Namun, dengan pendekatan yang lebih kreatif, berita Ramadan bisa dikemas dengan lebih update dan menarik. 

Ragam Berita Ramadan

RadVoice Indonesia telah merangkum penyebab berita Ramadan selalu berulang dan cara membuatnya agar lebih beragam. Berikut selengkapnya. 

Tradisi yang Konsisten

Mengutip IDN Times, Ramadan di Indonesia erat dengan berbagai tradisi maupun ritual yang sama setiap tahun.

Aktivitas ngabuburit, sahur, buka puasa, hingga mudik adalah bagian yang tak terpisahkan. Media akhirnya mengangkat tema yang sejenis di setiap momen Ramadan.   

Baca juga: Strategi Menjaga Media Relations Saat Ramadan

berita ramadan
Aktivitas ngabuburit, sahur, buka puasa, hingga mudik menjadi bagian yang tak terpisahkan selama bulan Ramadan. (Foto oleh Freepik)

Dinamika Sosial dan Ekonomi 

Kenaikan harga bahan pokok, tren belanja yang meningkat, hingga lonjakan penumpang transportasi umum saat mudik merupakan fenomena yang berulang tiap Ramadan.

Media memberitakan hal ini untuk membagikan informasi yang dianggap penting dan berkaitan dengan masyarakat. 

Pencarian Masih Tinggi

Minat dan pencarian masyarakat terhadap topik-topik ini masih tinggi karena relevan dengan kepentingannya. Media pun terus menampilkan berita-berita tersebut karena terbukti menarik audiens. 

berita ramadan
Minat dan pencarian masyarakat terhadap topik-topik ngabuburit, berbuka, hingga sahur masih tinggi karena relevan dengan bulan Ramadan. (Foto oleh Freepik)

Agar berita Ramadan tak monoton, media dapat menerapkan beberapa strategi berikut.

Pendekatan Human Interest

Cerita-cerita ngabuburit, berbuka, maupun sahur dapat diangkat dengan pendekatan human interest agar lebih menarik.

Misalnya kegiatan individu atau komunitas yang melakukan ngabuburit sambil membersihkan sampah, nelayan yang buka puasa di tengah laut, kegiatan buka puasa di wilayah perbatasan, dan berbagai kisah unik lainnya. 

Buat Perspektif Baru dari Isu Lama

Informasi soal kenaikan harga bahan pokok saat Ramadan sudah terlalu sering diberitakan. Media dapat menggali lebih dalam dengan sudut pandang berbeda.

Misalnya, bagaimana pedagang kecil menghadapi lonjakan harga selama Ramadan. 

Baca juga: Cara Efektif Media Pitching Ramadan agar Dilirik Jurnalis

Media juga dapat mengangkat cerita tentang pergeseran pola mudik pekerja yang menerapkan Work from Home (WFH), apakah memilih pulang lebih awal saat Ramadan atau justru setelah Lebaran, alih-alih cerita mudik biasa.

berita ramadan
Media dapat mengangkat cerita tentang pergeseran pola mudik pekerja yang menerapkan Work from Home (WFH) terkait topik Ramadan. (Foto oleh Freepik)

Fakta-fakta menarik seputar Ramadan juga diyakini akan menarik pembaca. Mengutip Kumparan, informasi semacam ini bertujuan memperluas wawasan audiens.

Pastikan media telah melakukan riset terlebih dulu, misalnya tentang “5 Negara dengan Durasi Puasa Terlama” atau “Menu Berbuka Khas dari Berbagai Negara”

Gunakan Data dan Visualisasi

Penyajian berita ramadan berbasis data dapat memberikan informasi yang menarik dan lebih mendalam. Media juga dapat memanfaatkan bentuk infografik maupun peta interaktif dalam memaparkan datanya. 

Misalnya perbandingan harga bahan pokok selama lima tahun terakhir di bulan Ramadan, atau peta interaktif jalur mudik yang dilengkapi prediksi kepadatan lalu lintas. 

Ikuti Perkembangan Tren Digital

Seiring perkembangan platform digital yang semakin pesat, media dapat memanfaatkan fitur video atau live streaming yang ada di media sosial untuk menyampaikan berita Ramadan. 

Baca juga: Merancang Storytelling dalam PR: Cara Menyusun Cerita yang Menarik

Misalnya video pendek di TikTok, Instagram Reels, atau YouTube Shorts. Konten seperti tradisi ngabuburit di kota tertentu, rekomendasi takjil kekinian, dan lainnya akan menarik bagi masyarakat muda yang cenderung enggan membaca berita panjang. 

Akun X atau Twitter juga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berita Ramadan dengan membuat format utas panjang (thread)

Kesimpulan

Berita Ramadan yang muncul di media selama ini cenderung monoton dan tak jauh dari topik-topik ngabuburit, berbuka, dan sahur. 

Untuk membuatnya lebih menarik, media dapat menggali cerita lebih dalam dengan sejumlah cara sebagai berikut:

  • Pendekatan human interest
  • Buat perspektif baru dari isu lama
  • Gunakan data dan visualisasi
  • Ikuti perkembangan tren digital

Dengan cara tersebut, diyakini berita Ramadan akan lebih bervariasi dan semakin menarik pembaca. 

Contact Us!
Contact Us!
RadVoice Indonesia
Hello
Can we help you?