Jurnalisme radio adalah bentuk komunikasi yang memerlukan keahlian khusus dalam mengolah suara dan menyampaikan informasi secara singkat, jelas, dan menarik.
Astri Septiani (Aci), seorang reporter dan penyiar di KBR Media, berbagi cerita tentang perjalanan karirnya serta pengalaman menarik dalam dunia jurnalisme radio.
Ia memulai karirnya setelah mendapatkan kesempatan magang di radio milik yang dulunya bernama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Berbekal pengalaman tersebut, Aci bergabung dengan KBR Media sebagai jurnalis radio setelah lulus kuliah.
Di KBR Media, Aci aktif terlibat dalam proses penyusunan berita dan siaran, mulai dari rapat redaksi, liputan, hingga pembuatan naskah berita yang disertai dengan kutipan suara narasumber untuk disampaikan melalui radio.
Proses Kerja Jurnalis Radio
RadVoice Indonesia telah mewawancarai Aci untuk mendalami perannya dalam menyampaikan berita melalui radio dan tantangan yang dihadapinya dalam jurnalisme radio. Berikut selengkapnya.
Bagaimana proses kerja seorang jurnalis radio, mulai dari menentukan topik sampai akhirnya dipublikasikan di radio?
“Proses kerja dimulai dengan rapat redaksi untuk menentukan tema yang akan dibahas pada hari itu.
“Setelahnya, ada penugasan untuk liputan atau wawancara. Hasil liputan tersebut kemudian diolah menjadi naskah berita radio.
“Di sini, proses yang membedakan antara jurnalis radio dengan jurnalis cetak atau online. Di KBR Media, kami harus menyertakan kutipan suara narasumber yang akan ditayangkan bersama dengan berita.
“Naskah tersebut nantinya akan dibacakan oleh penyiar atau pembawa berita dengan tambahan audio pernyataan narasumber.”
Bagaimana Anda menyiapkan materi untuk siaran?
“Untuk di KBR Media, materi siaran disusun dengan melibatkan beberapa orang dalam tim, mulai dari reporter, produser atau editor, hingga penyiar.
“Semua orang di tim akan berkoordinasi agar tahapan pra-produksi, produksi, dan pascaproduksi berjalan lancar. Setiap elemen dari tim memiliki peran penting dalam memastikan siaran dapat tersaji dengan baik.
Tantangan dan Keunikan Jurnalisme Radio
Apa perbedaan dalam menyampaikan berita lewat radio dibanding dengan media lainnya?
“Berita radio itu bersifat sesaat atau selintas. Tidak seperti media cetak atau online yang bisa dibaca ulang, pendengar radio hanya bisa mendengarkan berita sekali saja.
“Oleh karena itu, tantangannya adalah membuat berita yang disampaikan bisa langsung menarik perhatian dan mudah dipahami dalam waktu singkat.
“Jurnalis radio harus mampu memilih kata dengan tepat agar pendengar dapat menangkap informasi yang disampaikan dengan jelas.”
Menurut Anda, seperti apa cara yang efektif agar berita yang disampaikan dapat langsung menarik perhatian pendengar?
“Cara yang efektif adalah dengan membuat angle yang menarik dan langsung ke pokok permasalahan.
“Apabila ada kutipan audio dari narasumber, pilihlah yang paling ‘”nendang” ‘nendang’ atau yang paling menonjol untuk mendukung angle berita yang kita buat.
“Agar pendengar tidak bosan dan terus stay tuned, naskah berita harus dikemas dengan singkat, padat, dan jelas, serta memiliki nilai berita yang tinggi.”
Bagaimana Anda menjaga keseimbangan antara ketepatan fakta dan penyampaian yang mudah dipahami oleh pendengar?
“Menurut saya, kedua hal tersebut harus dilakukan secara bersamaan.
“Menjaga ketepatan fakta dan menyampaikannya secara singkat serta mudah dipahami menjadi tantangan utama dalam jurnalisme radio.
“Untuk itu, riset sebelum liputan, pencatatan materi penting, dan penggunaan alat rekam yang efektif sangat membantu dalam memastikan naskah yang ditulis akurat dan dapat dipahami dengan mudah oleh pendengar.”
Pengalaman Menarik Selama Menjadi Jurnalis Radio
Apa pengalaman paling menantang yang Anda hadapi dalam menyiarkan berita secara langsung?
“Pengalaman paling menantang saya terjadi pada 2019 saat meliput aksi demo di Gedung DPR RI. Situasi semakin kacau dengan kerusuhan, ledakan gas air mata, dan pembakaran ban.
“Meskipun merasa takut, saya tetap melaporkan situasi mencekam secara langsung. Saya mempersiapkan naskah sebaik mungkin dan berusaha menggambarkan peristiwa tersebut dengan jelas, meski ketakutan menyelimuti saya.
“Pengalaman ini mengajarkan saya pentingnya tetap waspada dan memperhatikan keselamatan diri. Perencanaan matang dan koordinasi dengan tim juga sangat penting dalam situasi genting.
“Sebagai prinsip, editor saya selalu mengingatkan bahwa ‘tidak ada berita seharga nyawa’.”
Apakah ada cerita menarik yang dapat Anda bagikan, di mana siaran Anda menerima respons luar biasa dari pendengar atau pengalaman menarik lainnya?
“Ada beberapa kesempatan di mana saya mewawancarai berbagai perwakilan masyarakat, mulai dari orang dengan HIV/AIDS (ODHA), pejuang HAM, ibu rumah tangga, hingga fans K-Pop.
“Respon dari mereka sangat positif dan selalu antusias membagikan informasi siaran saya kepada komunitas atau teman-teman mereka.
“Saya sangat senang ketika mereka memberi kabar melalui teks seperti ‘Aku sedang dengerin siarannya, loh!”
Kesimpulan
Jurnalisme radio menuntut kemampuan untuk menyampaikan informasi secara cepat, jelas, dan menarik.
Aci menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara ketepatan fakta dan penyampaian yang mudah dipahami, yang menjadi tantangan utama dalam pekerjaan ini.
Aci menjelaskan bahwa riset, pencatatan materi penting, dan penggunaan alat rekam yang efektif sangat membantu dalam memastikan naskah yang ditulis akurat dan mudah dipahami oleh pendengar.
Selain itu, kolaborasi tim yang solid juga memainkan peran kunci dalam kesuksesan siaran radio, untuk memastikan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh audiens yang beragam.
Wawancara dengan Astri Septiani dilakukan pada Jumat, 24 Januari 2025. Wawancara ini telah diedit agar lebih ringkas.