Search engine atau mesin pencari adalah pintu gerbang utama untuk mengakses informasi di internet.
Banyak orang, mungkin termasuk Anda, hanya mengenal Google. Tapi tahukah Anda, ada banyak sekali macam-macam search engine di dunia?
Setiap search engine memiliki algoritma, fitur, dan keunggulan berbeda, sehingga pengguna bisa memilih sesuai kebutuhan.
Namun, cara kerja mereka hampir sama. Mesin pencari bekerja dengan menemukan dan mengidentifikasi informasi dalam database berdasarkan kata kunci yang dimasukkan pengguna. Hasil pencarian kemudian ditampilkan di halaman hasil pencarian (Search Engine Result Page/ SERP).
Dengan mengetik satu atau beberapa kata kunci, informasi yang dibutuhkan bisa diakses secara cepat dan gratis.
RadVoice Indonesia akan membahas singkat dan membandingkan macam-macam search engine yang populer di dunia, serta memberi gambaran fungsi serta cara kerja mereka.
Macam-Macam Search Engine yang Ada di Dunia
Selain nama, macam-macam search engine ini juga memiliki algoritma berbeda. Jadi, hasil yang diberikan ketika Anda mencari informasi pun tentu akan bervariasi.
Baca juga: 3 Perbedaan Kata Kunci Short-tail dan Long-tail
1. Google
Google adalah raja mesin pencari global dengan pangsa pasar lebih dari 90%. Keunggulannya terletak pada algoritma PageRank, kecepatan pencarian, dan relevansi hasil.
Selain itu, Google juga memiliki ekosistem luas seperti Gmail, Google Drive, dan YouTube yang terintegrasi.

Studi Kasus: Dalam pencarian “smartphone terbaik 2025”, Google menampilkan hasil dari media teknologi populer, review video YouTube, dan tautan e-commerce terpercaya. Ini menunjukkan kemampuan Google dalam menggabungkan konten informatif dan peluang transaksi komersial.
2. Bing
Jenis mesin pencari Bing, milik Microsoft, dikenal dengan tampilan visual menarik dan integrasi erat dengan Windows dan Microsoft Office.
Fitur pencarian gambarnya sering diapresiasi karena kualitas resolusi tinggi.
Studi Kasus: Pencarian “hotel murah di Bali” di Bing memunculkan peta interaktif, harga dari berbagai situs booking, dan opsi filter visual, memudahkan pengguna dalam membandingkan harga dan lokasi.
3. Yahoo
Meskipun kini hasil pencariannya banyak didukung oleh Bing, Yahoo tetap mempertahankan portal berita, layanan email, dan komunitas online.
Studi Kasus: Pencarian “tren mode 2025” di Yahoo tidak hanya menampilkan tautan, tetapi juga berita terkini dari Yahoo Lifestyle, yang memberi nilai tambah bagi pembaca yang mencari informasi sekaligus hiburan.
4. AOL
AOL (America Online) adalah pionir di era awal internet, yang kini melayani segmen pengguna setia. Fokusnya lebih pada penyediaan konten editorial dan mitra berita.
Studi Kasus: Untuk pencarian “tips bisnis kecil”, AOL cenderung menampilkan artikel dari blog mitra dan konten editorial internal, bukan hasil algoritma murni seperti Google.
5. Baidu
Baidu mendominasi pasar Tiongkok, di mana Google dibatasi. Baidu unggul dalam bahasa Mandarin dan integrasi dengan ekosistem lokal seperti Baidu Maps dan Baidu Baike (mirip Wikipedia).

Studi Kasus: Pencarian “film terbaru 2025” di Baidu menampilkan link ke platform streaming resmi lokal, yang menunjukkan optimalisasi untuk pasar domestik.
6. CC Search
CC Search (Creative Commons Search) adalah mesin pencari khusus konten bebas lisensi yang bisa digunakan ulang tanpa khawatir pelanggaran hak cipta.
Studi Kasus: Pencarian “gambar bunga HD” di CC Search menghasilkan foto-foto berkualitas tinggi dari Flickr dan Wikimedia Commons yang legal digunakan, sehingga cocok untuk kreator konten.
7. Looksmart
Looksmart pernah menjadi pemain besar di era awal web. Kini, lebih banyak digunakan sebagai penyedia solusi digital advertising, melalui jaringan yang menawarkan advertising PPC (pay-per-click) untuk iklan yang ingin ditayangkan online.
Studi Kasus: Pencarian “kursus online gratis” di Looksmart lebih banyak mengarah ke direktori iklan berbayar dan mitra edukasi.
8. Naver
Naver adalah mesin pencari terbesar di Korea Selatan yang diluncurkan pada 1999 oleh perusahaan Naver Corporation.
Berbeda dari Google yang fokus pada algoritma global, Naver dirancang khusus untuk kebutuhan pasar Korea, dengan integrasi layanan berita, blog (Naver Blog), forum tanya-jawab (Knowledge iN), hingga e-commerce.

