Jurnalis Independen Ushar Daniele Meliput dengan Empati dan Hati

Ushar Daniele, jurnalis independen asal Sabah, Malaysia, telah menjalani beragam peliputan penuh warna selama lebih dari satu dekade.

Ushar Daniele, jurnalis independen asal Sabah, Malaysia, telah menjalani beragam peliputan penuh warna selama lebih dari satu dekade.

Dari melaporkan tentang isu-isu kemanusiaan hingga lingkungan, mentor Climate Tracker Asia ini juga membagikan kisahnya tentang bagaimana profesi ini mengubah hidupnya, pentingnya membangun hubungan media yang kuat, serta nilai-nilai jurnalistik yang terus ia pegang hingga hari ini.

Berbasis di Kuala Lumpur, Ushar telah melaporkan untuk berbagai media terkemuka seperti Al Jazeera English, CNN, VICE, South China Morning Post, The New York Times, dan lainnya.

Jurnalis Independen Ushar Daniele Membangun Empati

Ushar Daniele membagikan kepada RadVoice Indonesia tentang berbagai pandangan dan tantangan yang ia hadapi sebagai jurnalis independen di tengah industri media yang terus berkembang.

Bagaimana jurnalisme mengubah hidup dan cara pandang Anda terhadap dunia?

Saya tahu jurnalisme tempat saya bisa berkembang karena jurnalisme memberi saya pemahaman yang lebih dalam tentang peristiwa terkini dan realitas yang dialami rakyat Malaysia di tingkat akar rumput.

“Ini adalah kurva pembelajaran yang curam: mengasah keterampilan jurnalistik saya, tetapi juga keterampilan lunak seperti empati, kesabaran, ketahanan, dan kebaikan.”

“Jurnalisme memberi saya pemahaman yang lebih dalam tentang peristiwa terkini dan realitas yang dialami rakyat Malaysia di tingkat akar rumput,” ujar Ushar Daniele. (Semua foto oleh narasumber)

Apa pelajaran terbesar Anda untuk para calon jurnalis independen?

“Kejar sesuatu dengan penuh semangat dan berikan yang terbaik.

“Akan ada hari-hari di mana hanya mengandalkan semangat saja tidak cukup, tetapi jangan pernah menyerah.

“Terus bekerja keras untuk mencapai tujuan Anda. Cintai apa yang Anda lakukan, dan Anda tidak akan merasa dipaksa untuk bekerja.”

Apa pengalaman peliputan paling berkesan bagi Anda? Mengapa?

“Ada begitu banyak, tetapi pengalaman peliputan paling berkesan adalah saat saya meliput peristiwa MH370 pada tahun 2014. Saya masih jurnalis junior dan sulit sekali memahami berita secepat itu.

“Di bandara, saya melihat seorang ayah korban yang terlihat sangat hancur. Media berkerumun, mengejarnya untuk komentar, tetapi dia menolak.

“Saya mengikuti dari belakang, tetapi saya tidak tahu pertanyaan apa yang harus saya ajukan. Saya hanya ingin mengatakan bahwa saya sangat berduka dan kami, rakyat Malaysia, mendukungnya di masa yang sulit ini. Dia menatap saya, mengucapkan terima kasih, lalu pergi.”

Bagaimana Anda menceritakan kisah-kisah Malaysia untuk audiens global?

“Malaysia adalah negara yang penuh warna dengan keragaman budaya dan agama, yang tentu saja menambah tantangan dalam melaporkan berita.

“Namun, itu adalah keterampilan yang dapat diasah dengan pengalaman bertahun-tahun.

“Penugasan favorit saya adalah meliput cerita tentang satwa liar, khususnya harimau Malaya yang telah menjadi ikon, tidak hanya untuk Malaysia tetapi juga dunia.

“Saya mengangkat berbagai isu seperti perdagangan satwa liar ilegal, unit perlindungan dari para penjaga adat, hingga bagaimana harimau berkontribusi pada ekosistem.”

Ushar Daniele saat meliput COP28, konferensi perubahan iklim Perserikatan Bangsa-bangsa di Dubai, tahun lalu. Ushar konsisten menulis tentang isu-isu lingkungan.

Sebagai pakar media, seberapa pentingkah hubungan media bagi NGO dan organisasi lainnya?

“Saya percaya menjalin hubungan yang erat dengan LSM dan organisasi terkait lainnya sangat penting di masa kini.

“Jurnalisme tidak lagi hanya mengandalkan konferensi pers atau meliput langsung di lokasi.

“Laporan terbaik sering kali dihasilkan melalui kolaborasi antara organisasi-organisasi ini dan ruang redaksi.

“Hubungan ini harus terus dipupuk agar pelaporan dapat dilakukan secara menyeluruh dari berbagai sudut pandang.”

Ingin membangun hubungan dengan media secara organik? RadVoice dapat membantu Anda.

Apa nilai-nilai jurnalistik yang masih Anda pegang hingga hari ini?

“Tidak ada cerita yang tidak penting.

“Kadang-kadang cerita kecil justru dapat membawa perubahan besar. Saya percaya bahkan suara-suara kecil pun bisa membuat perubahan besar di dunia.

“Suara-suara kecil pun bisa membuat perubahan besar di dunia,” kata Ushar.

“Selain itu, esensi jurnalisme saat ini adalah menghadapi ancaman dari perkembangan teknologi.

“Disinformasi dan misinformasi yang merajalela membuat jurnalis dan ruang redaksi berada di posisi sulit, terutama dengan kemudahan informasi di internet.

“Tingkat kepercayaan terhadap pers dan jurnalis menurun secara drastis selama bertahun-tahun, tetapi saya yakin bahwa ketahanan adalah kunci.

“Kami akan terus melaporkan fakta secara akurat dan tepat waktu.”

Kesimpulan

Perjalanan Ushar Daniele di dunia jurnalisme membuktikan bahwa profesi ini tidak hanya tentang melaporkan berita, tetapi juga tentang memahami manusia, membangun empati, dan menjalin hubungan yang kuat dengan komunitas.

Dengan dedikasi, Ushar terus mempertahankan nilai-nilai jurnalistik meskipun dihadapkan pada tantangan besar di era digital ini.

Bagi para jurnalis muda, Ushar memberikan nasihat yang tak ternilai: lakukan dengan hati dan jangan pernah menyerah.

Dari hati, Ushar Daniele memberitakan berbagai kisah dan fenomena untuk audiens global.

Wawancara dengan Ushar Daniele dilakukan pada Minggu, 1 September 2024. Percakapan ini telah diedit agar lebih ringkas.