Saat mendengar kata “industri”, yang terlintas di benak banyak orang mungkin adalah mesin-mesin besar, angka produksi, atau istilah rumit seperti polyethylene terephthalate.
Begitu juga yang dirasakan Leonard Cahyoputra di awal kariernya sebagai jurnalis di desk industri, jasa, dan perdagangan Investor Daily.
“Saya anak IPS. Pas pertama kali meliput industri plastik, kepala rasanya langsung pening,” ujarnya sambil tertawa.
Tapi, dari pengalaman itulah Leonard belajar bahwa tantangan terbesar dalam menulis berita perindustrian adalah membuat topiknya terasa dekat dan bisa dimengerti oleh pembaca.
Dan itulah yang selalu ia usahakan: menulis berita perindustrian agar relevan, tidak hanya untuk investor dan pelaku pasar, tapi juga masyarakat umum.
Leonard berbagi strategi dan tipsnya kepada RadVoice Indonesia.
Kiat Leonard Menulis Berita Perindustrian Agar ‘Membumi’
Ada beberapa cara yang biasa Leonard lakukan agar isu-isu perindustrian terasa lebih relevan dan mudah dipahami oleh pembaca.
Pahami Siapa Pembaca Anda
Leonard tahu dan paham betul siapa audiens utamanya: pelaku ekonomi, investor, hingga pengambil kebijakan.
Tapi, itu tidak jadi alasan untuk menulis terlalu teknis. Ia tetap berusaha menggunakan bahasa yang bisa dimengerti semua kalangan.
Caranya? Dengan banyak membaca lintas desk dan mempelajari bagaimana rekan-rekannya di bidang lain menyampaikan informasi secara sederhana tapi tetap tajam.

“Kalau kita tahu cara berpikir pembaca, kita bisa menyusun informasi yang lebih tepat sasaran,” kata Leonard yang sekarang bertanggung jawab sebagai redaktur desk industri, jasa, dan perdagangan ini.
Gunakan Formula Simpel: Target, Harapan ,Tantangan
Saat meliput acara atau konferensi pers dengan waktu terbatas, Leonard mengandalkan satu rumus praktis dalam mengolah berita perindustrian:
- Target: Apa yang ingin dicapai pelaku usaha?
- Harapan: Apa permintaan atau ekspektasi mereka ke pemerintah atau pasar?
- Tantangan: Apa saja hambatan di lapangan?

Misalnya: saat meliput peluncuran mobil baru, ia akan langsung mencari tahu target penjualannya, insentif yang diharapkan, dan kendala yang mungkin dihadapi, seperti harga bahan bakar atau logistik.
“Dari tiga poin ini saja, satu berita bisa langsung terbentuk dengan narasi yang utuh,” ucap Leonard yang sudah menyelami desk industri selama lebih dari lima tahun.
Ingin mengirim berita industri ke media? RadVoice dapat membantu Anda.
Angkat Angle yang Dekat dengan Kehidupan Sehari-hari
Leonard percaya bahwa topik industri bisa jadi menarik asal kita mampu mencari kaitannya dengan hidup orang banyak.
Ia mencontohkan isu kelangkaan Minyakita. Topik ini tidak hanya bicara soal pasokan minyak goreng, tapi juga menyangkut anggaran belanja rumah tangga, warung makan, bahkan kebijakan kementerian.
Contoh lainnya adalah saat menjelang Ramadan. Isu harga pangan, distribusi bahan pokok, atau peluang usaha mikro bisa jadi sorotan utama karena pembaca benar-benar merasakan dampaknya.
“Kalau bisa bikin pembaca bilang ‘Wah, ini gue banget’, berarti kita berhasil menyambungkan isu industri ke kehidupan mereka,” ujarnya.
Baca juga: Cerita Jurnalis TrenAsia Debrinata Rizky di Balik Liputan PT GAG Nikel di Raja Ampat
Jangan Malu Bertanya, Lalu Sederhanakan
Istilah teknis memang tidak terhindarkan dalam liputan industri, namun bukan berarti harus ditelan mentah-mentah.
Leonard memiliki kebiasaan bertanya ulang pada narasumber soal ejaan dan makna istilah, lalu mengubahnya jadi bahasa yang lebih umum.

Contohnya, istilah “CBU” di sektor otomotif yang kemudian ia ubah menjadi “mobil impor utuh”.
Atau saat mendengar nama bahan kimia rumit, ia akan minta narasumber menjelaskan fungsinya secara sederhana.
“Lebih baik dibilang tidak tahu daripada sok tahu terus salah nulis,” katanya.
Tantangan Menulis Berita Perindustrian: Jargon, Data, dan Ketertarikan Pembaca
Setelah semua cara itu dijalankan, bukan berarti pekerjaan menulis berita perindustrian tanpa hambatan. Leonard menyebutkan, tantangan besar tetap ada, yakni:
- Jargon teknis: Bisa membuat pembaca berhenti membaca di paragraf pertama.
- Data yang ‘kering’: Tanpa konteks, angka produksi dan ekspor hanya jadi deretan bilangan.
- Ketertarikan pembaca: Jika isu tidak dikaitkan dengan kehidupan nyata, liputan industri bisa terasa terlalu jauh dan dingin.
Menurut Leonard, semua tantangan itu bisa diatasi selama jurnalis mau terus belajar, menggali informasi lebih dalam, dan menjaga empati terhadap pembacanya.
Kesimpulan
Menulis berita perindustrian agar relevan tidak hanya membuatnya “ringan” atau “dangkal”, tapi bagaimana menyampaikannya agar bermakna.
Leonard membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat, isu industri bisa menjadi bacaan yang menarik dan berdampak.
Pendekatan tersebut dimulai dari memahami audiens, memakai struktur narasi yang jelas, mencari sisi yang dekat dengan keseharian, hingga menyederhanakan istilah teknis.
Wawancara dengan Leonard Cahyoputra dilakukan pada Jumat, 4 Juli 2025. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.