Studi kasus: Restoran di Seoul umumnya menggunakan Naver Blog dan Naver Map untuk promosi. Berkat dominasi Naver di Korea, ketika pengguna mencari “restoran ramen terbaik di Seoul”, posting blog restoran tersebut muncul di halaman atas hasil pencarian, lengkap dengan ulasan pelanggan dan lokasi di peta.
Integrasi konten blog, peta, dan ulasan membuat calon pelanggan lebih percaya dan tertarik berkunjung, meningkatkan traffic offline secara signifikan.
Fungsi Search Engine
Selain mengetahui macam-macam search engine, penting juga memahami fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.
1. Sarana Informasi dan Mempermudah Pekerjaan
Search engine adalah alat utama untuk menemukan jawaban, mulai dari berita terkini, tutorial, hingga penelitian ilmiah. Misalnya, mahasiswa menggunakan Google Scholar untuk mencari jurnal akademik.
Search engine mempercepat akses informasi bagi profesional. Seorang desainer grafis, misalnya, dapat mencari inspirasi desain di CC Search atau Pinterest hanya dalam hitungan detik.
Anda hanya perlu memasukkan kata kunci yang diinginkan, setelah itu mesin pencari akan memberikan beberapa website sesuai kebutuhan.
2. Media Pemasaran
Bisnis memanfaatkan search engine untuk menjangkau pelanggan melalui SEO (Search Engine Optimization) dan SEM (Search Engine Marketing).
Contohnya, toko online mengoptimasi kata kunci seperti “sepatu running murah” agar muncul di halaman pertama Google.
Namun ingat, keduanya ini cukup berbeda. Merujuk pada website Jobstreet Indonesia, SEO bersifat organic, sedangkan SEM mengharuskan Anda untuk mengeluarkan biaya ads atau iklan.
Semakin banyak orang yang mengeklik ads, akan semakin tinggi pula biaya SEM yang harus Anda keluarkan. Itulah yang disebut dengan metode pay-per-click (PPC).
Meski begitu, metode search ads seperti ini cukup efektif. Menurut hasil riset WordStream, search ads mampu meningkatkan brand awareness hingga 80%.
Cara Kerja Search Engine
Mesin pencari tidak hanya menampilkan hasil secara instan, tapi juga melalui proses teknis yang kompleks.
1. Crawling: Tahap Penjelajahan Konten Web
Salah satu cara kerja mesin pencari adalah melakukan proses pengumpulan data untuk disimpan ke dalam database. Tahap ini dilakukan bahkan sebelum pengguna mengakses website search engine itu sendiri.

Nantinya, robot dari mesin pencari (crawler) akan menjelajahi website di seluruh dunia dan mencari konten baru untuk dikumpulkan dalam database.
Perlu diketahui, mesin pencari tidak menyimpan versi asli sebuah konten karena crawler hanya akan mengikuti tautan yang ada di dalam situs.
Prosesnya:
- Bot memulai dari daftar URL yang sudah diketahui (misalnya dari peta situs / sitemap).
- Saat menemukan tautan baru di halaman tersebut, bot menambahkannya ke daftar URL yang akan dikunjungi berikutnya.
- Informasi yang diambil meliputi teks, gambar, meta tag, dan struktur HTML.
Contoh: Googlebot memindai artikel baru di blog, membaca judul, isi, gambar, dan tautan internal/eksternal untuk mengerti topiknya.
Catatan:
- Jika sebuah halaman tidak di-crawl, maka halaman tersebut tidak akan muncul di hasil pencarian.
- Optimasi SEO on-page (judul, deskripsi, struktur heading) sangat memengaruhi proses indexing.
2. Indexing: Tahap Penyimpanan dan Pengorganisasian Data
Setelah halaman di-crawl, informasi yang didapat akan diproses dan dimasukkan ke dalam indeks mesin pencari, yang bisa diibaratkan sebagai perpustakaan digital raksasa. Sesuai dengan namanya, tahap ini adalah proses pengelompokkan informasi sesuai dengan kategori yang sama.
Melalui cara ini, proses pencarian dalam database akan lebih cepat karena tidak perlu mencari keseluruhan.
Prosesnya:
- Mesin pencari menganalisis konten: kata kunci, struktur heading (H1, H2), tag alt pada gambar, serta konteks kalimat.
- Konten di-parse untuk memahami topik utama, bahasa, dan relevansi dengan kata kunci tertentu.
- Data disimpan dalam bentuk terstruktur sehingga bisa diambil kembali dengan cepat saat diperlukan.
Contoh: Jika Googlebot menemukan artikel “10 Tips Diet Sehat”, maka indeks akan mencatat bahwa halaman tersebut relevan dengan kata kunci “diet sehat” dan “tips kesehatan”.
3. Ranking: Tahap Penentuan Urutan Hasil Pencarian
Proses selanjutnya adalah menampilkan hasil pencarian sesuai dengan urutan atau peringkat. Mengutip Brafton, 95% pengguna internet hanya melihat hasil yang muncil di halaman pertama.
Jadi, penting untuk pemilik usaha melakukan optimasi mesin pencarian (SEO) agar situs Anda berada di halaman pertama.
Saat pengguna mengetikkan kata kunci, mesin pencari menentukan urutan hasil berdasarkan relevansi, kualitas konten, dan ratusan faktor lainnya. Algoritma ini yang membuat Google bisa menampilkan hasil paling sesuai dalam hitungan milidetik.
Prosesnya:
- Algoritma menilai ratusan bahkan ribuan faktor (disebut ranking signals).
- Faktor-faktor ini mencakup relevansi konten, kualitas backlink, kecepatan situs, pengalaman pengguna (UX), keamanan (HTTPS), dan kualitas media.
- Mesin pencari juga mempertimbangkan lokasi pengguna, riwayat pencarian, dan perangkat yang digunakan untuk menyesuaikan hasil.
Contoh: Jika seseorang mencari “restoran Jepang terdekat” di Jakarta, Google akan menampilkan hasil yang relevan di sekitar Jakarta, bukan di kota lain.
Mencari cara agar identitas brand Anda berupa blog, artikel, siaran pers dan konten tulisan lainnya bisa muncul di mesin pencarian? Tim RadVoice siap memberikan bantuan profesional.